Bab67

36.6K 1.9K 243
                                    

Bab 67 : "Balikan!"











************

"Woi!"

"Oi Ken!"

Jamie memukul meja Ken dan mengganggu Ken yang tengah asik dengan sebuah pena dan jurnal yang biasa menjadi tempatnya menulis dan menuangkan inspirasi menjadi sebuah lirik lagu.

"Ken pulang sekolah nanti temenin gue ya ke toko Mama nya Hazel. Gue pengen beli cake buat nyokap." ucap Jamie.

Ken tidak menanggapi Jamie, ia masih sibuk dengan kata-kata yang baru saja di rangkainya. Ken sadar kalau ia sedang tidak bisa berkonsentrasi dengan baik sejak tadi malam, imajinasi Ken untuk lirik yang di tulisnya kali ini mendadak berujung gagal dan kurang nyambung.

"Lo kenapa sih, berantem sama pacar? Ya namanya juga hubungan pasti ada fighting nya lah.." ujar Jamie lagi.

Jamie mengambil ponsel Ken yang terletak di atas meja. Ia membuka ponsel Ken dan mulai mengotak-atiknya. Jamie tentu saja bisa membuka ponsel Ken karena Ken tipe orang yang tidak suka memasang kode angka, kode pola, pas wajah ataupun sidik jari. Dan Ken juga tidak punya hal-hal penting di dalam ponselnya seperti anak remaja pada umumnya yang hampir 95% memakai kode-kode seperti itu untuk ponsel yang menjadi barang pribadi mereka.

Jamie mengecek catatan pesan hingga catatan panggilan. "Pacar lo Operator ya?" tanya Jamie. Ken hanya melihat Jamie sebentar lalu kembali untuk menulis dan berpikir. "Yang nge-sms lo operator telkomsel mulu.."

Dan Jamie menemukan banyak panggilan keluar ke nomor Hazel saat ia mengecek catatan panggilan keluar.

"Nah,, lo berdua berantem kan?" tebak Jamie.

Ken merampas ponselnya dari tangan Jamie dan menyimpannya ke dalam tas sekolah.

"Oo.. Apa jangan-jangan lo berdua putus ya?" tebak Jamie yang memang benar.

Ken menutup bukunya, menyimpannya kedalam tas, berdiri lalu pergi. Jamie heboh sendiri seperti biasanya, dan Ken benar-benar tidak peduli.

"Uuu.. Pacaran sama operator! Gimana sih lo Ken.."



**********

Eric duduk di sofa tunggal di dalam studio musik milik Om Gilang tempat Alaric Band latihan. Ia menatap pintu di depannya yang tiba-tiba terbuka hingga munculnya Adam, Tobias dan Jamie disana.

"Eric!" Ucap Adam dan Jamie. Sedangkan Tobi dan Eric sama-sama tersenyum. Adam dan Jamie tentu saja tidak percaya ketika melihat Eric kembali ke studio musik setelah ia mengatakan kalau ia ingin hengkang dari grup yang membesarkan namanya itu.

"Maaf nih gue main rahasia-rahasian." ujar Tobi. "Gue sengaja gak ngasih tau lo berdua tentang Eric."

"Maksud lo?" tanya Adam.

Eric mendekati dan mulai menjelaskan. "Gue minta maaf sama kalian. Gue tau gue bukan orang yang sempurna, dan atas kekhilafan gue, gue jadi ngomong seenaknya aja.. Gue gak bermaksud buat pergi dari Band kita dan bikin lo semua khawatir. Karena gue gak bisa mengontrol diri, gue jadi pemarah. Gue minta maaf, setelah di pikir-pikir gue gak bisa tanpa kalian.."

Adam adalah orang pertama yang tiba-tiba mendekat lalu memeluk Eric. Alaric Band tidak akan hancur dengan begitu mudah. Adam bersyukur setidaknya Eric bisa mencari jalan keluar dari masalahnya.

Lalu Jamie dan Tobi ikut-ikutan memeluk Eric secara bergantian. Mereka bersahabat dan mereka tidak bisa berdiri tanpa hadirnya satu orang di antara mereka.

"Ngomong-ngomong Ken mana?" tanya Eric.

"Katanya Ken datang agak telat hari ini." Adam menambahkan.

21 DAYS WITH MY ICE BOYFRIENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang