Bab62

28.5K 1.5K 39
                                    

Bab 62 : "Karena lo udah pernah jadi pahlawan gue, sekarang gue pengen jadi pahlawan lo."




*********

Hazel mengurung dirinya sepanjang malam di dalam kamar, ia menghubungi Harris beberapa kali namun Harris tidak meresponnya, entah Harris sibuk atau Apa jadi Hazel mengirim beberapa E-mail kepada Harris.

Sampai di pagi hari Hazel juga tidak bergerak dari tempatnya tidurnya. Ia membiarkan dirinya menangis dan berpikir jika seberapa jahat Mama nya selama ini kepadanya.

Hazel mengirim pesan kepada Luna kalau ia akan absen dari sekolah hari ini, setelah itu Hazel mematikan ponselnya dan menyimpannya didalam laci. Hazel benar-benar ingin sendiri dan menenangkan dirinya dulu.

Tirsa mondar-mandir di depan kamar Hazel, ia tidak bisa tidur nyenyak. Pagi-pagi ia memeriksa Hazel lagi dan ternyata pintu kamarnya masih terkunci, sayang Kunci cadangan pun Hazel simpan didalam bersamanya.

Pagi ini Tirsa mengetuk pintu kamar Hazel berkali-kali, ia menyiapkan segelas susu hangat dan pancake pisang madu kesukaan Hazel. Tapi semua usaha itu sia-sia, tidak ada sahutan dan Kamar Hazel terdengar senyap seperti tak berpenghuni.

Bel rumah tiba-tiba terdengar, Tirsa menyimpan sarapan pagi Hazel dan buru-buru pergi keluar untuk melihat siapa itu.

Saat pintu terbuka ia melihat Ken disana yang sudah rapi memakai pakaian sekolah, Ken tentu saja menjemput Hazel. Tirsa mempersilahkan Ken masuk lalu ia bercerita setelah Ken duduk di ruang tamu.

"Hazel tadi malam ngurung diri di kamar sampai sekarang," ucap Tira, Ken melihatnya, berusaha menyimak dan ingin mendengar kelanjutannya.

"Hazel tau kalau Tante menyembunyikan status Papa nya, jadi dia marah."

***********

Ken memegang gelas di hadapannya dengan kedua tangan, ia belum meminum minumannya setelah selesai menikmati makan siang, pandangannya kosong menatap kedepan dan memikirkan sesuatu.

Jamie dan Tobias yang duduk di depan Ken sedang bergosip ria. Didepan meja hanya ada mereka berempat. Jamie, Tobi, Adam dan Ken. Eric jarang bergabung dengan mereka karena ia sering ikut makan di meja pacarnya.

"Lo berdua ngomongin apa sih?" tanya Adam, ia merasa canggung dengan sahabat-sahabatnya sendiri.

Tobi menyengir. "Itu tuh, Mama barunya Viona cantik." sahut Adam.

"Emangnya kenapa? Lo suka Mamanya Viona?" tanya Adam dan Tobi pun tertawa, Adam tahu dugaannya benar.

"Mama muda dam, yaa lo tau lah," tambah Jamie. Ia dan Tobias sama-sama sepemikiran.

"Lo berdua mau jadi Pelakor?" tuduh Adam.

"Enggaklah," sahut Tobi cepat, "Gue kan anak baik-baik."

"Pretttt.." sahut Jamie sambil tertawa. Jami melirik ke arah Ken dan ia terkejut karena Ken menatap tajam kearahnya.

"Masaalloh.. Lu kenapa Ken? Kerasukan?" Jamie langsung cengengesan.

Adam melirik ken. Saat mata teman-teman nya memperhatikannya, Ken menarik napas, mengedipkan matanya lalu meminum minumannya.

Ken meletakan gelas keatas meja. Ia berdiri. "Gue cabut duluan," Gumamnya. Mendorong tempat duduk dengan paha bagian belakangnya dan melangkah lebar meninggalkan ketiga temannya di kantin.

Ketiga temannya memaklumi dan tidak mempertanyakan sikap Ken karena Kenn memang seperti itu.

Ken berlari menaiki tangga menunggu lantai dua, tiba di depan kelas Ken menyandarkan punggungnya di pagar batu dan mengecek ponselnya.

21 DAYS WITH MY ICE BOYFRIENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang