5. Diserang Cumulonimbus

95 8 0
                                    

"Senang bertemu Anda, Kapten," jawab Deva yang tersenyum di balik helmet-nya.

"Kamu pasti bingung kenapa aku bisa tahu namamu padahal kamu belum memperkenalkan dirimu, kan?"

"Ya. Pasti anda tahu dari Laksamana Ridwan."

"Benar sekali."

Candra tersenyum simpul. Ridwan tertawa kecil.

"Sudahi obrolan kalian, ayo kita berangkat sekarang juga!"

"Baik, Laksamana."

Candra dan semuanya mengangguk patuh kecuali Ridwan. Mereka pun melangkah menuju ke salah satu kapal selam yang terparkir.

Suasana cukup hening. Hanya beberapa orang yang ada di sana. Mereka adalah para mekanik yang bertugas di bagian mesin; memeriksa keadaan mesin, memperbaiki mesin yang rusak dan sebagainya.

Tim Saver memasuki sebuah kapal selam. Kapal selam berwarna hitam yang berukuran kecil dengan logo khas Neo Resque di bagian depannya. Berdesain lebih maju dari generasi sebelumnya.

Deva kembali kagum melihat eksterior  dan interior kapal selam ini, yang terbilang sangat menakjubkan. Ia berdiri di mulut pintu kapal selam yang terbuka secara otomatis.

"Keren sekali!"

Ridwan yang mendengarnya, tersenyum kecil lalu berkata.

"Deva, cepatlah masuk!"

Deva tersentak dari kekaguman, lantas ia mengangguk cepat.

"Ya."

Pintu tertutup secara otomatis saat Deva sudah masuk ke dalam. Pencahayaan hidup, menerangi seluruh sudut yang ada di tempat itu ketika sang Kapten yang menyalakan mesin. Sang Kapten, Candra, duduk di kabin depan bersama satu anggotanya.

Yang lainnya memilih duduk di kabin belakang. Deva dan Ridwan duduk di kabin tengah.

Intinya ada 7 orang yang ikut dalam misi penyelamatan Yuda. Mereka siap sedia untuk berangkat ke permukaan Bumi.

"Apakah semuanya sudah siap?" tanya Candra yang melihat ke belakang.

"Sudah, Kapten!" semuanya menjawab kecuali Ridwan.

"Baik, kita berangkat!!"

Dengan cekatan, Candra menekan salah satu tombol di monitor virtual digital yang berada di atas dashboard. Tombol yang bergambarkan simbol lintasan.

GREK!

Lintasan tempat kapal selam berdiri, berubah arah posisinya menghadap ke barat, menuju ke tempat Yuda berada sekarang.

Kemudian lintasan itu ditutupi dengan kaca yang sangat tebal sehingga membentuk seperti terowongan kaca. Dari arah ujung depan lintasan, pintu terbuka otomatis secara perlahan-lahan - pintu dibuka oleh petugas yang mengawasi dari ruang kontrol.

Air laut pun menyerbu masuk dengan ganas ke terowongan kaca. Kapal selam yang ditumpangi Deva, langsung diterjang oleh aliran air laut.

Saat terowongan kaca sudah dipenuhi dengan air, kapal selam sudah mengapung. Dengan dorongan baling-baling ke depan dan pengarahan bilah kemudi datar ke bawah, kapal itu menyelam. Kemudian perlahan-lahan berjalan menuju keluar terowongan kaca.

Ada tim yang pemantau perjalanan tim Saver ini. Mereka berbicara dengan sang Kapten melalui headset bluetooth yang bersatu dengan helmet yang dikenakannya. Mengarahkan agar tim Saver selamat sampai ke tujuan tanpa diketahui kelompok Cumulonimbus.

Dengan menggunakan gelombang laser seperti yang dilakukan astronot, mereka berkomunikasi.

"Kami sukses masuk ke dasar lautan, dan akan menuju langsung ke pulau yang berada di barat."

CumulonimbusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang