"Bi, nanti kalo Putri atau siapapun nyari Lesti, bilang aja Lesti lagi tidur ya."
Bi Surki yang tengah mencuci piring mengernyit heran. "Non Lesti sakit?"
"Enggak, kok. Lesti cuma lagi pengen istirahat aja."
"Ohh.. Ya udah deh, nanti bibi bilangin."
Lesti mengangguk dan masuk ke kamarnya.
Sebuah pesan masuk dari Putri, mengajaknya untuk jalan. Tapi Lesti hanya membaca pesan itu tanpa membalasnya.
Beberapa hari ini Putri, bunda, sampai kak Hanani selalu saja membahas soal Rani. begitu juga dengan kak Fildan yang selalu salah tingkah.
Lesti selalu merasa sesak dan sedih tiap kali mereka mulai menggoda kak Fildan. Bukan hanya karena itu perempuan lain, tapi itu juga perempuan yang dikenal Lesti.
Lesti merasa tak ada yang memperdulikannya, toh mereka tak menyadari saat Lesti lebih banyak diam ketika mereka heboh membicarakan Rani.
Apalagi sepertinya kak Fildan juga benar menyukai Rani, juga bunda dan Putri yang mendukung. Dia merasa ini tak adil. Pertama perempuan itu merebut ayahnya, lalu kini Rani mengambil kak Fildan darinya.
Lesti tersenyum sendu. Mengambil? Memangnya kak Fildan sudah jadi miliknya?
Karena itu Lesti memutuskan untuk menjauh sedikit dari keluarga itu. Selama ini Lesti sangat dekat dan menganggap dirinya sebagai bagian dari keluarga Putri, sampai dia lupa bahwa sebenarnya dia bukanlah siapa-siapa.
Seharusnya dia sadar diri dan mulai membiasakan diri untuk hidup sendiri tanpa Putri dan keluarganya.
Suara Putri yang sedang berbicara dengan bi Surki terdengar sampai ke kamar, membuat Lesti cepat menarik selimut dan memejamkan matanya.
Tak lama kemudian pintu kamarnya terbuka, lalu langkah pelan Putri terdengar menghampirinya.
Lesti berusaha untuk pura-pura tidur tanpa ketahuan. Terasa telapak tangan Putri menyentuh keningnya untuk mengecek suhu badan Lesti.
"Hm.. Biasa aja, gak panas." bisik Putri.
Kemudian dia menarik selimut untuk lebih menutupi tubuh Lesti. "Cepet sembuh ya, Lestiku sayang.." bisik Putri lagi.
Lalu terdengar langkah Putri yang menjauh dan menutup pintu kamarnya perlahan.
Sepeninggal Putri, Lesti langsung membuka matanya. Setetes air matanya jatuh.
"Maafin aku ya, Mput.." batin Lesti.
Sungguh, dia merasa jahat harus membohongi Putri seperti ini. Tapi dia benar-benar ingin sendiri. Lesti kembali memejamkan matanya dan kali ini tertidur betulan.
––––––––––
"Loh, dek. Gak jadi pergi?" tanya Fildan yang melihat adiknya kembali ke rumah.
"Enggak kak, Lesti lagi tidur." jawab Putri lesu.
"Tidur?"
"Iya, kata bi Surki dia lagi gak enak badan, makanya istirahat. Tapi tadi pas Mput cek, badannya gak panas tuh kak, biasa aja."
"Hm.. Kadang gak harus panas sih, dek. Kalo gak enak badan ya bukan berarti demam." jelas Fildan.
Putri hanya mengangguk. "Gak tau deh kak, tapi kok Mput ngerasa Lesti agak menjauh, ya?"
"Menjauh?"
"Iya, dari kemaren sebenernya. Tapi kemaren Mput pikir cuma perasaan aja, soalnya Lesti juga masih kayak biasa kok sama Mput."
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Story [End] ✔️
FanfictionSejak kematian ibunya, Lesti Hanifa Andriyani harus hidup seorang diri. Beruntung dia punya seorang sahabat, Putri, yang sangat menyayanginya seperti saudara sendiri. Putri pun berniat menjodohkan Lesti dengan Fildan, abangnya. Berhasilkah?