sequel pt.3

1.1K 51 5
                                        

~now, you don't need to ask.
I'll stay by your side all the time~
.
.
.
.
.


WARNING! NC GARIS KERAS!

Setelah terlalu banyak persiapan, mulai dari setel pakaian, rumah keluarga Tuan sebagai tempat resepsi pernikahan, hingga altar pernikahan yang sudah tersusun dengan rapi.

Awalnya Jinyoung merasa gugup. Sangat gugup, berjalan diantara banyaknya orang yang melihat kearah dirinys, tapi melihat Mark tersenyum lembut di ujung sana, itu menghangatkan hati Jinyoung. Mau tak mau hatinya ikut menghangat. Rasa gugup, sedikit berkurang.

Jinyoung sudah berdiri saling bertatapan dengan Mark, keduanya menatap dengan tatapan terharu. Jinyoung tak bisa bayangkan sedikit saja rasa bahagianya. Ingin menangis rasanya.

Mereka mengucap janji suci di atas altar bergantian, lalu untuk yang terakhir, Mark mencium Jinyoung. Dahi, lalu bibir Jinyoung. Hanya sebuah kecupan, tidak lebih.

.
.
.

Untuk malam pertama mereka, Mark sudah menyiapkan kamarnya sedemikian rupa agar terkesan romantis. Tapi, bukannya romantis, menurut Jinyoung ini sangat-sangat aneh. Jinyoung tidak tau bahwa Mark bisa mempersiapkan hal seperti ini. Mark merupakan namja yang sangat manly, dan merupakan seme Jinyoung, ternyata bisa mempersiapkan hal yang sangat manis.

Jinyoung masih diam menunggu suaminya, Mark berjanji akan kembali dalam lima atau sepuluh menit. Mark ingin mengambil sesuatu.

Cklek

Pintu kamar tiba-tiba terbuka, menampakkan Mark Tuan masuk, dan kembali menutup pintu. Bahkan mengunci pintunya.

"Sudah lama menunggu?"

"Tidak terlalu"

"Apa Jinyoung Tuan sudah siap?"

"Mmm.. sejujurnya aku belum siap. Tapi, aku memang harus siap"

"Ingin mulai sekarang?"

Jinyoung tidak menjawab dia duduk di pinggir ranjang, menarik tubuh Mark mendekatinya.

Tak hanya diam, Jinyoung langsung meremas bokong Mark dengan kedua tangannya. Mark tersenyum penuh kemenangan. Tak perlu Mark minta, Jinyoung sudah mencoba memuaskannya.

Mark tau Jinyoung pasti sudah kalut akan nafsu sekarang. Mark akan mengganggu Jinyoung-nya.

Mark menarik tubuhnya menjauh dari Jinyoung.

"Ahh.. aku lelah, sepertinya kita tidak akan melakukannya malam ini, Jinyoung"

"T-tapi, Mark, akuu.."

Tidak mungkin kan Jinyoung dengan jujurnya mengatakan bahwa dia sudah bergairah sekarang. Itu memalukan.

"Jinyoung, besok saja, ne?"

"Mark.. sekarang saja, jeball"

Sekali lagi Mark tersenyum lebar. Bahagia sekali rasanya jika setiap hari Jinyoung seperti ini. Benar-benar menggemaskan.

Mark berjongkok di belahan antara kaki kanan dan kiri Jinyoung. Menatap wajah Jinyoung penuh nafsu. Lalu Mark mendorong dengan sengat pelan tubuh Jinyoung agar tertidur diatas kasur. Mark bisa rasakan adik kecil Jinyoung yang sudah mengeras, karena adik kecil Mark bersentuhan dengan milik Jinyoung.

Mark menimpah tubuh Jinyoung. Sama sekali tak ada jarak.

"Apa Jinyoung menginginkannya?"

"Mark aku sangat menginginkannya"

Oxygen [Markjin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang