Jiyu kehilangan jejak yena sedangkan felix masih mencari kemana gadis itu berlari.
"Gimana?" tanya jisung nyusul.
"Biar felix aja yang nyari," jawab jiyu tanpa mengalihkan pandangannya dari punggung felix yang semakin menjauh.
"Yena salah paham kok, yang. Jangan merasa bersalah gitu."
Jisung mengusap pucuk kepala jiyu pelan. Mengajak jiyu untuk kembali ke tempat sebelumnya.
Sementara felix..
"Aduh, na.. Pake jatoh segala lagi."
Felix menarik lengan yena supaya bangkit dari aspal jalanan. Berkat kaki panjang felix yang mengalahkan kecepatan lari yena, membuat gadis itu tak sengaja menginjak tiga butir kelerang yang entah kenapa ada di sana.
"Udah tau jalanan, malah mainan kelereng," gerutu yena.
Dalam sekali hentak, yena berhasil melepaskan tangan felix dari lengannya. Laki-laki itu menatap tajam yena. Felix udah capek seharian kuliah ditambah yena ngajak kejer kejeran pula.
"Kok lo kayak anak kecil sih?!"
Pupil mata yena membesar, ia tidak menyangka felix bisa marah, biasanya yena yang marah marah kali ini gantian felix. Yena tidak tau kalau setiap orang punya batas kesabaran sendiri. Apalagi untuk orang sesabar felix. Kini hatinya melunak.
"Maaf, kalo gue nyusahin lo," ucap yena dengan nada yang kecil sekali.
Telinga felix yang tajam atau suara yena yang terdengar cukup jelas membuat felix langsung menggandeng tangannya dan berjalan cepat ke tempat heejin dkk.
"Lo gak usah kesel sama jiyu. Gue yang ngumpulin temen temen lo biar si nenek lampir itu ciut.."
Felix menghela nafas berat.
"Tapi, yang namanya nenek lampir tetap saja nenek lampir."
"Seharusnya gue gak usah ngadu sama lo tentang masalah kecil ini."
"Masalah kecil? Mereka buat cewe yang gue sayang jadi nangis kejer kayak tadi," jujur felix.
Setibanya mereka di depan fakultas arkeologi, felix langsung menempatkan yena di sampingnya. Jiyu dkk masih setia menunggu yena dan felix sedangkan jaehyun dan arin sudah pulang duluan.
"Lo gapapa kan, na?" tanya siyeon.
"Hm, gue gapapa," jawab yena.
Heejin berdecih, "ngapain lo balik lagi? Mau minta maaf dari gue?"
Felix tersenyum miring. Laki-laki itu merangkul bahu kecil yena dan sedikit menunduk, "nurut sama gue atau gue cium lo di depan mereka."
Yena melirik tajam wajah felix yang hanya berjarak 5cm darinya. Ia tidak menyangka dengan felix yang sekarang. Gadis itu masih menatap felix tak percaya sedangkan felix udah minta tanggung jawab heejin terhadap yena.
"Gue minta kalian minta maaf sama yena, apa itu susah?"
"ya ampun felix, kenapa lo mati matian belain dia, sih?"
Felix mengeratkan kepalan tangannya di bahu yena, "memangnya salah membela pacar sendiri, hm?"
Mulut bomin terbuka lebar yang langsung ditutup oleh nancy. Takut kemasukan lalat, ntar lalatnya pingsan.
Apa sih..
Kok author tibatiba gajelas gini..
"Gak mungkin," ucap heejin.
"Ga percaya, tanya aja sama yena. Ya, kan sayang?" ucap felix.
Heejin menatap yena penasaran. Kata 'iya' sangat sulit yena ucapkan. Di satu sisi, ia tidak ingin felix melakukan hal yang tidak dia inginkan. Yena juga tidak tau kenapa situasi ini membuat wajahnya memanas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Find You | Lee Felix ✔
Short Storysangar sih tapi gue sayang book 2nd when you love someone #1 - yangyena #2 - felixlee [complete] ©2018
