7. Pergi ke tempat Yuda

85 8 0
                                    

Sesudah itu, Freya menjauh dari Deva. Ia berlutut dengan senyuman manis di wajahnya.

"Sekarang tidurlah karena hari sudah malam. Besok pagi, aku akan mengantarkanmu ke tempat adikmu."

"Malam hari?"

"Iya. Sekarang sudah masuk tengah malam."

"Bagaimana kamu bisa tahu?"

"Jangan bertanya lagi...."

"Ya. Aku tahu jawabanmu rahasia lagi."

Deva berwajah datar. Freya tertawa kecil.

"Hehehe... Ya sudah. Sana tidur!" Freya mendorong Deva.

"Iya, iya," Deva menurut dan bergegas berbaring di lantai yang terbuat dari bebatuan.

"Selamat malam, Dev!"

"Selamat malam, Freya!"

Deva berbaring dalam posisi miring ke kanan. Kehangatan selimut dan syal membuatnya nyaman. Tapi, entah mengapa ia sulit memejamkan mata karena teringat akan kata-kata Ridwan.

"Deva, selamatkan dirimu!" Ridwan memegang tangan Deva dengan erat. "Jangan sampai kamu mati dalam keadaan seperti ini!!"

Ya, Deva sudah selamat. Ia tidak mati. Freya sudah menyelamatkan hidupnya. Kalau tidak ada Freya yang menyelamatkannya, pasti ia sudah mati bersama Ridwan dan yang lain.

Aku sangat bersyukur karena bisa selamat, pasti saat ini Friska mencemaskan aku, pikir Deva.

"Kamu belum tidur, Deva?"

Deva memutar kepalanya untuk memandang Freya. Freya yang duduk beberapa meter darinya.

"Ya. Aku mencemaskan adikku, Friska."

"Oh. Ia memang mengkhawatirkanmu dan menyangka kamu sudah mati dalam ledakan itu. Sekarang dia bersama Mira di markas Neo Resque."

Freya mengatakannya dengan wajah yang serius. Ia memandang ke lentera. Deva kembali dibuatnya bingung.

"Kamu tahu darimana soal itu?"

"Sudah kukatakan beberapa kali, jangan bertanya lagi, jawabannya rahasia."

"Aaah... Ya sudahlah, aku mau tidur saja."

Menghelakan napasnya, Deva kembali berbaring dalam posisi miring ke kanan. Terdengar tawa Freya yang menggema di tempat itu.

"Hehehe, lebih baik kamu tidur daripada bertanya, kan?"

Deva menutupi kepalanya dengan selimut.

"Kamu juga tidurlah, Freya."

"Iya. Tentu."

Setelah itu, keheningan melanda tempat itu. Deva sudah terlelap dan terbawa ke alam mimpi. Freya saja yang masih terjaga hingga pagi tiba.

*****

TWIN ISLAND, 6 MARCH, 2101

Pagi hari tiba. Langit masih mendung karena dipenuhi awan-awan Cumulonimbus. Hujan tidak turun karena kelompok Cumulonimbus sedang "tertidur."

Matahari memang sudah terbit tapi sinarnya terhalang oleh awan-awan pembawa hujan ini. Sehingga suasana bumi menjadi remang-remang tanpa ada pencahayaan.

Di sebuah pulau yang dipenuhi perbukitan terjal dan pepohonan pinus, ada sebuah gua yang tersembunyi di atas perbukitan. Gua yang buntu, dihuni anak Adam dan Hawa selama dua hari ini.

CumulonimbusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang