Sixteen

20 12 4
                                    

Wah, lama gak up jadi kangen nulis lagi, lanjut aja yah langsung...
Ingat hanya untuk kesenangan pembaca dan penulis...

Cewek itu tiba-tiba duduk disebelahku, tanpa bilang apa pun dia hanya diam saja. Ya, cewek nerd and smart di kelas itu memang pendiam, tapi ntah bagaimana? Dia bisa jadi ketua kelas, eh maksudku wakil ketua kelas. Huh, dia diam begitu dan melihat ke arahku saja sudah membuat moodku jelek dan makin jelek.

"Kamu juga mau bilang kayak mereka juga." ucapku malas-malasan.

Dia hanya menggeleng, dia mengubah posisi duduknya mengarahku dan memperbaiki letak kacamatanya yang sedikit menurun.

"Maaf, kalau aku membuatmu tidak nyaman, dari awal kamu masuk, kamu sudah berteman sama mereka ya."

"Tidak tahu."

"Nanti istirahat aku mau ngobrol sama kamu, kamu maukan."

Aku hanya mengangguk. Aku gak tau mau ngomong apalagi. Tapi, kalau dipikir-pikir sih emang dari awal kayaknya aku bareng mereka terus deh, atau karena aku tidak mau membuka diri untuk yang lainnya ya. Ah, sudahlah. Aku menidurkan lagi kepalaku dengan malas-malasan lagi dan lagi.

"Eh, Sam kasih tau ke pacar lu. Kalau istirahat kita latihan." ucap Vincent keras dan mungkin di sengaja yang membuatku semakin jengkel.

"AKU GAK BISA."

Ucapku dengan nada yang cukup tinggi lagi dan membuat mereka diam melihatku dengan tatapan yang membuatku merinding.

"Hei... Hei... Wullanjelly, kenapa? Jangan teriak-teriak gitu dong. Gue-kan hanya bilang gitu aja, lagi PMS loe," Vincent, hah dia benar-benar membuatku ingin menamparnya atau memukulnya, aku tidak suka dan sangat tidak suka dengan gayanya sekarang.

Eh, tapi btw dari tadi aku gayanya gini-gini terus ya dan aku bertahan dengan gaya yang seperti ini, tanpa berubah dari bulan lalu, huh da*** author wattpadnya pemalas, batinku dalam hati.

Heh, Wullanjelly.. Loe bilang gue paan? Pemalas, huh itu adalah sebuah pe-ni-pu-an.

Ih, emang si authornya pemalaskan.

Up to you. Mau gue pemalas or no, suka-suka gue, dah-lah gue mau lanjutin cerita ini, siap-siap aja akan ada kejutan for you 😉

Menghilang lagi, hah author mars yang selalu mengelak jika dibilang pemalas.

Teettt... Teeettttt... Teettt...

Hah, jadi ini yang dimaksud kejutan, jadi sekarang aku jalan dan ketemu sama cewek itu, harus ya sekarang. Huh, padahal aku mau malas-malasan lagi, gara-gara omongan Vincent aku jadi muak banget deh. Huft...

"Hei... Aku tunggu kamu di bawah pohon besar di taman ya. Kalau mood kamu bagus nanti temuin aku." kata cewek itu. Dia gak lihat apa mood ku ama mukaku lagi hancur begini. Huh, tapi karena aku anak yang baik hati, sayang teman dan selalu jadi orang yang rendah hati, maka aku akan menemuinya, ku rasa. Tapi, kakiku berat sekali.

Oh Tuhan, apalagi ini. Sam pakai mendatangiku lagi, duh inikan bisa membuat anak-anak lain salah paham dan menganggapku benar-benar pacaran dengannya.

"Wullanjelly, sekarang kita latihan." ucapnya dengan duduk didekatku.

"Oh, aku lagi ada janjian sama cewek wakil ketua kelas."

Dia hanya mengangguk dan mengetikkan sesuatu di smartphone-nya. "Cek pesanku."

Aku memegang handphoneku dan membaca pesannya, Vincent mau minta maaf. Dia bilang seperti itu. Tapi, aku masih marah dengannya aku tidak ingin menemuinya aku membencinya kali ini.

Akhirnya kakiku bisa juga melangkah keluar dan pergi ke taman, sama seperti sebelum-sebelumnya kakak kelas masih sering menggodaku yang berbeda hanyalah dari siswa perempuan, mereka melihat kearahku dengan tatapan sinis, tapi aku masih mengabaikan bisikan mereka itu.

***

Sampai juga di taman, aku mencari cewek itu. Berharap dia masih menungguku, lama juga aku mencari dia. Ketemu, dia masih disana. Hmm, bedanya aku sama dia itu terletak dari dia sangat menyukai buku tebal yang orang-orang menyebutnya dengan Novel atau buku pelajaran atau apalah itu yang biasanya dibaca sama anak-anak yang pintar.

Aku melangkahkan kakiku kearahnya.

"Hai."

Dia menoleh kearahku, dia tersenyum dan menggeser duduknya agar aku bisa duduk disampingnya.

"Hai juga, aku pikir kamu tidak akan datang."

"Aku datang pasti kok. Ada apa? Katanya mau yang ada dibicarakan. Soalnya aku mau latihan sama anak band."

Dia terdiam dan menarik nafasnya.

"Hmmm, maaf aku cuma mau bilang. Kita padahal satu kelas. Tapi, kenapa kamu selalu sama anak cowok-cowok itu? Dan kurasa kamu tidak pernah  bergaul dengan anak-anak perempuan. Ah, apa kamu berpikir semua anak perempuan sama dengan geng Trilili itu. Tidak, kami tidak sama. Oh, aku harap kamu bisa berteman dengan anak perempuan, mereka sangat ingin berteman denganmu. Tapi, melihatmu selalu dengan cowok-cowok band itu, mereka mengangapmu kalau kamu tidak menyukai mereka. Oh iya, ada satu hal lagi. Aku hanya ingin bertanya satu hal lagi. Apakah kamu pacaran dengan Sam? Kalau iya lebih baik kamu putusin saja dia. Kakak kelas perempuan dan beberapa anak perempuan lain menatapmu sinis. Gosip itu juga sudah menyebar luas di sekolah ini. Aku ingin kamu berpikir lagi tentang omonganku ini."

Dia mengucapkan semua itu, tanpa berhenti sedikit pun, itu sangat hebat. Ternyata anak perempuan ingin berteman denganku. Eh, tunggu aku kan tidak berpacaran dengan Sam.

"Oh iya katanya kamu mau latihan ya. Sampai bertemu lagi."

Dia berdiri dan pergi.

ABSURD LOVERSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang