Bab22

38.9K 1.7K 22
                                    

BAB 22 : "Razia!"











Hari ke-16 [Selasa, 26 september 2017]

Hazel dan Luna menyusuri koridor sekolah, mereka berdua habis kembali dari kantor guru setelah mengumpulkan surat-surat izin camping lalu menyerahkannya. Raka si ketua kelas mendadak sakit perut lagi dan tugas menyerahkan surat izin pun jatuh pada Luna.

"Emangnya Raka makan apa sih, ko sakit perut terus." Tanya Hazel pada Luna di saat mereka ingin kembali kekelas.

"Mana gue tau. Makanan nya jorok kali makanya sakit-sakitan. Tapi Raka masih mau ikut camping tuh, gak takut apa kalo tiba-tiba di bus atau di perkempingan nanti mau BAB, kan susah."

Hazel dan Luna mendadak tertawa. "Aduhhh..ada-ada aja deh." Jari luna menyentuh ujung matanya yang berair.

"Eh Lun, gue ketoilet dulu yaa.. duluan aja."

"Iya. Cepetan. Jangan sampai sakit perut."

"Gue gak BAB.. gak lebih-lebih."

"Iya-iya buruan kekelas ya."

Hazel berbelok arah menuju toilet. Dalam diam ia masih ingin tertawa mengingat pembahasannya tentang Raka tadi bersama Luna.

*****

Hazel menyalakan kran air dan mencuci tangannya di wastafel, ia juga melonggarkan kancing almameter yang terlalu membabat tubuhnya, terlebih karena Hazel habis tertawa terbahak-bahak, pasti pakaiannya mendadak terasa sempit.

Ia menata rambutnya sebentar sebelum pergi keluar dan dikejutkan oleh penampakan seseorang yang mendadak menjadi tidak asing lagi dikehidupannya.

Levin tersenyum lebar menarik kedua sudut bibir nya saat ia melihat Hazel yang hampir mengeluarkan bola matanya dengan melotot terlalu berlebihan. Sebenarnya Hazel nyaris melompat terbang kalau pintu dibelakangnya tidak tertutup.

"Gue ngagetin lu ya, kayak hantu?" Tanya Levin sambil tertawa. Ini kali pertama nya Hazel melihat Levin agak cengengesan.

Iya. Lo lebih ngeri dari hantu dan kalau gue ketemu hantu gak sesering ketemu lo!, Batin Hazel. Gadis batinnya mendadak pusing Karena jantung Hazel yang berdetak cepat memukul kepalanya.

"Sampai ketemu di zona camping."

"Huh!"

"Zona Camping?" Levin mengulangi. "Gue bagian dari tim sukses camping besok, jadi sampai jumpa di hutan."

"Gue gak ikut, sayangnya." Hazel menelan ludah kasar. Ia lupa kalau Levin wakil ketua osis jadi pasti Levin ikut serta dalam hal apapun.

"Dan lo pasti ikut. Sayangnya gue udah tahu."

"Darimana?" tanya Hazel cepat sebelum Levin menyelesaikan kalimatnya.

"S.I.L"

"Apaan tuh?"

"Surat Izin Lo!" Levin Tertawa lagi.

"Huh,"

"Gue tau lu ikut coklat, jadi sampai jumpa di zona camping. Setidaknya lo punya waktu luang karena ikut camping. Dan gue bakal minta waktu lo buat masalah kita."

Kita? Prett? Batin Hazel.

Setelah ngomong Levin pergi, Hazel tertengun sejenak. Apa itu baru saja terjadi? Tanyanya sendiri. Levin hanya mengatakan itu tanpa mengganggunya dalam hal lain yang seperti biasanya memaksa Hazel untuk ikut dengannya dengan menarik lengan cewek itu. Tapi Hazel tak berharap lebih, ia bersyukur hal itu tidak terjadi hari ini.

21 DAYS WITH MY ICE BOYFRIENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang