Hidup di zaman modern terus menawarkan berbagai kemudahan. Transportasi makin cepat, komunikasi lebih mudah, pendidikan makin beragam, dan pemikiran terus mengalami perkembangan..Sayangnya segala kemudahan itu juga turut menjadi pemicu munculnya sebuah konflik berkepanjangan.Liberalisme menjadi ideologi banyak manusia. Sebuah konsep pengagungan pada kebebasan demi mewujudkan persepsi kebahagiaan. Prinsip kebebasan menciptakan gesekan yang cukup panas. Kaum-kaum penentang berdatangan, namun kebebasan sebagaiaman pemikiran mereka harus terus diperjuangkan.
Di sebuah negara kepulauan yang memiliki wilayah laut dan darat sangat luas, muncul gesekan cukup panas antara konsep liberalis dan agamis. Saling adu argumen di sosial media dan menciptakan gerakan turun ke jalan untuk menyuarakan apa yang ada di otak mereka. Bukan mereda, gesekan justru memanas. Akibatnya konflik menjalar ke segala bidang dan terdengar oleh pemerintah dunia.
Takut kalau negara besar itu terpecah belah, upaya perdamaian pun dicanangkan oleh pemerintah dunia. Pembuatan wilayah baru dijadikan jawaban yang diajukan. Tak ada jalan keluar lain, tak ada pula kehendak dari salah satu pihak untuk berhenti. Akhirnya jawaban itu diterima. Sebuah wilayah baru yang akan dihuni orang-orang liberalis yang menolak keberadaan kaum agamis pun dibuat di wilayah timur di atas sebuah pulau terpadat negara itu.
Beberapa tahun pembangunan wilayah itu berlangsung dibantu berbagai negara di penjuru dunia, akhirnya di tahun kelima pun selesai. Neingod namanya, wilayah itu berdiri di atas sistem kerajaan dengan dibatasi dinding setinggi 60 meter yang mengitarinya.
Selama dua puluh lima tahun semenjak berdirinya kerajaan itu, ia dipimpin oleh seorang lelaki bernama Vasilia Daw. Dalam perkembangannya kerajaan itu dibagi menjadi 4 wilayah besar, yakni pertanian, perindustrian, perikanan, dan pusat pemerintahan yang ada di ibukota.
Neingod mempunyai sistem kehidupan yang amat berbeda. Perbedaan ras dan bahasa diberangus. Semua orang yang tinggal di sana tunduk pada satu bahasa di mana wilayah itu berada. Tak hanya itu, teknologi yang dipunyai tidak sebanding dengan negara lain di dunia. Tinggal di sana tidak akan menemukan kendaraan bermotor, internet, telepon seluler, televisi, bahkan radio. Ini bukan karena adanya sistem otoriter yang dianut petinggi, memang begitulah cikal bakal perjanjian Kerajaan Neingod berdiri.
Terutama agama. Hal itu sangat amat dilarang karena dianggap membatasi kehendak manusia dan dapat menimbulkan perpecahan. Untuk mengerti akan larangan beragama di Kerajaan Neingod tak perlu menyelami banyak sisi kehidupan di sana. Bahkan kau tak perlu melangkah masuk seinci pun ke wilayahnya. Kau hanya perlu melangkah ke gerbang masuk, mendongakkan kepala, lalu bacalah apa yang terlihat, “Selamat Datang di Negeri Tak Bertuhan.”