~can you stay here? I need to breathe~
.
.
.
.
.
Apa Mark gila? Jinyoung harus ganti baju tepat saat Mark di satu ruangan dengannya? Itu sama saja bunuh diri. Mark bisa saja menerkam Jinyoung saat tubuhnya sedang polos.Tak merasakan ada pergerakan di belakangnya, Mark tau bahwa Jinyoung belum mengganti bajunya. Mark membalikkan badannya.
Benar saja. Jinyoung bahkan belum membuka satupun kancing bajunya.
"Apa kau tidak percaya padaku?"
"A-aniya, bukan begitu"
"Lalu kenapa masih belum ganti baju?"
Jinyoung bingung harus menjawab apa. Jika dia bilang bahwa dia takut Mark 'menerkamnya', itu akan menyakiti hati Mark. Tapi jika dia berbohong, apa yang harus dia katakan?
"Baiklah tunggu saja orang itu pergi. Lalu aku akan keluar, kau bisa ganti baju saat aku keluar dari sini"
Mark membalik lagi badannya. Dia hanya kecewa kenapa Jinyoung bahkan tak bisa mempercayainya? Apa Mark semenakutkan itu untuk Jinyoung percayai? Mark menghela napasnya.
'grep'
Itu Jinyoung. Dia melingkarkan tangannya di pinggang Mark dengan tiba-tiba. Jinyoung tau apa yang ada di pikiran Mark. Sangat tau.
"Markk.."
"Hm?"
"Bisa gantikan bajuku?"
"Kenapa?"
"Aku tau kau pasti berpikir bahwa aku tidak mempercayaimu. Aku minta maaf. Tapi aku benar-benar percaya padamu sekarang"
"Baiklah, kalau begitu cepat ganti bajumu"
Dengan nada bicaranya yang cukup dingin, Jinyoung tau bahwa Mark pasti masih sakit hati. Jinyoung tidak bodoh untuk sekedar menyadarinya.
Jinyoung dengan perlahan membalikkan tubuh Mark menghadapnya. Lalu menarik tangan Mark kearah kancing bajunya.
"Markk.."
Mark bingung. Apakah dia harus mengikuti kemauan Jinyoung? Atau dia akan menolaknya dengan halus? Ini terlalu membingungkan.
"Mark, kau tau kan aku benar-benar mencintaimu? Aku sangat percaya padamu. Kumohon lakukanlah"
"Jinyoung.. apa ini tidak berlebihan? Aku tidak mau jika kau menyuruhku melakukan ini hanya untuk menyenangkan hatiku saja, sedangkan kau tersiksa"
"Sama sekali bukan begitu, Mark. Aku benar-benar hanya ingin kau melakukannya untukku"
"Baiklah. Tapi kumohon maafkan aku"
"Maaf untuk apa? Ini kamauanku. Jadi bukan salahmu. Kau tak perlu minta maaf"
"Saranghae, Jinyoungie"
'cup'
Mark mengecup bibir Jinyoung dan mulai membuka kancing baju Jinyoung satu persatu. Saat semua kancing terbuka, Mark menghentikan aksinya.
"Buka saja"
Jinyoung berkata selembut mungkin. Tidak ingin menyakiti hati lembut Mark lagi.
Mark mengangguk dan mulai membuka kemeja pantai yang melekat di tubuh Jinyoung.
Tubuh mulus dan seputih susu Jinyoung terekspos. Mark tidak bisa menoleh dan melihatnya, itu terlalu sexy. Apalagi sixpack itu. Benar-benar surga dunia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Oxygen [Markjin]
Fanfiction[COMPLETED] Saat semua orang di dunia memilih untuk menyetujui bahwa penghasil oksigen adalah pohon juga tumbuhan, Seorang Park Jinyoung lebih memilih untuk menetapkan bahwa manusia itu adalah penghasil oksigennya. "Don't leave me" -Jinyoung "Why?"...