BAB 25 : "Kandang Macan Hutan."
Hari ke-18 [Kamis 28 september 2017]
Hazel dan Luna tertawa-tawa saat mereka sedang sarapan pagi didepan tenda, lalu kedua nya juga tidak lupa memberikan tatapan curi-curi pada Sandra yang juga sedang dengan asiknya live streaming.
"Ngapain sih lo berdua liatin gue mulu?" seru Sandra saat dirinya sadar kelakuan Hazel dan Luna yang mencuri pandang padanya.
"San, lo nggak inget?" tanya Hazel.
"Apa?" sahut Sandra lagi.
"Serius lo lupa?" tegas Luna sambil terkekeh.
"Apaan sih!" pekik Sandra dengan penasaran.
"Tadi malam, lo ngorok San sumpah." Luna tertawa lalu diikuti juga dengan Hazel dan teman-teman mereka yang juga ikut sarapan pagi disana.
"Luna!" pekik Sandra. Ia melempar Luna dengan bungkus minuman dalam kotak. "Gue lagi ngelive, orang-orang bisa denger."
Sebelum Sandra dan Luna jambak-jambakan, Levin dan beberapa anggota Osis lainnya datang dengan maksud mengintrupsi dan meminta para peserta camping untuk berkumpul didepan pos.
*****
"Kalian akan dibagi menjadi beberapa kelompok. Dalam satu kelompok terdiri dari banyak orang jadi dimohon kerja samanya."
Setelah sedikit kata pengantar dari pak Fandy, ketua Osis, Levin, Beryl dan Julia dari kelas dua maju kedepan dan mereka mulai memanggil nama anak-anak yang mau dimasukkan kedalam kelompoknya.
"Luna," seru Beryl.
"Ken." Seru si Ketua Osis.
"Sintia," Seru Julia.
"Hazel." Seru Levin.
.....................
Jantung Hazel tiba-tiba berdetak kencang saat Levin menyebutkan namanya, Hazel sekarang adalah salah satu anggota kelompok Levin, dan yang paling penting Hazel dan Luna berbeda kelompok.
Rata-rata Levin memilih anak kelas sebelas dan semua adalah temannya, yang masih di kelas sepuluh Cuma Hazel, Nadia, dan Brandon pacar Luna.
Hazel semakin yakin kalau Levin akan membunuhnya hari ini, tapi Hazel tidak yakin ia bisa bertahan ketika satu kelompok dengan Levin.
"Anggota gue, ayoo barisss!" suruh Levin.
Hazel melapalkan beribu-ribu jimat. Ia hanya tak ingin Camping nya yang seharusnya menyenangkan dan membuang segala stress yang ia dapat disekolah, malah menambah stress bagi nya.
"Hazel," Dua orang berujar dan salah satunya menyentuh bahu Hazel.
Hazel berucap syukur dalam hatinya saat ia melihat kedua orang itu. "Jamie, Adam!"
Jamie dan Adam melambaikan tangan secara bersamaan. "Wah kita satu kelompok yaa!" Adam terkekeh.
Hazel berpindah posisi dan berdiri ditengah-tengah Jamie dan Adam. "Gue ngumpet disini ya." bisik Hazel pada keduanya.
"Oke-oke," Sahut Jamie sambil berusaha menutupi tubuh Hazel dengan jaket besarnya. "Lu takut Levin kan?" Tebak Jamie yang kadang benar di pikiran Hazel.
*****
"Kita sebenarnya mau kemana sih?" tanya Adam. Mereka berbaris memanjang dan berjalan setidaknya sekitar 45 menit yang lalu.
"Ya nyari pos sama bendera." Sahut Jamie.
"Yang pertama itu tadi pos 1 ya?"
"Iya itu pos dua udah kelihatan." Jamie menunjuk kedepan sana, ada sebuah bangunan kecil yang mirip gubuk tapi masih bagus dan terawat.
KAMU SEDANG MEMBACA
21 DAYS WITH MY ICE BOYFRIEND
Ficção AdolescenteHazel, seorang cewek yang Begitu Normal. Dia gak cengeng, bawel, alay, cerewet tapi dia itu bersikap ditengah rata-rata cewek Remaja pada umumnya. Tahun 2017 adalah tahun dimana Hazel duduk dibangku SMA. Tiga bulan bersekolah di SMA Victory. Bertepa...