Bab 4

54.1K 2.5K 58
                                    

BAB 4 : "Alaric Band SMA Victory."








Masih Hazel POV



Keanu anak band?

Keanu anak band?

Keanu anak Band?

Emang ada anak Band dingin kayak gitu?

Aku menggeleng-geleng tak percaya, yang benar aja Keanu anak Band. Kelihatannya dia lebih cocok jadi pemain Basket dari pada Anak Band. Apalagi kalau dilihat ia lebih suka ke ruang Gym kalau di sekolah.

Hrvy-La la la la la (Means I love you)

Hrvy-Holiday

Musik pun mulai melantun, Keanu mulai memetik senar gitarnya, teman-temannya yang lain juga mulai memainkan bas, melody dan drum dan Eric menyanyikan sebuah lagu.

Ternyata Eric punya suara yang bagus , dimana ia menayanyikan lagu dengan nyaman dan Santai, sesekali kakiku yang dibalut sepatu kets ini menghetak pelan mengikuti alunan musik. Eric menaburkan pandangannya kepada setiap orang disekitarnya terutama penonton dan pasangan-pasangan yang hadapannya.

Sampai Pandangan Eric membaur hingga menemukankku di bagian pojok kafe. Ku yakin ia melihatku dan mengenaliku walaupun kami hanya satu kali bertemu waktu saat itu. Kulihat Eric kembali melempar senyumnya dan melambai padaku, itu tandanya ia memang mengenalku walau aku sempat menoleh kebelakang kali saja ada orang lain yang dia sapa selainku, tapi temboklah yang berada di belakangku.

Kini aku berpindah menatap kearah Keanu, Hell cowok Es itu memain kan gitarnya dengan wajah datar, tak ada sedikit senyum yang ingin ia berikan pada penontonnya. Sesekali Keanu Menyanyi.

Keanu menyanyi sebagai suara bayangan, ia membayangi ketika Eric sedang menyanyikan nada tinggi. Oh ya tuhan Keanu sekarang sedang ngomong eh maksudnya nyanyi, maksudnya lagi mengeluarkan kata lewat mulutnya, lebih tepatnya mengeluarkan suara di depan orang banyak, padahal kan ia sering irit kata.

Ah, suara Keanu Falesss!!!, Ujar dewi batinku.

Pertunjukan Alaric Band berlangsung sekitar 10 menit kurang, penonton bertepuk tangan atas penampilan mereka, aku juga memberikan apresiasi dengan bertepuk tangan walau bahkan aku sendiri pun tak mendengar suara tepuk tanganku.

Mereka berlima turun dari panggung, Eric berjalan kearahku, dan diikuti dengan keempat temannya. Ia mulai menarik kursi didepanku dan mulai diikuti oleh dua temannya yang tadi bermain melody dan bas.

"Lagu nya bagus!" seruku.

Keanu dan si pemain Drum masih membereskan sesuatu sampai mereka ikut menyusul. Si pemain Drum mengambil dua kursi yang ku tebak untuk nya dan Keanu. Bersamaan dengan datangnya pesanan mereka.

"Hazel kan?" ucap si pemain Drum itu.

Aku mengangguk lalu melihat kearah Keanu, ia melihat ku sekilas lalu mulai duduk disamping Eric.

"Lagunya nyiptain sendiri ya?" tanyaku.

"Oh,bukan. Lagu ini Ken yang nulis," sahut Eric.

"Gue juga bantu nulis di lagu kedua." Seru si pemain Melody.

"Oh,ya."

"Iya. Eh kenalin ini Hazel, anak kelas satu yang jadi Tenar dikelas kita itu loh," Eric memperkenalkanku pada teman-temannya.

"Coklat!" seru si pemain Melody. "Gak ada coklat-coklatnya sama sekali, orang bening gini."

"Ya Alloh jadi Elu yang sering diceritain Levin. Katanya lu jelek, gendut, bantet, pendek."

21 DAYS WITH MY ICE BOYFRIENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang