Bab 36 : "Keong Emas."
Hari Ke-26
"Jangan lupa jemput Hazel ya kak!" Seru Hazel, Harris menaikan sebelah alisnya lalu ia menutup jendela mobil dan pergi.
Hazel menghadap kegerbang sekolahnya, kedua tangannya memegang kedua tali sisi tas kanan kiri nya.
Sebuah taksi berhenti beberapa meter dari Hazel. Hazel menengok kesamping tanpa sengaja, dan ia melihat Ken keluar dari taksi itu. Ia membatin tumben Ken tidak naik motor seperti biasanya.
Hazel melihat Ken sampai ia lupa kalau ia harus buru-buru masuk kedalam kelas sebelum si Sacurity menutup gerbangnya karena lima menit lagi bel masuk dibunyikan.
Ken berdiri tegap dan ia tidak memakai almameter. Seragam putih dan dasi coklat keabu-abuan yang melilit lehernya seakan menambah wibawa pada dirinya. Ken seakan bersinar saat matahari pagi menyoroti kulit putihnya.
Ken menoleh kearah Hazel berdiri, Hazel sendiri sempat terkejut setelah mendapati Ken yang juga melihat dirinya disana. Tapi tatapan itu seolah tak mempunyai makna apa-apa, apalagi setelah Ken kembali menghadap kedepan dan mulai melangkah melewati gerbang dan masuk kedalam kawasan sekolah.
Hazel tertengun, ia nyaris tak percaya kalau Ken hanya melihatnya saja. Hazel yakin, mata mereka telah bertemu, tapi ia tidak mendapatkan respon lebih dari Ken selain ditinggal masuk duluan oleh cowok itu.
Pikiran itu kembali memenuhi hati Hazel yang tiba-tiba berdetak cepat setelah ia mendapat percikan listrik dari mata itu. Jadi, apa makna pelukannya waktu itu, apa artinya suara jantung Ken yang begitu terdengar jelas ditelinga Hazel kala itu, apa artinya saat tangan itu mengelus lembut rambutnya saat itu.
Bibirnya bergetar saat mengingatnya, Ini masih pagi dan Hazel tidak mau merusak riasan wajahnya kalau ia harus menangis. Dan memangnya kenapa ia harus menangis. Sebenarnya tidak ada arti apa-apa dari itu semua selain rasa kasihan karena Hazel pengidap ketakutan.
"Hazel gak masuk?"
Hazel menoleh cepat, ia akan menangis kalau seseorang tidak dengan cepat menegurnya. Hazel lantas melihat Raisa salah satu teman sekelasnya disana.
"Iya, Ayo bareng." Sahut Hazel, sambil berdehem menetralkan suasana tenggorokannya yang tiba-tiba kering dan tercekat.
*****
"Joshua! Balikin gak!" Hazel mengejar Joshua karena cowok aneh dengan kekuatan lari secepat monyet itu mengambil ponsel Hazel. Sebenarnya tidak ada yang aneh-aneh didalam ponsel Hazel tapi ia hanya takut kalau Joshua membalas chat dari teman Hazel dengan kata-kata jorok dan aneh.
"Ambil aja kalau bisa."
Hazel masih mengejar Joshua disepanjang lorong kelas satu, dan Hazel berkali-kali hampir terjatuh karena beberapa anak tangga yang naik turun disetiap belokannya.
Awalnya Joshua mengambil dan menyembunyikan buku catatan Luna hingga ia mengamuk, setelah Luna menemukan bukunya Joshua kembali berpindah sasaran dan mengambil ponsel Hazel saat ia lagi asik-asik bermain ponsel.
Luna dan Hazel yang awalnya mengejar Joshua. Tapi karena kegilaannya yang seperti psikopat Joshua juga menarik sepatu Luna dari kakinya lalu membuangnya keluar jendela. Jadi Luna memilih berkeliling sekolah untuk tiba dibelakang kelas menemukan sepatunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
21 DAYS WITH MY ICE BOYFRIEND
Teen FictionHazel, seorang cewek yang Begitu Normal. Dia gak cengeng, bawel, alay, cerewet tapi dia itu bersikap ditengah rata-rata cewek Remaja pada umumnya. Tahun 2017 adalah tahun dimana Hazel duduk dibangku SMA. Tiga bulan bersekolah di SMA Victory. Bertepa...