~can you stay here? I need to breathe~
.
.
.
.
.From : Jae❤
Jinyoungieee, ada kabar gembiraa. Aku sudah di Seoul. Ingin bertemu? Kuharao iya. Mari bertemu di cafe biasanya! Aku menunggumu, Saranghae uri Jinyoungie.
Pesan terakhir yang diterima Jinyoung tadi pagi berhasil membuatya tersenyum kembali. Jinyoung sangat senang menerima kabar gembira itu. Tapi, jujur saja bukan itu yang Jinyoung harapkan. Dia lebih mengharapkan Mark yang kembali padanya.
Tapi tak masalah. Setidaknya dengan kedatangan JB kembali ke Seoul itu bisa menjadi sebuah alasan Jinyoung kembali bersemangat dalam hidupnya.
Hanya butuh sekeping kecil kebahagiaan saja Jinyoung akan merasa bahagia untuk waktu yang cukup lama. Jadi jika Jinyoung mendapat kebahagiaan lebih dari sekeping, bisa dipastikan hidupnya akan sangat-sangat bahagia.
.
.Sudah cukup lama Jinyoung duduk di kursi cafe itu. Dia benar-benar merindukan suasana hangat nan lembut cafe ini. Alunan musik beromansa, orang-orang yang tersenyum bahagia, dan segalanya yang dia lihat seakan membawanya kedalam kebahagiaan.
Setiap bell pintu berbunyi, Jinyoung akan dengan cepat menoleh ke sumber suara. Memastikan siapa yang masuk lewat pintu itu.
Lima menit, Jaebum belum juga datang. Jinyoung menghela nafasnya.
Kring!
Saat Jinyoung menoleh, hanya sebuah pintu yang kembali tertutup. Kali ini dia terlambat melihat siapa orang yang masuk.
Tapi, saat Jinyoung membalikkan badannya. Betapa kagetnya Jinyoung melihat seorang namja yang sudah berdiri di hadapannya, dengan sebuket bunga dalam genggamannya.
"Bogoshipeo, Jiee-ah"
Jinyoung dengan cepat mengambil buket bunga dan menjatuhkannya di meja. Dia berdiri cepat dan langsung melemparkan tubuhnya memeluk namja didepannya itu.
"Nado bogoshipeo"
Mereka tak mempedulikan semua pasang mata yang tertuju pada mereka. Yang mereka inginkan hanyalah saling melepaskan kerinduan satu sama lain.
Jinyoung benar-benar tidak ingin melepaskan pelukannya pada Jaebum. Membuat Jaebum lah yang pertama melepaskan pelukan itu. Tapi dengan sangat hati-hati, tak ingin membuat kenyamanan Jinyoung menghilang.
"Apa kau begitu merindukan aku?"
"Mwo? Kenapa masih saja bertanya? Aku sangat-sangat-sangat merindukanmu"
"Gwaenchana, sekarang aku ada disini. Kau tak perlu merindukanku lagi"
"kalau begitu kau pun jangan pergi lagi"
"Mm, n-ne"
Jinyoung tampak tak yakin dengan Jaebum, karena Jaebum tampak gugup. Tapi, dia mencoba membuang jauh-jauh fisasat buruknya. Cukup pikirkan segala hal positif.
"Jadi, sudah ingin memesan?"
Jaebum mencoba mengalihkan topiknya, dan lagi memang perutnya sudah cukup lapar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Oxygen [Markjin]
Fanfiction[COMPLETED] Saat semua orang di dunia memilih untuk menyetujui bahwa penghasil oksigen adalah pohon juga tumbuhan, Seorang Park Jinyoung lebih memilih untuk menetapkan bahwa manusia itu adalah penghasil oksigennya. "Don't leave me" -Jinyoung "Why?"...