Twenty (2)

17 2 0
                                    

Apa aku sudah sampai ya?

Wullanjelly POV

"Turun," ucapnya dingin.

"Eh?"

Belum selesai aku bertanya kedia, dia sudah pergi meninggalkanku sendirian. DIPAKIRAN. Huft, segitu tak sukanyakah dia sama aku.

Aw.. Kenapa kepalaku sakit yah? Duh, sakit banget lagi.

Aku berjalan sedikit lambat kearah mereka yang sudah menungguku, aku benar-benar tidak ingin membuat mereka kecewa lagi denganku. Apalagi saat tadi aku tidak langsung datang kesini.

"Ini dia si Putri Kerajaan kita, akhirnya datang juga."

"Maaf, teman-teman aku gak lihat notif dari WA."

"Ya iyalah, gak lihat. Loe aja non-aktifkan tuh WA," Vincent yang kurasa kesal, membuatku tidak bisa berbicara apa-apa lagi. Dia benar-benar membuatku sangat heran, terkadang baik terkadang pula jahat.

"Maaf."

"Ewh, lu mau pake sepatu itu untuk perlombaan ini. Apa nggak ada sepatu lain gitu, selain sepatu butut itu?" tanya Leo yang kaget saat dia melihatku menggunakan sepatu butut yang warnanya saja sudah hilang.

Aku mengangguk malu.

"Wait girl, Don't use you makeup?" tanya Sam yang logat inggrisnya berasa banget.

"Iya cewek kumal itu gak pakai make up dan dia juga gak pakai sepatu yang layak," ucap Raka yang dari tadi diam.

"Loe bawa sepatukan tadi?" tanya Vincent dan aku hanya mengangguk.

"Siniin, sepatu tinggi loe itu." Aku mengambil sepatu itu dari dalam tas dan memberikannya ke Vincent.

Vincent mengambil sepatu itu, aku tidak tahu apa yang akan dia lakukan dengan sepatu itu. Vincent mematahkan bagian tingginya itu dikedua sepatu itu.

"Siniin kaki loe, loe bilang gak bisa pake sepatu High heels-kan. Jadi, gue dah patahin haknya dan loe bisa pake."

Vincent memasangkan sepatu itu ke kakiku, aish ini baru pertama kalinya Vincent melakukan hal seperti ini. Sebelum-sebelumnnya pun dia tak pernah melakukan hal ini ke aku, kalau sudah begini mirip sekali dengan film romansa.

"Terimakasih."

"Belum selesai, baju loe tuh udah oke dan sepatu loe dah oke. Tapi, kalau muka loe kumal gitu loe masih kurang cantik," ucap Vincent yang ntah malaikat apa yang datang kedia hingga seperhatian gini ke aku.

Lagi, Vincent menarikku ke ruang make up yang sudah disediakan oleh panitia dia menyuruhku untuk menggunakan make up, dia bilang agak lebih sepadan saja dengan baju dan sepatu yang aku gunakan.

Tepat 15 menit mukaku diacak-acak dengan berbagai bubuk dan cairan itu. Aku menghampiri Vincent yang sudah bergabung dengan mereka.

"Hmm, aku sudah selesai 😳," ucapku malu-malu dan masih menunduk.

"Angkat kepala loe." perintah Vincent.

ABSURD LOVERSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang