Family

1.7K 119 22
                                    

*ada yang udah dapet notifnya belum? Wkwkwk. Tadi pas mau preview part ini, eh ga sengaja kepencet publish. Maap yah bikin bingung* 😌🙈

---------

"Kamu kenapa sih, Les?!"

"Hm? Kenapa?" tanya Lesti balik.

Putri menarik nafas kesal. Lesti mendadak jadi aneh. Tadi dia melihat Lesti bengong di depan toko, pas ditanyain bukannya jawab malah ngajak makan. Terus sekarang pas makan Lesti malah ngelamun. Minumnya cuma di aduk-aduk doang dari tadi.

"Kamu sakit?"

"Enggak kok." Lesti menggeleng.

"Kamu marah sama aku?"

"Aku sebel, tapi gak marah."

"Ya terus kenapa dong kamu gak fokus dari tadi?" tanya Putri kesal.

"Ehm, gak ada kok. Tapi kayaknya aku capek deh, pengen istirahat."

Putri masih tak percaya, tapi Lesti memasang senyum cerianya. "Kamu udah selesai kan belanjanya? Abis ini kita pulang ya?" pinta Lesti.

"Hm, iya deh. Tapi kamu beneran gak apa-apa, kan?!"

"Iya, Mputku..."

ΔΔΔΔΔ

Seorang gadis menuju ruang operasi dengan langkah tergesa. Dia adalah gadis yang tadi bertabrakan dengan Lesti di mall.

Sementara Fildan baru saja keluar dari ruang operasi. Dia berjalan sembari melepaskan maskernya.

"Dokter Fildan!"

Panggilan itu membuat Fildan menghentikan langkahnya.

Gadis itu yang memanggil Fildan, dia bergegas menghampiri Fildan dengan wajah cemas.

"Gimana.. Gimana operasinya, dok? Gimana keadaan papa sekarang?"

Fildan tersenyum. "Selamat ya, Rani.. Operasinya berjalan lancar. Untung papa kamu kuat dan bisa bertahan, jadi operasi ini berhasil."

Gadis bernama Rani itu terlihat lega. "Alhamdulillah.."

"Maaf ya, saya kabarin kamu tiba-tiba. Kondisi papa kamu mendadak drop tadi, jadi terpaksa harus diambil tindakan secepatnya."

"Iya, dok. Gak apa-apa. Makasih ya, dokter! Makasih dokter Fildan udah nyelametin papa!" ujar Rani berkaca-kaca.

"Iya, sama-sama. Ini juga karena doa kamu, makanya papa kamu bisa sehat."

"Sebentar lagi papa kamu dipindahkan ke ruang rawat, kamu bisa liat dia disana." tambah Fildan. "Kalo gitu saya tinggal dulu, ya."

"Iya, dok. Sekali lagi makasih ya, dokter Fildan!"

Fildan tersenyum dan menepuk bahu Rani pelan. Dia pun berlalu meninggalkan Rani yang beralih menatap pintu ruang operasi yang tertutup rapat.

"Papa.. Terimakasih karna gak ninggalin Rani sendiri." lirihnya.

"Anaknya pak Andri cantik juga ya, bro!" ujar Aufar yang hari ini jadi asisten bedah Fildan.

"Heh, gak usah macem-macem lo!"

"Siapa yang macem-macem? Gue cuma satu macem aja kok." elak Aufar.

Love Story [End] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang