24. Berteleportasi

73 5 6
                                    

"Ya sudah, ayo kita pergi lagi!" ajak Deva yang berjalan keluar.

"Baik," balas Freya sambil mengangguk. Ia menarik tangan Zu dengan cepat.

Mereka bertiga berjalan cepat menuju pintu yang ada di ujung lorong. Sesampainya di sana, mereka berhenti berjalan.

"Kalian siap?" tanya Deva yang berwajah serius.

"Kami siap," jawab Freya dan Zu kompak.

Ketiganya pun mendorong pintu besar berdaun dua itu. Pintu terbuka dengan deritan yang sangat keras.

KRIEEET!

Suasana sepi dan hawa dingin menyambut kedatangan mereka. Cahaya putih remang-remang mendominasi tempat itu.

Interior ruangan itu terbuat dari kristal berwarna hijau. Serupa dengan warna monster yang menghuni di dalamnya.

BRAAAK!!

Pintu tertutup sendiri. Cukup mengejutkan ketiganya kecuali Freya. Mata tajam Deva tertuju pada monster raksasa yang kini berdiri tak jauh darinya.

Monster yang menyerupai kura-kura. Tingginya kira-kira 5 meter. Matanya sipit berwarna hitam keperakan. Warna kulitnya hijau mengkilat yang serupa dengan warna tempat ini. Tempurungnya terbuat dari kristal, juga sewarna dengan kulitnya.

Ia memiliki empat kaki yang besar dan kuat. Kemudian bersuara cukup keras hingga mengguncang tempat itu. Langsung menyerang Deva yang diincarnya.

Tapi, gerakannya agak lambat. Kesempatan ini dimanfaatkan Deva untuk menyerangnya terlebih dahulu.

Sebelum itu, Freya memberikan Deva perlindungan sinar cahaya putih di tubuhnya agar Deva tidak terluka. Deva bebas untuk bertarung tanpa merasa takut lagi.

HUP!

Deva melompat tinggi setelah menghentakkan salah satu kakinya ke lantai. Ia memegang pedangnya dengan dua tangan. Mengayunkan pedang secara vertikal ke bawah untuk memunculkan teknik kekuatannya.

"Cooler Dew!"

DRAAAK!!

Ayunan pedangnya mengenai kepala monster kura-kura. Monster kura-kura yang bernama Reptilo, diam tak bergeming. Dengan cepat, embun dingin menjalar ke seluruh tubuhnya.

Dalam sekejap mata, tubuh Reptilo menguap ke udara. Menghilang tanpa berbekas.

HUP!

Deva mendarat mulus di lantai. Disambut Freya dan Zu yang sangat senang.

"Wah, akhirnya kita menang lagi!" Freya berlari kecil sambil menarik Zu. "Kita akan berteleportasi otomatis ke dungeon ketiga."

"Monster penunggu dungeon ini ternyata mudah ditaklukkan. Apa tidak ada monster yang lebih kuat dari ini?" Deva menghelakan napas beratnya.

"Di dungeon ketiga nanti, Boss Monster-nya lebih kuat dari ini."

"Aaah... Aku tidak mau bertarung lagi. Kita berteleportasi langsung ke kota Deep Ocean."

"Tapi...."

"Jangan bilang roh sepertimu tidak bisa melakukan itu."

"Tentu saja bisa."

"Lalu kenapa kita harus mengulur-ulur waktu seperti ini?"

"Aku ingin menghabiskan waktu bersamamu, Dev. Karena aku tidak ingin berpisah denganmu begitu cepat. Makanya aku memilih jalan terlambat ini, dan merahasiakan siapa aku sebenarnya," Freya memasang wajah kusut. "Jika Cumulonimbus sudah dikalahkan, maka kita harus berpisah dan tidak akan bertemu lagi kecuali aku yang sebenarnya sudah terbangun."

CumulonimbusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang