Bab 33: "Hujan."
Hari Ke-24
"Mau kemana?" tanya Harris, ia duduk diatas sofa sambil nonton live pertandingan bola tim favoritnya dari Maxbook.
"Nonton."
"Sama siapa? Keanu?"
"Bukan? Sama Ka Eric."
"Oh, yang kemarin."
"Iya. Hazel berangkat ya ka."
"Iya, kalo udah selesai langsung pulang."
Hazel membuka pintu utama rumahnya dan melihat Eric yang berdiri menunggu disana. Ia kembali mengingat momen saat ingin pergi nonton bersama Ken, waktu itu kebetulan Ken dan Hazel memakai pakaian dengan warna yang sama.
Cuman kali ini Hazel memakai hotpans, jaket Levis ukuran besar dengan tanktop putih. Berbeda dengan Eric yang memakai jins putih dan jaket merah.
Eric dan Hazel berangkat. Selama tiga puluh menit mereka tiba di CinemaXX. Hazel sudah membawa popcorn dan minuman, lalu ia dan Eric duduk bersebelahan. Kali ini bukan kursi couple seperti waktu itu.
"Diluar harinya mendung, kayaknya mau hujan." Ucap Eric saat film baru dimulai.
"Huh," Hazel melihat Eric.
"Kan seru, film nya action horror terus cuacanya dingin sama hujan." Eric terkekeh.
Tapi Hazel mendadak merasa dag,dig,dug. Yang benar saja disaat ingin menikmati film seru seperti ini hari tiba-tiba hujan, batin Hazel.
******
Film baru berjalan selama 30 menit dan Hazel mulai merasa gelisah karen ai tahu diluar sana sudah mulai hujan.
Eric menengok kesamping melihat Hazel, ia berpikir kalau Hazel takut atau sebagainya dengan film yang mereka tonton saat ini.
"Lo gak apa-apa kan?" tanya Eric.
"Heh, Enggak. Ka gue ke toilet bentar ya."
Hazel berdiri lalu mulai menyusuri barisan orang-orang dan ia pergi keluar.
Saat tiba di toilet, Hazel mendapat telpon dari Harris, ia sempat kaget tapi ia juga merasa senang setelah mendapat telpon dari kakaknya.
"De lo dimana, mau dijemput?"
"Gak usah ka."
"Jangan ngeyel deh, kirimin alamatnya sekarang biar gue jemput elo sekarang juga."
"Iya nanti Aku kirim."
"Jangan kemana-mana, ini itu Hujan."
"Disini gak lebat kok ka." Ucap Hazel gugup, ia mulai mondar-mandir.
"Udah tunggu aja,"
"Iya."
Setelah menutup telpon Hazel memasukan ponsel kedalam saku jaketnya. Ia lalu mulai menghidupkan kran air diwastafel dan mencuci wajahnya yang sudah berkeringat.
Hazel tahu ia mulai merasa ketakutan tapi ia tidak mau kakak atau pun Mamanya khawatir dan terburu-buru mencari dirinya ditengah hujan.
Dari kaca jendela Hazel bisa melihat kalau hujan mulai turun dengan deras. Mendadak Hazel merasa pusing dan ia mendengar suara hujan yang begitu menusuk pendengarannya.
Hazel keluar dari toilet terburu-buru, dan ia mulai mencari-cari tempat untuk berlindung. Meski ada beberapa orang yang berlalu lalang Hazel tidak berkata atau meminta bantuan mereka.
Hazel berdiri dan bersandar didinding, tangannya mulai menutup telinganya. Ia bisa mendengar hujan yang jatuh dengan jelas. Dan Hazel tidak mungkin berlari untuk menemukan Eric sekarang juga.
Mendadak Hazel tidak bisa berpikir jernih, rasa takut begitu memenuhi pikirannya sehingga ia merasa sakit dibagian kepalanya.
Hazel berjalan sampai ia memasuki bagian lorong yang memiliki lampu yang redup. Hazel tahu ia harus kemana, ia akan pergi ketempat biasa yang ia masuki jika ada hujan. Dimana pun itu tempat itulah salah satunya. Hazel tahu ini bukan rumahnya dan tidak punya ruangan kedap suara seperti kamarnya.
*****
Ken tiba dirumah sebelum hujan membasahi tubuhnya. Ia baru saja datang dari rumah Adam setelah menyelesaikan lagu-lagu Alaric band.
Baru sampai Ken mendapatkan telpon dari nomor yang tidak dikenalinya. Tapi kali ini Ken tidak mengabaikannya seperti dulu-dulu waktu ia menerima nomor asing ia selalu mengabaikannya.
"Ini Keanu?" suara cowok yang Ken dengar dari sebrang ponselnya.
"Iya."
"Gue Harris, Gue bisa minta tolong gak?"
"Apa?"
"Kebetulan gue lagi ada kendala dijalan. Tolong jemput Hazel, ini kan hujan,, jadi dia itu semacam takut sama hujan, lo tau kan-,,"
Ken diam, ia tahu maksud Harris. Mungkin Harris pikir Ken tidak tahu ketakutan Hazel, tapi Ken sudah tahu itu semua.
"Dimana?" sahut Ken cepat sebelum Harris ingin menjelaskan lagi.
*****
Ken belum sempat menginjakan kakinya kedalam rumah, ia langsung kembali mendekati motornya dengan tergesa-gesa masih membawa tas di punggungnya, memakai helmet dan melaju dengan motornya diatas derasnya hujan yang turun sore ini.
Cuaca sangat mendung, tapi Ken tidak peduli. Ia bisa saja celaka karena jalanan akan licin jika diguyur hujan dan ia mengendarai motornya dengan kecepatan setinggi itu.
Yang Ken pikirkan sekarang adalah Hazel. Ia harus menyadarkan dirinya sendiri kalau ia khawatir dengan gadis itu, ia tidak bisa bersikap kalau ia tidak bisa peduli, sebenarnya ia sangat peduli.
Saat mendapatkan telpon dari Harris yang mengatakan padanya kalau Hazel sedang pergi keluar bersama Eric untuk nonton, Ken langsung sadar kalau Eric tidak tahu sama sekali masalah Hazel dengan hujan. Ya Eric belum tahu! itu yang pertama kali dipikirkan Ken kalau Hazel belum memberitahukan Eric juga.
Beberapa menit kemudian Ken tiba di CinemaXX, ia memarkirkan motornya. lalu lari masuk kedalam gedung itu. Ken yang memakai jins san hoodie berwarna merah muda itu pun tidak peduli kalau ia sudah basah kuyup.
******
Gak males update, tapi males baper kalo lagi nulisnya. apalagi kalo lagi puasa-puasa gini..
wkwkwk baper ujung-ujungnya kepikiran sendiri dari malam sampai pagi
VOTE YAKKKK
Thankfull<3
KAMU SEDANG MEMBACA
21 DAYS WITH MY ICE BOYFRIEND
Teen FictionHazel, seorang cewek yang Begitu Normal. Dia gak cengeng, bawel, alay, cerewet tapi dia itu bersikap ditengah rata-rata cewek Remaja pada umumnya. Tahun 2017 adalah tahun dimana Hazel duduk dibangku SMA. Tiga bulan bersekolah di SMA Victory. Bertepa...