~can you stay here? I need to breathe~
.
.
.
.
.Matahari sudah memancarkan sinarnya samar-samar. Tak terlalu terang, jadi tidak menyilaukan. Jinyoung dengan segenap rasa malas berperang dengan sinar matahari yang mencoba untuk dia tangkis, membuka matanya, mengerjap pelan, dan dilihatnya tepat di depan mata ada Namja yang masih dalam alam bawah sadarnya.
Park Jinyoung, memang sudah terlahir jahil, jadi tak bisa dia biarkan otak jahilnya berhenti bekerja barang sedetikpun. memang sudah reflek. Dia menjulurkan ujung lidahnya menyentuh hidung Mark, membuat Mark sedikit terusik.
Masih tak puas, akhirnya Jinyoung menempelkan lidahnya di bibir atas Mark, membuat Mark dengan cepat membuka matanya.
"Mwoya ige, Jinyoungie?"
Jinyoung hanya terus terkekeh, puas mengerjai kekasihnya.
"Kenapa bibirku basah? Kau menciumnya?"
"Aniya"
"Lalu bagaimana bisa bibirku basah?"
"Aku menjilatnya"
"Mwoyaa? Jinyoungiee.."
"Habisnya aku gemas"
"Gemas dengan bibirku? Kalau begitu berikan aku morning kiss"
"No, no, no!"
"Eummm... Hanya morning kiss"
Mark merajuk seperti anak kecil yang minta permen. Permen rasa bibir Jinyoung.
"Geurae, tapi hanya aku yang boleh melumat. Kau tidak"
"Nee~ habisi bibirku, baby"
"Baiklah, akan ku habisi, jangan menyesal kau mengatakan itu Mark Tuan"
Jinyoung tanpa aba-aba melompat keatas tubuh Mark, membuat posisi mereka terkesan begitu intim dan ah tidak bisa di jelaskan. Otak Mark pun sudah tak bisa mengontrol.
Jinyoung mulai mengelus pipi kanan dan kiri Mark dengan tangannya. Mark, dia mendekap tubuh Jinyoung agar tetap berada diatas tubuhnya.
"Hanya aku yang boleh melumat, ingat!"
Mark mengangguk pasrah.
'cup'
Dua belah bibir itu menyatu. Seperti apa yang diinginkan Jinyoung, dia yang mendominasi ciumannya. Mark tak dibiarkan barang sedikitpun menikmati bibir Jinyoung, hanya mencium seadanya, sisanya semua ada dibawah pengaruh kendali Park Jinyoung.
Jinyoung tak berhenti melumat dan menggigit bibir Mark, tidakkah sedikitnya Jinyoung sadar bahwa Mark sudah menahan nafsunya mati-matian untuk tidak menerkam Jinyoung saat ini. Jinyoung benar-benar sexy.
Jinyoung melepas ciumannya dengan bibir Mark, tapi posisi mereka masih tetap sama. Jinyoung masih sibuk memainkan jarinya di bibir Mark yang mulai memerah akibat perbuatannya.
"Ahh.. Park.. apa kita akan berhenti disini?"
"Nee~ hanya mencium dan melumat"
KAMU SEDANG MEMBACA
Oxygen [Markjin]
Fanfiction[COMPLETED] Saat semua orang di dunia memilih untuk menyetujui bahwa penghasil oksigen adalah pohon juga tumbuhan, Seorang Park Jinyoung lebih memilih untuk menetapkan bahwa manusia itu adalah penghasil oksigennya. "Don't leave me" -Jinyoung "Why?"...