"ayolah, Lesti.. Aku mohon, ini demi persahabatan kita!"
Lesti menghela nafas mengingat ucapan Putri siang tadi. Putri memintanya untuk menjadi kakak iparnya, alias istri dari kak Fildan.
*********
Lesti sudah curiga sejak Putri menjemputnya pagi itu, dia yang biasanya ceria mendadak jadi pendiam. Saat ditanya Putri hanya menggeleng, tapi Lesti sadar kalau selama perjalanan ke kampus Putri sering memandangnya diam-diam.
Tapi Lesti tak bertanya, dia menunggu Putri untuk bicara padanya. Tapi sampai mereka selesai kuliah pun Putri tetap saja diam dan bersikap aneh. Lesti yang sudah tak sabar pun akhirnya bertanya duluan.
"Tunggu dulu!" ujar Lesti
"Kenapa?"
"Hm.. Kamu masih punya waktu kan sebelum les piano?"
"I- iya.."
"Oke, kalo gitu sekarang kita ke kafe biasa dulu, yuk?!"
Putri mengernyit heran mendengar ajakan Lesti. Tak biasanya Lesti mengajaknya nongkrong duluan, biasanya juga harus dipaksa dulu. Tapi dia tersenyum dan menuruti ajakan sahabatnya itu.
Begitu sampai di cafê, mereka langsung menempati meja favorit mereka dan memesan menu seperti biasa.
"Jadi.. Ada apa sebenernya?" tanya Lesti langsung.
"Hm? M- Maksud kamu..?" Putri terkejut karena Lesti langsung to the point.
Lesti menghela nafas melihat Putri yang masih berusaha menyembunyikan sesuatu.
"Mput.. Kita kenal udah lama, ya. Aku tau banget kalo kamu lagi ngerahasiain sesuatu dari aku. Kenapa? Apa aku ada salah sama Mput, heuh?"
"Bu- Bukan gitu.. Kamu gak ada salah kok sama aku."
"Jadi kenapa dong? Seharian ini kamu dieem aja, dari tadi pagi pas di mobil kamu juga ngelirik aku mulu."
Putri tertunduk. Memang ada sesuatu yang ingin dia sampaikan pada Lesti, tapi dia sendiri masih bingung bagaimana mengatakannya. Dia takut nanti Lesti malah tersinggung dan marah padanya.
"Mput.. Kenapa sih? Cerita dong sama aku. Kamu lagi ada masalah?" Lesti menatap Putri cemas.
"Ngg.. Itu.. Sebenernya.. --"
Ucapan Putri terhenti karena waitress datang mengantarkan pesanan mereka.
"Ini dia, mbak putri.. Mbak lesti.. Pesanan seperti yang biasa!" ujar Waitress itu sembari tersenyum ramah.
"Iya, makasih ya.." balas Lesti, sementara Putri hanya tersenyum canggung.
Waitress itu pun lalu pergi meninggalkan Lesti dan Putri yang kembali serius.
"Pokoknya, kalo Mput gak mau cerita, Mput gak boleh kemana-mana! Disini aja sampe Mput ngomong sama Lesti." ancam Lesti. Dia lalu meraih cangkir cappucino miliknya.
"I-itu.. Ehm.." Putri terlihat bingung. "Tapi Lesti janji jangan marah, ya?! Pokoknya Lesti harus dengerin omongan Mput sampe selesai, oke?!"
Lesti mengernyit heran, tapi dia tetap mengangguk.
"Ehm.. Lesti.. Kamu..
Lesti masih memegang cangkir minumannya, penasaran melihat Putri yang sampai gelagapan begini.
Putri adalah anak yang selalu ceria dan ceplas-ceplos, baru kali ini Lesti melihatnya susah berbicara.
"Kamu mau gak jadi istri kak Fildan?!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Story [End] ✔️
FanfictionSejak kematian ibunya, Lesti Hanifa Andriyani harus hidup seorang diri. Beruntung dia punya seorang sahabat, Putri, yang sangat menyayanginya seperti saudara sendiri. Putri pun berniat menjodohkan Lesti dengan Fildan, abangnya. Berhasilkah?