A1

2.5K 147 21
                                    


Hidup itu kejam jauh dari ekpetasi sebuah ke indahan. Terlalu pahit untuk di jalani melebihi kepahitan kopi tanpa gula. Kata orang kebahagiaan itu akan hadir jika kita tak mengeluh dan bersyukur apa yang tuhan berikan. Bohong, semua itu bohong tak ada kebahagiaan yang menghampirinya. Mereka terlalu gampang mengespresikan hidup itu indah. Mereka tak tau bagaimana pahitnya kehidupan yang di jalaninya. Kalaupun bisa memilih maka kematianlah yang akan di pilih dari pada hidup di dunia. Semua serba uang dan uang segalanya tentang uang. Hidup itu keras tapi bukan batu, bukan juga besi yang hanya bisa di leburkan oleh api.

Hidup itu sebuah kata yang memiliki banyak makna beribu-beribu arti yang orang awampun tau apa artinya hidup. Seperti magic penuh kejutan di dalamnya, sulit di tebak hanya bisa di jalani. Mengeluhpun rasanya juga percuma jika kita hanya berdiam diri saja. Tetapi, kebanyakan orang bilang uang adalah kehidupan. Ah, benarkah itu?

Yeoja itu mendesah pelan dengan tangan fokus mencoret-coret bukunya di bangku taman. Menatap nanar kertas putih di pangkuannya. Deru nafasnya yang berat mengeluarkan kepulan asap dari rongga mulutnya. Hawa dingin menusuk tulang rusuk seperti akan membunuhnya dengan membekukan tubuh rampingnya itu. Tas lusuh di samping dia duduk berisikan tumpukan baju di dalamnya. 1 minggu yang lalu dia kabur dari rumahnya entah apa yang membuatnya lari dari rumah yang dia tinggali dari sejak kecil tersebut.

Menurut para tetangga di sekitar rumahnya, keluarganya tak terurus sama sekali bahkan selalu terdengar keributan setiap hari. Tidak tau apa yang di perdebatkan, appanya sering pulang dengan ke adaan mabuk sedangkan ommanya sering keluar malam kadang hanya pulang satu kali seminggu. Itupun kalau pulang sering berdebat dengan appanya. Kenapa tidak cerai saja jika hanya memperdebatkan hal yang tak penting. Itu lebih baik dari pada harus mengeluarkan kata-kata kotor dan saling mencaci satu sama lain. Dia harus menutup telinga setiap kali orang tuanya bertengkar. Dia sudah tak perduli jika barang-barang di rumahnya pecah karena emosi ke dua orangtuanya.

Kaya!! jangan di tanyakan lagi. Orang tuanya sangat kaya dan terkenal di korea tapi orang-orang tak tau bahwa yeoja itu adalah putri mereka. Jangan pernah berfikir dan menyimpulkan bahwa orang kaya kehidupannya bahagia dan apa-apa bisa terpenuhi. Tidak, dia tidak sebahagia yang orang fikirkan sama sekali. Bagaimana ia bisa bahagia jika ke dua orang tuanya saja tak mengurusinya. Maka dari itu dia memilih kabur meninggalkan ke dua orang tuanya bergelut dengan bisnis yang mereka dirikan. Oh satu lagi, pertengkaran.

"Kemana aku harus pergi? Bahkan uang sepeserpun aku tak punya" yeoja itu bergumam pada dirinya sendiri. Matanya melirik kanan kiri mencari sesuatu yang bisa membantu dirinya mendapatkan uang.

Bodoh, seharusnya sebelum kabur dia menyiapkan uang banyak untuk memenuhi kehidupan kedepannya. Yeoja berkulit tan itu hanya merutuki kebodohannya. Biasanya setiap pagi dia sudah bersantai ria di balkon rumahnya dengan makanan lezat yang di siapkan para pelayan. Dan sekarang, ukhh. Jauh dari kata mewah tidur saja di emperan toko. Syukur-syukur tidak di siram air oleh sang pemilik toko karena mengotori lantai mereka. Katanya kaya tapi kok tinggal di emperan toko!! jika orang tau pasti mereka akan mengatakan hal itu pada dirinya.

"Ya, aku harus bekerja. Dari pada mati kelaparan. Ah, ayolah kwon yuri kehidupanmu yang sekarang berbeda dari kehidupanmu yang dulu" yeoja itu menyebut namanya sendiri dan mengeluh kesal.

Dia berfikir sejenak tentang pekerjaan apa yang pantas untuknya. Tangannya mengobrak abrik tas lusuhnya mencari ijazah sebagai salah satu syarat melamar kerja.

"Sial, aku lupa. Kenapa aku tak terfikirkan untuk membawanya" sekarang dia bertambah kesal.

Lagi pula dia tak terfikirkan untuk membawa ijazah karena tak ada gunanya juga. Kaburpun ia dadakan dan tak terencana sebelumnya. Di kiranya berkerja tidak di butuhkan ijazah dan hanya menyetor surat lamaran. No, dimanapun orang bekerja salah satu persyaratannya ya harus membawa ijazah tapi fotocopynya bukan yang asli. Yeoja itu memegang kepala frustasi dan melempar tasnya ke tanah membiyarkannya berserakan.

Love Scenario (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang