~can you stay here? I need to breathe~
.
.
.
.
.
Suasana disini benar-benar canggung. Salahkan Mark yang dengan tiba-tiba membawa Jinyoung ke sebuah villa kecil di resort yang sama dengan tempat Jinyoung tinggal sekarang.Tidak salah, hanya saja yang tinggal di villa ini sekarang adalah papa dan mama Tuan, orang tua Mark. Untuk pertama kalinya Jinyoung bertemu dengan orang tua Mark, entah kenapa udara disini terlalu panas.
Jinyoung daritadi menunggu Mark yang sedang pergi kedapur entah untuk mengambil apa, terserahlah, yang penting Mark harus cepat kembali. Jinyoung mulai kehabisan nafas disini.
Wajah orangtua Mark padahal sangat bersahabat dengan senyum yang tak hentinya mereka rekahkan. Tapi, sejak tadi sekali Jinyoung menoleh, sekarang dia menundukkan kepalanya, tubuh Jinyoung terasa bergetar.
"Mamaa.. papa.. ini dia Jinyoung"
Mark tiba-tiba duduk di sebelah Jinyoung. Mark tau Jinyoung sedang gugup sekarang, jadi Mark mencoba menyamankan Jinyoung dengan elusan tangannya di bahu Jinyoung.
'gwaenchana, baby' Mark berbisik tepat di telinga Jinyoung, membuat Jinyoung sedikit santai. Hanya sedikit, sepuluh persen, mungkin.
"He's very handsome. Jauh lebih tampan daripada yang kau ceritakan pada kami, Mark"
"Yeah.. setidaknya aku sudah bilang pada kalian bahwa aku tidak salah pilih, kan?"
"Tapi, dia benar-benar pemalu, kau tidak pernah menceritakan tentang itu, Mark"
"I'm sorry mama.. he's just nervous in front of you and papa. Benarkan, Jinyoung?"
Jinyoung yang namanya tiba-tiba disebut oleh Mark hanya tersenyum malu dengan kepalanya yang mulai sedikit di angkat.
"Mama tidak yakin bahwa dia benar-benar mencintaimu, Mark"
"No! Mama, he loves me so so so much"
Apalagi ini? Jinyoung benar-benar malu sekarang. Mark bodoh.
"Jinyoung, kenapa kau mencintai anak kami? Padahal dia tidak sesempurna itu. Banyak yang lebih dari dia"
Kali ini papa Tuan lah yang mengangkat suaranya. Hanya mengeluarkan pertanyaan yang daritadi melayang-layang di otaknya.
"Tentu saja-"
"Mark, biarkan Jinyoung bicara. Kau daritadi berbicara dan tak memberikan sedikit ruang untuk Jinyoung bicara"
Memang benar apa yang dikatakan papa Tuan. Tapi Mark hanya berusaha menjawab mewakili Jinyoung. Mark tau bahwa Jinyoung tak bisa bicara sekarang.
"Mm.. a-aku.. itu benar-benar tiba-tiba. Aku tidak tau kenapa aku bisa mencintai Mark pertama kali, hanya tertarik padanya dan sekarang aku mencintainya"
Mama dan papa Tuan mengangguk bersamaan mendengar pernyataan Jinyoung. Singkat, padat, jelas, dan mudah di mengerti.
"Dan asalkan papa dan mama tau, hari pertama kami bertemu, Jinyoung langsung menci- mmph.."
Jinyoung menutup mulut Mark dengan kuatnya. Kepala Jinyoung tertunduk, dan wajahnya sudah memerah padam.
Mama dan papa Tuan mengerutkan dahinya, tanpa mengerti apa yang sedang dibicarakan anaknya
Setelah membuka mulut Mark dari bekapan tangan Jinyoung, Mark dengan cepat mengambil kesempatan untuk bicara.
"Dia menciumku, di bibir"
KAMU SEDANG MEMBACA
Oxygen [Markjin]
Hayran Kurgu[COMPLETED] Saat semua orang di dunia memilih untuk menyetujui bahwa penghasil oksigen adalah pohon juga tumbuhan, Seorang Park Jinyoung lebih memilih untuk menetapkan bahwa manusia itu adalah penghasil oksigennya. "Don't leave me" -Jinyoung "Why?"...