Seven

44 26 19
                                    

Lanjut yo... Lanjut...

Hening seketika, aku merasakan pundakku dipegang oleh seseorang, aku masih menunduk, aku belum bisa mengalihkan pikiranku, karena Vincent my prince.. Dia marah karena aku. Tapi, emang aku salah apa ? Lah, tapikan tadi aku sedikit dengar kalau aku ini cewek aneh, emang se-aneh apa sih, aku ini ?

"Hei, sudah abaikan saja cowok yang lagi PMS itu." ucap cowok dibelakangku.

Aku mengangkat kepalaku, menoleh kebelakang. RAKA. Jadi, yang dari tadi dibelakangku itu, Raka.

"Kenapa ?" tanyanya sambil mengangkat sebelah alisnya.
Aku hanya menggeleng.

Kalau seperti ini, biasanya dalam film-film yang aku tonton, cowoknya itu suka sama ceweknya. Aku berdiri menghadap kearah dia, aku memberanikan diri melihat wajahnya, mataku menangkap kearah matanya sekarang.

***

Dikejauhan..
Samar-samar terlihat cewek berambut panjang, dia bukan murid sekolah ini, matanya terus melihat kearah meja segerombolan cowok dan satu cewek, tangannya dengan lincah dimainkan, mengetuk-ngetuk ke meja, seperti menunggu momen yang pas untuk memulainya.

Cewek itu terlihat mencurigakan tak ada yang mengetahui kalau dia ada disitu, dia duduk sendiri di meja itu, wajahnya tidak memancarkan aura kebahagiaan.

Waktu itu tiba...
Dia melihat kearah jam tangannya, memainkan lagi jari-jenarinya mengarah ke meja yang dari tadi dia perhatikan,senyumnya sangat licik, dia sudah beres melakukannya hingga beberapa detik, semua orang dikantin melihat kearah meja itu, diam-diam dia pergi dan menghilang.

***

Aku menatap wajahnya sangat lekat, membuat dia sedikit gugup.

"Kamu suka sama aku kan ?" ucapku spontan.

Dia langsung mendelik, melihat kearahku dengan heran. Kurasa dia akan marah, tapi dugaanku salah.

"Iya kenapa ? Aku memang suka sama kamu."

Deg...!!!
OMG.... Jawaban yang tak kusangka, kalau difilm-film itu cowoknya nggak bakal ngaku dan bakal ngeles.

"Kenapa ?" tanyanya

"Kenapa apanya ?" tanyaku makin heran.

Aku akan pergi sekarang, masalahnya sekarang semua mata melihat kearahku.

BRUUKKKK...

Sial... Kenapa lagi ini ? Aku jatuh, karena menginjak tali sepatuku sendiri dan padahal tali sepatu itu sudah aku ikat dengan benar, sialnya aku jatuh tepat berada ditubuh Raka yang langsung memelukku.

Hening again.
Why ?? Kenapa hening sih, rame gitu kek.
Aku mencoba melihat kearah dia, duh semoga dia nggak marah, semoga aja.

"Marah ya." ucapku polos.

Dia hanya diam, tidak menjawab. Apa dia marah ya ?

"Jadi..."

"Jadi, apa ?" tanyaku

"Jadi, kamu nggak mau jauh dari aku kan, kamu pura-pura jatuhkan, biar bisa aku peluk kayak gini." ucapnya percaya diri, dengan senyumnya yang licik seperti Devil.

"Kata sapa ?"

"Kata yang Maha Kuasa."

Speechles...
Nih cowok maksudnya apaan ya ? Kok jadi kesel gini ya.

"Kenapa diam ? Memikirkan masa depan kita ya."

Cih, nih anak beneran deh.

"Yey, GEER banget sih... "

"Lah terus.."

"Lepasin aku gih."

"Oke gue lepasin."

"Eh, inget ya tadi itu gara-gara tali sepatuku itu lepas, kalau gak percaya nih lihat aja lepaskan." Aku menunjuk kearah sepatuku.

Raka langsung jongkok dan
Aku mendorong badannya dan pergi begitu saja, tanpa bilang terimakasih dan saat aku pergi terdengat sangat jelas teriakan kata 'Cieeee....'

***

Huh, kata hatiku yang paling dalam atau orang bilang itu feeling-ku mengatakan jika semua kejadian itu bukan semata kebetulan saja, tapi ada dalang dibalik ini semua dan aku yakin jika dalang itu adalah DIA.

Aku mencari dia si dalang itu, ke setiap sudut sekolah, dan aku menemukannya. Sekarang dia tepat ada ditaman tepat didepanku. Lihat saja tuh anak.. Akan aku habisi dia...

Lihat saja ya....
.
.
.

Jedar...jeder...
Cieeee... Nih cerita napa jadi ke situ-situ ya...
Busyet gue sebagai author juga bingung sih..

Yang pentin baca terus and don't forget jangan lupakan cerita ini.... Please...

ABSURD LOVERSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang