chapter 5

976 116 8
                                    

~can you stay here? I need to breathe~
.
.
.
.
.

"Kau sudah merusak kerja otakku, Park Jinyoung. Bagaimana jika aku meminta ciuman yang seperti kemarin lagi, sekarang?"

"Kyaa!"

Jinyoung tiba-tiba tersadar dari lamunannya. Dia ingat beberapa saat lalu dia menutup matanya untuk beberapa detik.

"Park Jinyoung, ada apa?"

"A-aniya"

"Ahhh, kukira terjadi sesuatu padamu"

"Gwaenchana"

Mark mengangguk dan mulai memasang wajah seriusnya.

"Jinyoung-ssi, kau bilang kau ingin bicara padaku. Apa yang ingin kau bicarakan?"

Seperti sebuah dejavu, lamunan Jinyoung menjadi kenyataan.

"Aku, hanya ingin minta maaf tentang insiden kemarin. Aku sungguh menyesal akan hal itu. Aku hanya lepas kendali. Dan aku sama sekali tidak ada niat untuk menciummu"

"Begitukah?"

Mark menghela nafas panjang setelah ucapannya.

"Mark, aku benar-benar menyesal"

"Gwaenchana"

Puk!

Satu tepukan dibahu Jinyoung, yang tidak lain adalah dari Mark. Setelahnya Mark berjalan keluar meninggalkan Jinyoung yang masih bingung dengan keadaannya.

Beruntunglah kenyataan berkata sebaliknya dari apa yang dilamunkan Jinyoung. Bisa mati kebingungan Jinyoung jika saja lamunannya tadi jadi kenyataan. Hanya gidikan ngeri, lalu Jinyoung mulai berjalan keluar, kembali pada mejanya dengan Jackson.

Belum sampai ke mejanya, Jinyoung memilih lebih baik langsung menuju kasir dan membayar makanannya dulu.

"Mark-ssi, jadi, berapa hasil makanku dengan Jackson?"

"Mm, tak usah dipikirkan"

"Hey, mana bisa begitu"

"Hari ini aku saja yang traktir"

"Tapi, bahkan yang, yang kemarin aku belun membayarnya juga"

"Gwaenchana, Park Jinyoung-ssi. Sekarang lebih baik kau pulanglah dan beristirahat"

Mark menunjukkan senyum terbaiknya pada Jinyoung, dan membuat si pemuda Park merasa aneh. Dia bahkan tak kuat untuk membalas senyuman itu.

"Hm, gomawoyo, Mark"

Wajah si surai pirang hanya terus tersenyum dan mengangguk, hingga akhirnya Jinyoung yang mulai ngeri pun pergi meninggalkan Mark tetap pada 'kegiatan' senyumnya.

.
.

Sudah beberapa hari semenjak hari traktiran Mark untuk Jinyoung dan Jackson. Bahkan Jinyoung sedikit merindukan cafe itu. Cafe yang selama ini menjadi tempatnya merasa bahagia, sedih, dan terpuruk dengan JB, si mantan Jinyoung.

Oxygen [Markjin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang