NEO UNDERGROUND, SECTOR 3, 4 MARCH, 2101
Keesokan harinya.
Di sebuah rumah berbentuk kubus yang berada di Sektor 3, rumah keluarga Praditia, seorang laki-laki tiba-tiba terbangun karena mendengar suara jam weker digital yang menyanyikan instrumen lagu klasik sebuah band ternama. Lagu yang pernah terkenal pada tahun 2016.
Tangannya pun bergerak untuk mematikan tombol merah yang ada di puncak kepala jam weker yang berwujud pinguin. Nyanyian jam weker berhenti dan diikuti dengan suara kesibukan Sektor 3.
Sektor 3 yang merupakan wilayah perumahan warga sipil yang berbentuk kubus. Ada beberapa ruas jalan kecil yang membentang di wilayah ini. Pohon-pohon rindang buatan ditanam di sisi-sisi sepanjang jalan kecil. Hanya ada beberapa taksi dan bus bertenaga anti gravitasi bumi yang lewat di jalanan tersebut.
Lampu-lampu yang terpasang di langit-langit Underground, masih menyala meskipun sudah pagi, berfungsi sebagai pengganti matahari untuk menerangi Sektor ini. Orang-orang sudah keluar untuk beraktifitas.
"Sudah pagi rupanya," Deva melihat angka yang tertera di monitor virtual yang menampilkan pukul 06.00 A.M. Ia meletakkan kembali jam weker kembali ke atas meja.
Deva merenggangkan semua badannya, kemudian menyibak selimut. Selimut itu dibiarkannya berantakan di tempat tidur.
Setelah itu, ia bergegas mandi di kamar mandi yang terletak di kamarnya lalu berencana menyiapkan sarapan buat dirinya dan adiknya.
Usai mandi, ia berpakaian kasual dan mengambil tas ranselnya yang tergeletak di dekat tempat tidurnya. Ia menyandang tas itu di bahu kanannya.
Ketika keluar dari kamarnya, ia sedikit terkejut karena kehadiran seseorang yang berdiri di dekat pintu kamarnya.
"Friska," kata Deva yang membelalakkan kedua matanya. "Kamu mengejutkan Kakak saja."
"Kakak jadi pergi menjemput Yuda sekarang ya?" tanya Friska dengan nada yang pelan. Sorot matanya sangat sayu.
Terdiam sebentar, Deva menangkap arti sinar mata Friska yang redup. Pasti Friska mencemaskanku, batin Deva.
Dengan senyuman yang hangat, Deva memegang puncak rambut Friska.
"Iya. Kakak jadi pergi kok. Kamu tenang saja dan tidak perlu khawatir."
"Tapi... Aku takut terjadi sesuatu yang buruk pada Kakak. Soalnya aku dengar siapapun yang pergi ke atas, tidak akan pernah kembali lagi."
Wajah Friska suram seketika. Deva tertegun tapi ia berusaha berpikir positif dan menyakinkan Friska bahwa ia akan baik-baik saja.
"Tidak akan ada yang terjadi pada Kakak. Kakak janji akan pulang secepatnya, tentunya bersama Yuda. Kamu harus percaya dan menunggu Kakak. Mengerti?"
"Mengerti."
"Bagus. Sekarang kita sarapan yuk. Kakak akan mengantarkanmu ke sekolah sekalian ke markas Neo Resque."
"Iya."
Senyuman kecil terpatri di wajah Friska, tapi sorot matanya masih sayu. Entah mengapa ia merasa berat melepaskan kepergian sang Kakak.
Mereka pun sarapan bersama di dapur. Dapur yang berbentuk kubus dan berukuran kecil. Hanya ada meja dan empat kursi serta tumpukan dus pil makanan yang disusun rapi di pojokan dapur.
Mereka memakan satu pil makanan - pil makanan yang mengandung zat-zat lengkap yang bersatu dengan air, pil yang dinamai Fo-Dri Capsule (Food Drink Capsule). Makanan sintesis instans yang diproduksi pada tahun 2087.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cumulonimbus
Science FictionApa jadinya jika Bumi dikuasai kelompok awan Cumulonimbus yang menjadi monster? Para manusia tersingkirkan dan memilih hidup di kota bawah tanah. Seorang mahasiswa bernama Deva Praditia, sedang melakukan penelitian agar mencari cara untuk melawan ke...