18. Kerja sama

91 7 16
                                    

Pandangan tajam tertuju pada Bull Man. Bull Man berlari kencang seraya melayangkan palu ke arah Deva dan Freya.

Dengan cepat, Deva menyabet pedang kembali dari sarung yang terpasang di punggungnya. Sebelumnya pedang itu dimasukkan ke sarung pada saat Deva menyelamatkan Freya dari injakan Bull Man.

Suara keras Deva menggema keras di tempat itu.

"Monstrum Clausum, beri aku kekuatan!" Deva mengangkat pedangnya tinggi-tinggi. "Cooler Dew!!"

SLASH!

Pedang terayunkan dengan kecepatan tinggi secara vertikal ke bawah. Aliran embun dingin deras tercipta dan memenuhi tempat itu. Bull Man pun menahan dirinya dari terjangan aliran dingin.

Secara perlahan-lahan, partikel-partikel embun dingin menempel di tubuh Bull Man, namun Bull Man tetap mampu bergerak di dalam aliran embun dingin. Palunya yang berada di atas kepalanya, terayun cepat ke bawah.

DRAAAAK!

Palu berhasil mengenai lantai hingga lantai mengalami keretakan yang besar. Kemudian keretakan meluas dengan cepat sampai ke tempat Deva dan Freya.

"Gawat!" Deva dengan cepat melompat tinggi sambil menggendong Freya ala bridal style, untuk menghindari serangan Bull Man. Tubuhnya dibalut sinar biru karena kekuatan energi Monstrum Clausum yang bisa memberikannya kecepatan dan terbang.

Keretakan semakin meluas sampai ke ujung lorong. Aliran embun dingin menghilang setelah Bull Man membeku. Sedetik kemudian, Bull Man mencair dan menghilang tanpa meninggalkan bekas apapun.

"Ah, nyaris saja," ujar Freya yang merangkul leher Deva sambil memandang pemandangan kehancuran itu dengan ekspresi lega. "Kekuatan palunya sangat dahsyat. Jika sekali terkena serangannya, maka kamu bisa mati."

"Ya. Itu sungguh mengerikan," Deva menghelakan napas beratnya. Ia melayang-layang di dekat langit-langit lorong.

"Tapi, bagaimana kamu tahu kalau Monstrum Clausum bisa membuatmu terbang seperti ini?"

"Oh itu. Aku tidak sengaja mencobanya semalam."

"Begitu ya."

Freya tersenyum. Kedua pipinya merona merah. Ia semakin kagum pada Deva yang bisa belajar sendiri menggunakan Monstrum Clausum dengan cepat.

Deva, memang laki-laki yang sangat cerdas. Aku semakin menyukainya, batin Freya tanpa sadar.

Deva menyadari pandangan Freya yang begitu lama. Ia pun salah tingkah.

"Kenapa kamu memandangku seperti itu?" Deva memberanikan dirinya untuk bertanya pada Freya.

Freya tersentak dan buru-buru menggeleng-geleng cepat. Salah tingkah. Gugup setengah mati.

"Ti-Tidak... Bu-Bukan apa-apa," Freya menyembunyikan wajahnya ke dada Deva. Ia merasa malu.

"Ya sudah. Kita lanjut perjalanan ini," Deva tersenyum dan bergegas terbang menuju ke ujung lorong.

Di lorong yang memiliki lantai yang tidak retak, Deva memutuskan mendarat di sana. Freya diturunkan.

"Apa setelah ini, kita akan berhadapan lagi dengan Bull Man yang lain?" Deva memandang tajam ke ujung lorong.

"Kemungkinan iya," ungkap Freya yang juga memandang ke ujung lorong. "Tapi, mereka memiliki senjata yang berbeda.

"Selain palu?"

"Prediksiku ada dua Bull Man yang menjaga lorong menuju ke ruang Boss Monster. Mereka bersenjatakan kapak dan rantai. Lalu ukuran tubuh mereka jauh lebih besar dari yang tadi."

CumulonimbusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang