Twenty Five

7 3 0
                                    

Rasanya itu aku mau pukul-pukul muka ngeselin si Jonest deh eh maksud aku itu si Bejo, aku sudah tidak tahan lagi aku kesel sama dia. Uch...

Vincent POV

Maksud dia apa? Mau cari muka di depan Pak Coro gitu. Sialan...!!! Gue kesel banget sama tuh bocah tengil, kalau diitung-itung tuh bocah emang 2 tahun lebih tua dari gue. Gue harus tetap santai, orang model kayak dia ini harus di lakukan dengan enjoy biar kepala tetap dingin, tidak panas.

Gue lihat kearah Wulanjelly yang dia kelihatan emosi banget,kesel, dan jengkel. Mungkin. Semua orang juga jengkel kalau seperti keadaan kami ini. Tapi, yang membuat gue kaget banget adalah Wulanjelly, dia langsung turun dari ranjang tempat dia tidur saat pingsan tadi, menghampiri Bejo.

PLAAKKK...!!!

Satu buah tamparan dari tangan anggun Wulanjelly di pipi sebelah kiri Bejo. Serius, gue baru tahu kalau Wulanjelly marah kayak gitu. You know, semua orang yang ada di Tenda itu pada noleh semua kearah kita.

"Aw,"

"Jangan kayak gitu dong, Kak Bejo. Kak Bejo kenapa kayak gitu?" tanya Wulanjelly yang matanya terlihat berkaca-kaca.

"Kayak gitu, gimana? Lagian aku tuh salah apa?" tanya balik si Bejo yang memegang pipi kirinya.

"Hiks... Kak Bejo tuh aneh yah, kan Kak Bejo nggak ada ngelatih kita, Kak Bejo gak ada datang waktu kita semua susah latihan, terus kenapa Kak Bejo yang ngambil pialanya?"

1

2

3

Gue gak tega, air mata Wulanjelly tumpah sejadi-jadinya, dia benar-benar kecewa dan sedih soal ini semua, gue juga baru pertama kali melihat dia menangis seperti itu, kesal mungkin. Wulanjelly yang gue selalu lihat ceria, ketawa bahagia, buat orang susah, nyebelin, sekarang dia menangis karena kesalahan Bejo.

"Sudah Wulanjelly loe gak usah nangis gitu, kayak anak Tk tau nggak."

"Bi-A-Rin"

"Uluh.. Uluh.. Ndak ucah nangis gitu dong, cakep," Leo mencoba menenangkan Wulanjelly.

"Ng-Gak"

Kita semua bingung, ternyata anak ini kalau nangis bisa lama juga yah. Duh, apa yang harus gue lakukan? Huft, masa gue harus pakai cara ini.

"Eh, loe kalau nangis tuh jelek, gak cakep. Gue benci loe kalau nangis."

"Incent, beneran ba-kal ben-ci a-a-ku."

"Iya, gue benci loe kalau nangis."

Wulanjelly melihat kearah gue, dia melihat gue penuh harap, yaelah baru diginiin aja dia baper.  Iya, salah gue juga sih.

"Woy, bule abal-abal Jones terlama, muka kek aspal rusak, bahasa inggris belepotan, hidup lagi, ngapain loe masih ikut kite-kite kemarih. Hah," ucap Sam yang omongannya sudah kemana-mana.

"Enak aja kalau loe ngomong, gue itu pinter bahasa inggris, muka gue tampan kayak Jojo pemain bulutangkis," nyolot si Jonest

[Kita abaikan dua bule ini yang bakal saling adu mulut]

~~~

"Btw, Pak Coro mana ya?" tanya Rendy, mereka semua yang ditanya baru sadar juga kalau Pak Coro itu nggak ada.

"Gue tahu dia dimana."

"Dimana?"

"Panggil peta, panggil peta, panggil peta..."

"Lah, malah Dore the explorer."

"Hahaha... Canda, noh si Bapak JOMBLO padahal muka pas-pasan, Bapak yang selalu memikirkan sekolah kita, tanpa memikirkan hal lainnya soal diri dia, lagi nyoba mencari Istri." tunjuk Leo yang tersenyum nakal, tapi nada sok dramatis.

Mereka yang langsung melihat arah telunjuk Leo yang bekas dia ngupil itu, langsung kaget kejang-kejang. Lah, gimana ndak kejang coba, Bapak JOMBLO yang umurnya sudah puluhan tahun aja, dikelilingi sama cewek cakep.

"Gila, tuh Bapak pake pelet apaan ya? Banyak bener cewek cakepnya," ucap Raka yang sedang meminum Teh Ko**tak, ntah milik siapa? Yang pastinya yang diyakini dari seluruh pikiran, itu dari orang-orang yang bertugas di Lapak ini.

"Guys si Bejo bawa kabur Wulanjelly," ucap Sam santai.

"Apa, bawa kabur Wulanjelly?" tanya Vincent mengulangi kalimat Sam.

"Iya."

"Woy peak, kawal lu kena kabur bebiakan tuh. Beapa muka kam tuh santai," ucap Rendy yang terkadang menggunakan bahasa daerah kalau udah panik.

"Muka gue emang selow gini, man."

"Selow aja keles."

"Udah, loe semua gak usah berantem lagi, sekarang kemana si Bejo bawa Wulanjelly kabur?" tanya Vincent yang pertanyaannya dikacangi, karena teman-temannya asyik dengan berdebatan muka Sam yang kelewat Selow.

Vincent yang sudah kesel, gedeg, dan marah banget sama mereka. Mulai meminjam toa milik Lapak itu.

"WOY..!!! BRO, LOE TAHU NGGAK KEMANA WULANJELLY DIBAWA KABUR SAMA SI JONEST ITU, LOE TAU NGGAK...!!!"

"SELOW BRO," mereka semua malah balik ngegas alias nyolot.

Vincent yang sudah nggak tahan lagi sama mereka, langsung berpikir untuk mencari Wulanjelly sendirian tak ada yang menemani. Serius nih nggak ada yang menemani dia, siapa yang mau menemani Vincent? Ikutan gih sono.

~~~

[Gak usah dibaca juga gak apa-apa]

Psstt.. Vincent

Vincent pun mencari sumber suara

Disini, di belakang panggung

Vincent menoleh kearah belakang panggung dan disitu hanya ada cewek yang gayanya nyentrik dan berdiam diri saja

Kakak Mars ini, Vincent

Vincent mengangguk dan menuju sumber suara itu

(Ada apa Kak Mars manggil gue?)

Mau tahu nggak dimana, Wulanjelly?

(Mau tahu, Kak Mars)

Tapi, kamukan gak suka sama Wulanjelly. Nggak usah ya

(Kak Mars, gue punya rahasia nih)
Psst... Psst... Psstt..

Vincent membisikkan sebuah kalimat ke Kak Mars yang mungkin akan membuat kalian tahu, diakahir cerita ini

Wulanjelly itu ada di...

(Dimana Kak Mars?)

Di Episode selanjutnya, hahahaha...

(Yah, Kak Mars)

Sudahlah, Kak Mars mau balik lagi. Mau kencan nih sama COGAN disana

(Kak, tunggu kali. Kak)

Yah, Vincent benar-benar kecewa soal ini. Tapi, mau bagaimaa lagi? Semua harus di Episode berikutnya. Btw ini cuma gambaran aja yah, alias si Author yang numpang lewat 😆😆

ABSURD LOVERSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang