Pesawat terbang berjenis Wide Body Aircraft dengan model Airbus A300 baru saja mendarat mulus di Bandar Udara El-Prat Barcelona. Perempuan hamil yang menggunakan T-Shirt abu-abu, celana hitam dengan rambut kuning keemasan tercepol tinggi itu pun ikut turun bersama penumpang lainnya dari si burung besi. Dia sedikit canggung karena pulang ke kota kelahiran dalam kondisi berbadan dua seperti sekarang. Terlebih lagi Sang Ayah, Mr. George Martinez berkata bahwa ia sendirilah yang akan menjemput putri semata wayangnya. Hal itu tentu saja karena Pria itu sudah mendengar desas desus pemberitaan dari paparazi yang mengabarkan tentang kehamilan dirinya. Saat ditelpon pun sang Ayah sudah meminta penjelasan Katty mengenai hal itu. Sehingga ia berjanji akan menjelaskan semuanya secara empat mata. Akan tetapi saat ia sudah menginjakkan kaki di tanah kelahirannya seperti sekarang ini, perasaan cemas akan jalinan kasih yang tak direstui oleh Mr. George Martinez semakin menari dipelupuk netra birunya. Maka terasa semakin menipis pula keberanian dalam diri Katty untuk berkata jujur tanpa suatu kebohongan apa pun juga. Katty berfikir sejenak sembari menatap langit jingga yang tergambar jelas di atas lapangan terbang El-Prat itu. Sejujurnya ia tak tahu harus memulai semua cerita ini dari mana. Di satu sisi ia ingin menutupi berita tentang kehamilannya namun disisi lain ia telah berjanji akan berterus terang pada Pria Pertama yang sangat berharga dalam hidupnya.
Kejujuran itu juga ia jadikan kunci agar sang Ayah mau membuka pintu restu untuk kelanjutan hubungan asmaranya dengan Antonio Miguel, sang Captain team football Madrid CF.
Tak lupa pula ia berharap setelah ia terbuka mengenai semua hal yang terjadi dalam dirinya, sang Ayah berkenan menolong sahabat sekaligus calon Adik Iparnya yang kini tengah berada di kantor Kepolisian Kota Barcelona. Hal itu tentu saja karena Dominnique saat ini sedang dalam keadaan menyandang status sebagai saksi dan sewaktu-waktu status itu bisa berubah menjadi tersangka akibat menghilangkan nyawa seseorang Mark Rodriguez.
"Katttteee..."
Suara bariton khas seorang lelaki yang sangat ia kenal mengena dipekatnya langit senja lapangan terbang tersebut.
Katty menghentikan langkah kakinya. Ia berfikir sejenak dengan keadaan wajah termangu.
"Antonie, apa sebegitu dalam rasa sayang ku padamu hingga sampai kita sudah berjauhan seperti ini pun suara mu masih terdengar nyaring ditelingaku?" suara batin Katty bergema diantara ketermanguannya.
"Kaaaateee... Kaaatttyyy... Tunggguuu..."
Suara itu kembali terdengar sekali lagi bahkan semakin dekat dengannya. Alhasil ia pun dengan serta merta berbalik dan 'hup' sebuah pelukan mendarat ditubuhnya saat itu juga.
"Antonie, kau... Bagaimana kau bisa mendapatkan izin untuk datang kesini? Lalu pertandingan mu? Apa Mr. Matthew mem--"
"Kate, kau juga baru sampai?"
Katty sedikit terkejut dan memberondong banyak pertanyaan pada sang Kekasih, akan tetapi suara serak Ralph dari belakang yang memotong ucapan perempuan cantik itu pun sudah memperjelas semua.
"Ralph? Mr. Matthew? dan oh... Kalian semua juga datang ke Kota ini?" Katty bertanya seperti orang ling lung saat satu per satu team football andalan Kota Madrid itu muncul dipandangan manik matanya.
"Aku akan membawa pulang Demmy secepatnya ke Madrid, Sayang. Jadi aku meminta izin untuk datang kemari, tapi Mr. Matthew malah menyuruh Pilot pesawat jet milik Mr. Juan Sergio mendarat di Kota ini."
Antonie menjelaskan kejadian yang ia anggap ajaib dalam hidupnya itu. Bagaimana tidak, Pria plontos dengan watak keras dan sedikit temperamen tersebut bisa melakukan hal terkonyol layaknya seorang pembajak pesawat. Sementara Ralph yang mendengar cerita dari sang Captain, hanya terkekeh geli melihat perubahan mimik wajah Mr. Matthew.
KAMU SEDANG MEMBACA
MADRID, LOVE & FOOTBALL [END]
Romance[SUDAH TERSEDIA DI GOOGLE PLAY BOOK] [DAPAT DIBACA DI APLIKASI DREAME] "Cepat kau cari perempuan yang kemarin aku tiduri itu, Antonie! Cari dia di setiap sudut Madrid ini, bila perlu ke seluruh Spain. Sebuah Tatto berbentuk buluh terdapat di pinggul...