chapter 13

807 79 5
                                    

~can you stay here? I need to breathe~
.
.
.
.
.

Mark sudah menangis cukup lama, sampai dia tak bisa lagi mengeluarkan air matanya. Benar-benar sudah kering matanya.

Pelukan erat Mark pada Jinyoung tak sedikitpun dia renggangkan. Masih tetap nyaman pada posisinya.

Hingga Mark mendengar sebuah suara tawaan kecil.

Mark tau betul itu adalah suara tertawa Jinyoung. Suara tawa yang begitu kecil bahkan hampir tak terdengar.

'hahhhh..'

Kali ini barulah Mark sadar bahwa Jinyoung benar-benar bangun. Dia tidak mati.

"Apakah kau barusaja menangis? Kkk~ kau benar-benar lucu"

Mark berusaha menghapus jejak air mata di pipinya. Membuang fakta bahwa dia memang benar-benar sudah menangisi Jinyoung.

"Jinyoungie, tidak lucu. Kau benar-benar membuatku ingin mati"

"Hey, bahkan kau yang hampir membuatku kehabisan oksigen"

Mark memang tak bisa mengelak dari fakta dia yang hampir saja membunuh anak orang. Dia sama sekali tidak tau bahwa Jinyoung memiliki riwayat asma. Dan kenapa bahkan Jinyoung tidak pernah cerita pada Mark?

"I'm so sorry, Jinyoungie"

"For what?"

"For my aggressively"

"Uhh.. forget it"

"Jinyoungie, i'm serious"

Jinyoung hanya mengangguk mengerti.

"Ok, Give me a kiss on my neck"

"Why you-"

"Just do it, silly"

Mark menyerah. Jinyoung terlalu keras kepala. Dia tak bisa barang sedikitpun menolak semua permintaan Jinyoung. Terlalu sulit.

Mark mulai menempelkan bibirnya di leher Jinyoung dengan mata tertutup, mencoba untuk menyamankan Jinyoungie-nya.

Sedangkan Jinyoung mulai mengangkat bibirnya tersenyum. Dia benar-benar bahagia di saat seperti ini. Mark yang penurut benar-benar 'the cutest thing in the world' menurut Jinyoung.

Tanpa Mark sadari dia mulai memeluk Jinyoung, lagi. Sama seperti kejadian sebelum Jinyoung pingsan.

"Mark kau berniat membuat asmaku kambuh lagi?"

Mark yang sadar dengan cepat melepas ciuman pada leher Jinyoung, dan juga pelukan yang melingkar di pinggang Jinyoung.

"Mian"

Setelah Jinyoung mengagguk, akhirnya dia mulai berdiri.

"Mark, ireona"

"Wae?"

"Cepat berdiri saja"

Jinyoung mulai duduk di sofa, membuat Mark mengernyitkan dahinya.

Beberapa detik kemudian Jinyoung menepuk-nepuk pahanya. Mark yang tak mengerti hanya melempar tatapan seakan berkata 'apa maksudmu?'.

"Biarkan aku yang memangkumu sekarang"

"Are you kidding?"

"No, i'm serious"

Mark hanya bisa tersenyum dan mengikuti intruksi Jinyoung untuk yang ke sekian kalinya.

As always, Jinyoung memberikan Mark 'backhug' nya.

Oxygen [Markjin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang