~can you stay here? I need to breathe~
.
.
.
.
.
Pemuda dengan marga Park itu masih duduk bersebelahan dengan sahabatnya, Jackson. Tepat di sofa di ruangan Jackson.Jinyoung berkali-kali mencoba melupakan kejadian yang barusaja dia lihat, atau sekedar berpikir positif bahwa itu hanya sepupu Mark mungkin.
"Jinyoungie, ada masalah apa? Kau bisa cerita padaku"
Jinyoung menarik nafas panjang, lalu menghembusnya kasar. Dia menoleh kearah Jackson, lalu dia merebahkan dirinya di sofa, menjadikan paha Jackson sebagai bantalan kepalanya.
"Bukan apa-apa, hyung. Aku hanya lelah saja"
"Kau masih ingin berbohong? Kita sudah berteman sangat lama Jinyoungie. Kau tidak bisa berbohong padaku"
Jackson mengelus surai hitam Jinyoung, Mencoba menyamankan Jinyoung agar bercerita padanya.
"Hyung, aku melihatnya,"
Jinyoung menjeda kalimatnya, membuat Jackson bingung apa yang dimaksud Jinyoung.
"Apa? Siapa yang kau lihat"
"Mark, dengan yeoja lain"
"What?!! Dimana? Berani sekali dia!"
Wang puppy mulai naik darah mendengar fakta barusan. Jackson adalah orang pertama yang akan menghajar siapapun yang berani menyakiti Jinyoung.
"Hyung, tenanglah. Kita belum tau pasti yeoja itu siapa"
"Setidaknya kenapa dia tidak cerita padamu tentang yeoja itu?"
"Entahlah, mungkin hanya belum menceritakannya saja, hyung"
"Jinyoungie, kau terlalu mewajari sikapnya. Itu akan membuatmu sakit hati sendiri"
"Tidak akan ada yang tersakiti, hyung. Aku tau Mark sangat mencintaiku. Dia tidak mungkin selingkuh"
"Siapa yang tau, Jinyoungie?"
"Mark sudah berjanji, dan bahkan sebelum dia meninggalkanku di cafe dia menciumku dulu"
Jackson mencerna baik-baik kebodohan yang ada dalam setiap kata yang keluar dari mulut Jinyoung.
"Jinyoung, are you stupid? Mark meninggalkanmu di cafe, lalu pergi dengan yeoja lain. Apa itu wajar?"
Hell, Jackson benar. Bagaimana Jinyoung bisa mewajari itu?
Jinyoung mengingat-ingat lagi semua hal penting yang dia lihat tadi di depan cafe.
"Dan, hyung, Aku sempat melihat yeoja itu masuk ke cafe Mark dan mereka berbincang sebentar di dapur cafe"
"Hey, apa maksudnya berarti Mark sudah merencanakan ini sejak awal?"
"Entahlah, hyung. Aku tidak tau. Aku terlalu malas memikirkannya"
Jinyoung mulai memejamkan matanya, sebelum akhirnya ponsel di tangan Jinyoung berdering.
'Markeu'
Jinyoung menatap Jackson dengan tatapan bertanya, meminta pendapat.
"Angkat saja, mungkin itu penting"
Setelah itu Jinyoung menggeser tombol hijau. Jinyoung lalu menekan tombol loud speaker kecil dibawah kiri.
"Yeoboseyo"
"Jinyoungie, sedang dimana?"
"Masih di tempat kerja"
"Apa kau tidak lelah bekerja? Pulanglah dan istirahat"
KAMU SEDANG MEMBACA
Oxygen [Markjin]
Fanfiction[COMPLETED] Saat semua orang di dunia memilih untuk menyetujui bahwa penghasil oksigen adalah pohon juga tumbuhan, Seorang Park Jinyoung lebih memilih untuk menetapkan bahwa manusia itu adalah penghasil oksigennya. "Don't leave me" -Jinyoung "Why?"...