Hanya ada satu cara membuat kita jadi populer disekolah yaitu banyakin prestasi kurangin gengsi
-Quotes, Wullanjelly Jellynta
.
.
.Kenapa banyak sekali para siswa diluar ruangan band kami ? Dan itu lagi, apa-apaan ini Raka kenapa rangkulan gitu sama Wullanjelly ?
"Ada apa ini ?"
"Ini nih Vincent, pada kepo sama yang tadi nyanyi." ucap Rendy.
Wullanjelly kayaknya dia bakal jadi famous disekolah ini sebentar lagi. Cepet banget dia jadi terkenal gitu, cewek aneh yang gak jelas asalnya dari mana, bisa jadi terkenal gitu dengan cuman nyanyi doang, lah gue dulu harus mati-matian untuk dapetin famous kayak sekarang ini.
"Woy bro, kayak apa neh. Mereka pada desakan gitu."
"Wullanjelly mana ?"
"Lah, malah nanya dia. Dia dah masuk lagi ke ruang musik, dah diamanin tuh. Jadi, gimana nih ?" tanya Sam dengan gerakan yang masih melawan para murid yang kayak orang demo BBM.
"Oke, ambilin toa gih."
"Lah buat apa ?"
"Buat nyuruh mereka diamlah. Cepet gih ambilin toa."
"Kita gak bisa lewat Vincent. Pake mixcrofon ajalah."
"Terserah."
Sam mengambil mixcrofon didalam ruang musik dan di berikan ke gue yang sudah siap-siap berdiri di atas kotak kubus yang nganggur di ruang musik. Biar kelihatan kegantengan gue waktu gue nyuruh mereka diam.
Ekhem...Ekhem.. Tes...Tes..
"Hei yang ada disana... Yang ada disini...."
Oke mereka udah mulai diam, sekarang dengarkanlah suara lembut dari gue.
"Hei... Gue Vincent gue mau nanya ke loe semua.. Loe ngapain sih rusuh gitu di depan ruang musik kayak gak ada tempat lain aja untuk rusuh."
'Woy kita kepo neh sama yang tadi nyanyi.'
'Sapaan seh yang nyanyi tuh.'
'Cewekkan ya.. Kalau iya mau kita para cowok ini jadiin pacar.'
'Mending loe turun gih...'Jadi, maksud mereka ini apa ya ? Gue tau rata-rata mereka ini adalah cowok jomblo dan sebagian tadi ada yang nyuruh gue turun. SUMPAH DEMI APA??
"Iya...iya... Teman-teman kalian sabar ya.. Kalian jangan teriak-teriak gitu ya, jangan buat rusuh. Oh iya, yang di atas pohon mending turun gih, daripada ntar loe jatuh. Gue bakal kasih tau ke kalian. Tapi, nanti waktu gue ke Pak Coro. Kalau beliau kasih izin ke gue untuk kasih tau kalian. Gue Vincent bakal janji untuk kasih tau ke kalian... Kalau perlu ntar kita ini bakal buat konser disekolah biar kalian puas untuk lihat plus dengerin suara merdu punya vokalis band kami yang baru."
Huffttt... Capek juga ya ngomong kayak gini, mereka bakal ngerti gak ya. Gue ngomong apaan barusan.
'Yah, gak asik lu cent.'
'Apa-apaan ini.'
'Kamvret banget.' dan lain-lainMereka ngomel kayak gitu masa bodo yang penting gue harus lihat Wullanjelly dan langsung menuju ke Pak Coro.
"Loe gak apa-apakan Wullanjelly ?"
Dia hanya menggeleng doang. Dia gak balik nanya gitu. Gue baik apa nggak ? gue capek apa nggak?
"Kamu juga gak apa-apa?"
Tanya dia, seperti tau apa yang aku pikirkan. Aku hanya tersenyum dan menggeleng saja.
***
Ruang Kepsek...
"Permisi, Pak."
"Masuk."
"Jadi, yang tadi itu jadi, Pak."
"Iya, kamu harus bisa buat dia tetap gabung dengan group band kalian. Agar kalau ada lomba apa pun yang bersangkutan dengan band, kalian akan terus menang. Dengan begitu, sekolah kita akan menjadi terkenal." ucap Pak Coro, kepsek yang hanya memikirkan peringkat sekolah dan tidak memetingkan urusan muridnya.
"Baik, Pak."
Oke, gue sekarang harus kesana lagi, ke ruang band lagi dan memberitahukan ke anggota band cold boys agar Wullanjelly tetap masuk ke band mereka. Tapi, yang harus dia pikirkan saat ini adalah mengubah nama band itu, band yang sudah melambungkan nama mereka menjadi populer disekolah. Sekarang harus berganti nama lagi. Kalau bukan karena, Pak Coro yang menyuruh, pasti gue gak akan ganti-ganti tuh nama lagi. Males, banget gue kan ya. So, nanti kepopuleran gue bakal terganti dengan Wullanjelly Jellynta, tadi saja waktu dia nyanyi gitu, sudah banyak saja yang ngantri diluar. Apalagi, kalau sampai dia masuk ke group band gue. Bakal hancur kepopuleran gue.
Sial banget sih, kenapa coba tuh cewek aneh bin gaje bin alien binti bego gitu bisa membuat semua orang jadi mengubah pemikiran mereka, very crazy girl.. Oh gosh.. Sumpah demi apa pun.
"SIALAN...!!!"
"Vincent." panggil Bu Aingma.
Gila... Gila... Gue baru sadar kalau ada Bu Aingma waktu gue bilang 'sialan'.
"Eh, iya Bu. Ada apa ya,Bu ?" tanyaku gugup
"Kamu barusan bilangin saya apa ? Sialan ?" tanya Bu Aingma penuh selidik.
"Oh, gak kok Bu. Saya gak ada bilang ibu, Sialan. Cuman tadi lagi jengkel saja gitu. Bu."
"You lie, Vincent."
"Tidak Bu."
Tangan Bu Aingma langsung menarik tangan gue dan membawa gue ke tengah lapangan upacara. Dilihat sama semua orang... Oh my God... Very crazy teacher.
.
.
.
.
.Next...
KAMU SEDANG MEMBACA
ABSURD LOVERS
Teen FictionRevisi setelah cerita lengkap alias tamat alias udah gak ditengok lagi ama authornya. Awal cerita ini memang seperti dongeng khayalan yang tak berujung, tapi coba baca saja part berikutnya. Mengisahkan tentang seorang cewek yang ber-reinkarnasi menj...