~can you stay here? I need to breathe~
.
.
.
.
.Sudah cukup lama Jinyoung duduk dan menatap kearah jam dinding yang menggantung tepat di depannya. Masih terus sibuk dengan pikirannya tentang kejadian tadi, saat dia benar-benar baru berpisah dengan JB.
Kata-kata JB tadi bahkan masih terngiang di otak Jinyoung.
"Jinyoung-ah, apa yang sedang kau pikirkan?"
"Aniya"
"Hahaha, mungkin kau memang bisa berbohong pada orang lain, tapi tidak denganku, park!"
"Jack hyung, aku baik-baik saja, hanya sedikit mengantuk"
"Mengantuk itu tidur, bukan menatapi jam dinding seperti itu! Lihatlah jam dinding itu, dia tampak takut karena kau lihat terus-terusan"
Hanya sebuah candaan kecil, tapi berhasil menaikkan ujung bibir Jinyoung.
"Yaa, hyung! Aku sedang tidak ingin bercanda"
"Hm? Lalu apa yang harus kulakukan saat bahkan sahabatku sedang merenung seperti ini? Membiarkannya terus begitu hingga depresi dan ingin bunuh diri?"
"Yaa, yaa!"
"Kkk~ aniyaa, hanya bercanda. Saat itu terjadi, mungkin aku adalah orang pertama yang menyesal dengan apa yang kuucapkan tadi"
Grep
Pelukan itu benar-benar terjadi, dengan si muda yang duluan melakukannya.
"Hyung.."
"Mm, apa?"
"Hyungg.."
"Apa, Jinyoung-ah?"
"Hyungg.."
"Yaa-"
"Aku sangat menyayangimu"
'ahh~'
Desahan lega yang keluar begitu keduanya merasakan kehangatan dari satu sama lain. Jinyoung tak merencanakan atau bahkan berniat untuk mengatakan itu. Tapi, mulutnya seakan mengucapkan secara spontan, bahkan membuatnya bertanya pada diri sendiri.
"Ne, naddo, Jinyoung-ah. Kau sudah kuanggap sebagai dongsaeng-ku sendiri. Aku bahkan tak rela ada orang yang menyakitimu barang hanya sedikit goresan saja"
"Lalu bagaimana jika kenyataan bahwa dongsaengmu lah yang telah menyakiti orang lain?"
Jackson tampak berpikir sejenak,
"Aku tak percaya jika namja sepolos dan seimut dirimu bisa menyakiti orang lain. Bahkan mengangkat tanganmu sendiri saja kau masih butuh bantuan hyungmu ini"
"Bukan tentang fisik, ini masalah hati"
"Ahh, kalau begitu berarti bukan aku orang yang harus kau ajak bicara. Aku bahkan belum pernah menyelam jauh dalam dunia percintaan"
KAMU SEDANG MEMBACA
Oxygen [Markjin]
Hayran Kurgu[COMPLETED] Saat semua orang di dunia memilih untuk menyetujui bahwa penghasil oksigen adalah pohon juga tumbuhan, Seorang Park Jinyoung lebih memilih untuk menetapkan bahwa manusia itu adalah penghasil oksigennya. "Don't leave me" -Jinyoung "Why?"...