~can you stay here? I need to breathe~
.
.
.
.
.Park Jinyoung, berjalan dengan gontai dan perasaan yang sedikit tidak enak. Ditambah lagi Jackson pergi meninggalkannya begitu saja, dengan alasan ingin menemui temannya sebentar. Saat Jinyoung minta untuk ikut, Jackson bilang bahwa Jinyoung harus menemui orangtuanya dulu.
'ahhh'
Jinyoung menghela nafasnya. Sudah lama sekali sejak orangtuanya datang kesini. Dan Jinyoung merasa agak canggung. Aneh kan? Canggung dengan orangtua sendiri. Ya mungkin karena Jinyoung jarang menghabiskan waktu bersama orang tuanya.
Cklek
"Aku pulang!"
Tn. Dan Ny. Park langsung berlari menuju pintu utama menyambut Jinyoung.
"Jinyoung, anakku, senang sekali melihatmu setelah sekian lama"
Ny. Park memeluk Jinyoung sangat erat. Sedangkan Tn. Park dia masih memperhatikan istri dan anaknya dengan tersenyum lebar.
"Eomma dan appa kenapa tiba-tiba kesini? Apa ada sesuatu yang penting?"
"Mmm.. sebenarnya kami hanya merindukanmu, nak. Sudah lama kita tidak bertemu, dan rasanya eomma ingin menangis sekarang juga"
"Menangislah, eomma. Menangis semau eomma"
Jinyoung memeluk eommanya yang sudah mulai terisak. Tak seburuk yang dia kira. Eomma dan appa nya masih selembut dulu.
"Yasudah, ayo kita masuk"
Tn. Park mendekap istri dan anaknya untuk ikut masuk ke rumah, dan ya sekali lagi Jinyoung kaget. Ada apa dengan rumahnya, apa habis terkena tornado atau angin topan? Bentuk dan isi rumahnya berubah total.
"Mianhae, Jinyoungie. Eomma dan appa mengganti semua furniture dan perabot, termasuk wallpaper rumah. Kuharap kau menyukainya, nak"
"Aku sangat-sangat menyukainya, eomma. Gomawo"
Jinyoung memeluk eommanya lagi dan lagi. Tak ingin rasanya dia bosan untuk memeluk eommanya.
Saat Jinyoung melihat ke arah meja ruang tengah. Jinyoung mencoba menyelidik sesuatu, tapi nihil, dia tidak menemukan apa yang dia cari.
"Apakah appa berhenti merokok?"
"Nee~ appa berjuang berhenti merokok karena mengingat riwayat asma-mu. Appa rasa tidak baik appa masih merokok ketika bahkan anak appa sedang sakit"
Apa yang barusaja Jinyoung dengar? Itu benar-benar manis. Apakah selama ini rasa sayang orang tua Jinyoung tidak berkurang sama sekali? Atau malah bertambah? Jinyoung akhirnya bisa merasakan kembali keluarga utuh.
Apakah Jinyoung boleh menangis sekarang? Dia benar-benar terharu dengan keluarga yang dia miliki. Ingin sekali Jinyoung mengajak Jackson bersamanya untuk merasakan kebahagiaan ini.
Saat satu kebahagiaan pergi, maka kebahagiaan lain akan datang dengan sendirinya. Apakah benar begitu? Menurut Jinyoung benar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Oxygen [Markjin]
Fanfiction[COMPLETED] Saat semua orang di dunia memilih untuk menyetujui bahwa penghasil oksigen adalah pohon juga tumbuhan, Seorang Park Jinyoung lebih memilih untuk menetapkan bahwa manusia itu adalah penghasil oksigennya. "Don't leave me" -Jinyoung "Why?"...