Miracle 3 (end goes to next chap)

8K 701 29
                                    

Tak terasa malam pun tiba, saat ini keluarga Kim tengah makan bersama.. Tentunya minus Jimin dan So Hyun.. Mereka makan dengan cukup tenang, Taehyung melirik ke keluarganya, perlahan senyuman sangat tipis tersemat di bibir pucat Taehyung.. Ya akhir-akhir ini Taehyung sering kambuh, dia hanya komsumsi obat saja, padahal harusnya dia di kemo..
Jungkook tak sengaja melihat senyuman amat tipis dari Taehyung, dia ikut tersenyum kecil..
"Hyung, teruslah bahagia dan tersenyum nee.. Aku senang melihatmu begini..." Ucap Jungkook
Taehyung terlonjak kecil dan menatap Jungkook yang kini tersenyum padanya diikuti yang lainnya..
"Aku tak tahu Kookie, sampai kapan aku bisa tersenyum, sampai kapan aku bisa bertahan.. Aku tak tahu.. Tapi satu hal yang harus kalian tahu aku selalu menyanyangi kalian.. Apapun dan bagaimanapun sikap kalian padaku, aku akan tetap sayang.." Ucap Taehyung tulus namun tanpa sadar ucapan itu menohok hati para namja yang lainnya
"Mianhae.. Appa, hyungdeul dan Kookie aku tak bermaksud untuk.."
"Gwenchana Taetae.. Kami sadar kami sudah sangat melukaimu hingga kami lupa bahwa kau adalah bagian dari kami juga.. Dan kau berhak untuk berkata begitu.." Potong Jin
"Arra.. Kita lupakan saja nee.. Kita akan bahagia setelah ini.." Tambah Hoseok
"Eung!! Bahagia hehe.." Kekeh Taehyung menampilkan kembali senyum kotaknya yang khas itu
"Ngomong-ngomong, kalian tak cemas pada Chim hyung??" Tanya Taehyung ragu
"Jangan bahas twins gilamu Tae.. Dia sudah tak waras karna masih percaya pada iblis itu.." Ketus Namjoon
"Tapi kan hyung.."
"Taetae.. Biarkan saja.. Jimin itu sehat, Jimin itu sudah biasa pergi bahkan tak pulang semalaman.. Biarkan saja dia lakukakan sesukanya.. Asal.. Jangan coba-coba menyakitimu.." Potong Suga dengan menekan kata 'Asal'
Taehyung tak punya pilihan selain diam dan meminum obatnya lagi..




"Sial sekali aku hari ini.. Dapat pukulan telak hanya karna membentak yang salah.. Di sini yang pabboya aku atau mereka?? Huh.." Jimin bersungut-sungut sendiri
Setelah dia keluar dari rumahnya, dia memutuskan berlama-lama di taman kota.. Kebiasaanya jika moodnya buruk pasti dia pergi ke taman seharian..
Dia berjalan ke tengah taman dan duduk di bawah pohon mapel.. Dia menutup kepalanya dengan hoodienya, dia menyandarkan dirinya kepohon itu, membiarkan angin malam menerpa wajahnya..

Tiba-tiba dia mendengar dua atau tiga orang tengah berbincang, padahal yang dia tahu, disini jika malam akan sepi karna alasan takut dengan pohon mapel yang besar itu.. Dia penasaran, dia bangkit dari duduknya perlahan, berjalan mengendap-endap untuk lebih jelas mendengar sekaligus melihat orang-orang itu..

"Ini berkasnya nyonya.." Ucap pria berjas hitam memberikan amplop cokelat yang di sebut berkas
"Kamshamida.. Bilang pada tuan Taeyong aku sudah dapatkan berkas pengalihan hartanya.."
Mata Jimin membulat mendengar berkas pengalihan harta.. Dia tak bisa melihat jelaa wajah orang-orang itu karna penerangan yang remang-remang.. Tapi satu hal yang dia yakini salah satu dari mereka adalh wanita.. Namun Jimin masih menerka-nerka siapa wanita itu.. Karna suaranya teredam masker yang dia gunakan..
"Taeyong?? Siapa dia?? Dan kenapa ada pengalihan harta?? Apa harta appa akan di alihkan?? Tapi pada siapa??" Jutaan pertanyaan bergelayut di otak Jimin

Wanita itu berbalik dan dengan cepat Jimin tiarap sehingga dia tak ketahuan sedang menguping.. Dapat dia lihat wanita itu perlahan membuka maskernya namun tetap saja tak terlihat jelas karna minimnya penerangan.. Yang Jimin lihat seperti bayangan yang tengah membuang maskernya sembarang..

"Permainan babak akhir dimulai keluarga Kim.. Kita lihat aku atau kalian yang menang?? Hahaha.." Tawa licik terdengar oleh Jimin perlahan hilang bersamaan wanita tadi masuk ke taksi
"Andwe.. Itu kah eomma So Hyun?? Aniyo aniyo.. Aku pasti salah.." Monolog Jimin dengan wajah tak percaya

Lalu dia pergi dari taman dan kembali pulang.. Kening berkerut, pertanda dia sedang berfikir keras saat ini.. Tiba-tiba

BRUKK

Jimin menabrak salah satu anggota keluarganya saat hendak memasuki rumahnya.. Reflek pandangan mereka sama-sama beradu.. Jimin dengan pandangan heran dan yang satunya dengan pandangan yang sulit di artikan..

"Waeyo dia ada di sini?? Kacau ini.. Kacau.. Huftt aku harus tenang.." Ucapnya dalam hati

Tbc

Annyeonghaseyo.. Vira back, ada yang kangen??

Mksh yach yang udh support ff ini.. Seneng d udah dpt peringkat..
Saranghae readersdeul..😘😘😘

Last Hug[Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang