~can you stay here? I need to breathe~
.
.
.
.
.Jinyoung mulai terbangun dari tidurnya. Melihat kearah sekitar benar-benar sepi. Tapi, dia dimana?
Jinyoung mencoba melihat ke orang di sebelahnya, Mark. Dia masih tidur dengan tenang.
Saat merasa lapar, Jinyoung mencoba meraba perutnya. Jinyoung benar-benar kaget dan langsung melihat kearah perutnya.
"Oh, tidak! Apa yang terjadi disini?!"
Kancing kemeja Jinyoung terbuka dari paling atas sampai paling bawah.
"Jangan bilang-"
"Aniya, Jinyoungie jangan berpikir aneh-aneh. Aku tidak melakukan apa-apa padamu"
Begitu tiba-tiba, tapi memang benar Mark sudah bangun dari tidurnya. Jinyoung hanya menatap Mark dengan tatapan yang sulit diartikan.
"Jinyoungie, percayalah, aku tidak melakukan apa-apa"
"Lalu kenapa bajuku bisa terbuka seperti ini?"
"Hm, tadi saat baru beberapa menit tidur, kau seperti melindur mengatakan bahwa disini panas. Aku hanya mencoba membantumu. Bahkan sebelum aku membuka kancing bajumu aku meminta izin padamu, kau juga sudah mengizinkannya. Jadi aku membukanya"
Mark tidak bisa menatap Jinyoung lagi sekarang. Dia benar-benar merasa bersalah. Terlalu ceroboh, bahkan saat dia sendiri tau bahwa Jinyoung sedang melindur.
"Mianhae"
Mark berkata sembari beranjak dari ranjangnya, menuju ke kamar mandi.
Tapi, tangan Mark ditahan oleh Jinyoung agar tidak pergi jauh dari Jinyoung.
"Mark, aku tidak marah padamu. Jangan salah paham"
"Ne"
Jawaban dingin dari Mark membuat Jinyoung tak tahan. Dia tidak suka Mark yang dingin seperti ini.
Dengan tarikan yang cukup kuat, Jinyoung berhasil membuat Mark kembali duduk di ranjang.
Jinyoung mencoba menenangkan Mark, dengan backhug andalannya. Dia tau bahwa Mark menyukai backhug.
Karena kenyataannya Mark sekarang juga sedang memakai kemeja, Jinyoung bisa melakukan hal yang sama dengan apa yang dilakukan Mark.
Satu-persatu kancing mulai terbuka.
"Park, apa yang kau lakukan?"
"Sekarang kita impas"
Jinyoung yang sudah berpikir entah kemana, tangannya mulai mengelus perut polos Mark yang tak berlapis apapun. Jinyoung bisa merasakan six pack, juga dada bidang Mark.
"Jinyoung, hajimaa"
Mark merasa bahwa adik kecilnya dibawah sana sudah mulai mengeras karena sentuhan intim dari tangan halus Jinyoung.
"Mark, aku ingin melakukannya"
"Mwoyaa?! Melakukan apa?"
"Melakukan itu"
"Jinyoung, jangan mencoba untuk menghancurkan bentengku"
"Yasudah, tidak usah"
Jinyoung melepas pelukannya, mengancingkan kembali bajunya, dan mulai berdiri dari ranjang.
"Mau kemana?"
"Tentu saja pulang"
"Jinyoungiee"
KAMU SEDANG MEMBACA
Oxygen [Markjin]
Fanfikce[COMPLETED] Saat semua orang di dunia memilih untuk menyetujui bahwa penghasil oksigen adalah pohon juga tumbuhan, Seorang Park Jinyoung lebih memilih untuk menetapkan bahwa manusia itu adalah penghasil oksigennya. "Don't leave me" -Jinyoung "Why?"...