~can you stay here? I need to breathe~
.
.
.
.
.Jinyoung dengan setelan kemeja pantai warna biru tua, juga celana pendek selutut yang sangat cocok di tubuhnya tampak terus berpose dengan partnernya, Jisoo. Jangan lupakan fakta bahwa tepat di dekat mereka 'kekasih' Jinyoung sedang memperhatikannya.
"Jisoo-ah, closer to Jinyoung, please! Kalian berdua bergaya begitu canggung"
Teriak seorang photographer yang jadi teman photoshoot 'pasangan' Jinyoung dan Jisoo.
Jinyoung menghela nafasnya. Jika memang bisa, dia akan melakukannya sejak tadi-tadi. Tapi ini agak tidak mungkin baginya untuk terlalu dekat dengan Jisoo. Jinyoung tau benar bahwa Mark memperhatikan mereka. Ditambah lagi, Mark menatap mereka dengan tidak santai, Jinyoung tau Mark tidak menyukai photoshoot-nya. Bodoh memang Jinyoung menyuruh Mark untuk ikut menonton photoshoot-nya.
'hahhh'
Helaan nafas setelah beberapa detik, lalu Jinyoung dengan ke-professional-an nya mendekat pada Jisoo, lalu menggenggam tangan Jisoo dengan tangan kirinya. Sedangkan tangan kanan, dia gunakan untuk memegang atribut sebuah 'brand' yang sedang mereka iklankan.
Jisoo disebelah Jinyoung agak sedikit gugup, terlihat dari wajahnya.
"Jisoo-ah, gwaenchana. Santailah, ini akan baik-baik saja"
Bisikan Jinyoung tepat di telinga Jisoo,
Cekrek!
"Good Job! Kau memang yang terbaik, Jinyoung-ah, Berikan aku pose yang dekat seperti itu lagi!"
Jinyoung sedikit kaget, karena sebenarnya ini bukanlah posenya. Jinyoung tidak berniat sama sekali untuk berpose sedekat itu dengan Jisoo.
Baiklah, mungkin memang ini yang terbaik, dan demi pekerjaan, Jinyoung berusaha untuk professional.
"Let's do it together!"
Jinyoung menyemangati Jisoo di sebelahnya, dengan senyuman yang teramat-sangat melemahkan. Membuat Jisoo sedikit 'meleleh' tapi setelahnya dia juga sadar dan mulai mengikuti alur photoshoot mereka.
Pose selanjutnya, Jisoo dan Jinyoung menautkan lengan mereka berdua. Jisoo menghadap agak menyerong ke samping dengan kakinya yang diangkat.
Ditambah lagi pose dengan Jisoo yang mempoutkan bibirnya dengan tangan di lipat di depan dada, sedangkan Jinyoung dia dengan tersenyum lebar menyentuh pipi Jisoo dengan jari telunjuknya.
Ini semua hanya rekayasa, ingat. Ini hanya sebuah tuntutan kerja yang memang mereka berdua harus jalani. Professional.
Saat sudah cukup banyak mendapatkan fotonya, Jinyoung mengedarkan pandangannya, mencari-cari sosok yang terus melayang di pikirannya. Tapi nihil. Orang itu tidak tau kemana.
"Ini yang terakhir! Tolong berikan pose ulti kalian. Kuharap tidak mengecewakan"
Jinyoung dan Jisoo berpikir cukup keras, hingga akhirnya Jinyoung mendapatkan ide cemerlangnya.
"Jisoo-ah, mianhae, hanya kali ini saja"
Jisoo yang tidak mengerti maksud Jinyoung hanya mengkerutkan keningnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Oxygen [Markjin]
Fanfiction[COMPLETED] Saat semua orang di dunia memilih untuk menyetujui bahwa penghasil oksigen adalah pohon juga tumbuhan, Seorang Park Jinyoung lebih memilih untuk menetapkan bahwa manusia itu adalah penghasil oksigennya. "Don't leave me" -Jinyoung "Why?"...