"Kak?"
Fildan mengalihkan pandangannya dari laptop.
"Iya, bun?"
"Lagi sibuk ya?" Bunda menghampiri Fildan dan duduk di pinggir tempat tidur.
"Enggak juga, bun. Lagi finishing materi untuk presentasi besok."
"Oh.."
Fildan melirik bunda yang terdiam. Hmm.. Pasti ada yang ingin dibicarakan.
"Kenapa, Bun?"
"Hm? Apa?"
"Bunda mau ngomong apa?"
"Ngg.. Nggak, nggak ada apa-apa kok."
Fildan tersenyum. Bunda punya karakter yang sama seperti Putri, sama-sama suka gelagapan kalo ada yang mau diomongin.
"Ngg.. Kak?" Panggil bunda lagi.
"Iya, bun?"
"Kamu.. Soal itu.."
"Soal apa?" tanya Fildan, walaupun sebenarnya dia sudah tau apa yang akan dimaksud bunda.
"Itu.. Soal perjodohan itu.."
"Oh, kenapa?"
"Kamu sebenernya gimana? Kalo gak setuju, bilang aja sama bunda. Biar bunda yang ngomong sama ayah."
Fildan terdiam. Siapa yang mau dijodohkan? Tapi Fildan juga malas berhubungan lagi dengan perempuan. Entahlah, setelah Dewi.. Rasanya tak ada seorang pun yang bisa menarik hati Fildan.
"Tapi ayah gak bisa nolak gitu aja. Harus punya alasan yang kuat juga, karna kayaknya dia semangat sekali mau jadikan kamu menantunya."
Ucapan ayah kembali terngiang di telinga Fildan. Untuk bisa membatalkan rencana pernikahannya dengan Gita, maka Fildan harus menikah dengan perempuan lain.
Orang tua Gita yang merupakan rekan bisnis ayah dan seorang pengusaha ternama sepertinya sangat tertarik dengan dirinya. Bukannya kepedean, tapi ayah Gita sendiri yang mengatakan kepadanya.
"Jujur, bunda sebenernya kurang sreg sama Gita. Bukannya apa, dia juga kurang akrab sama kita. Sama si Putri juga.." bunda menggantung perkataannya, tapi Fildan tau bunda mau bilang apa.
Putri juga gak suka sama Gita. Setiap mereka ketemu pasti selalu ribut. Contohnya seperti saat di restaurant waktu itu, kan. Fildan gak bisa membayangkan kalau seandainya dia jadi sama Gita, mungkin mereka bakalan...
Ah, udahlah. Mending gak usah dibayangin. Serem!
"Kalo bunda gak setuju, Fildan sendiri yang bakal ngomong sama om Thamrin."
"Tapi gak semudah itu, kan? Kamu tau sendiri gimana kekeuhnya dia, trus.. Katanya dia gak bakal mundur kecuali..." Bunda menatap Fildan.
Fildan mengangguk dan tersenyum. "Iya, Fildan tau. Ayah udah cerita kok sama Fildan."
Bunda menghela nafas berat. "Tck, jadi orang kaya kok nyebelin, ya? Emangnya apa susahnya buat dia nyari calon yang lain buat anaknya? Kan pengusaha terkenal juga.. Pasti kenalannya banyak, kan?"
"Lagian kamu juga sih.. Jadi anak bunda kok keren banget! Banyak yang naksir kan jadinya. Bunda nih yang bingung.." omel Bunda.
"Loh, jadi Fildan yang kena nih?"
"Iya dong! Makanya kamu cepetan cari istri, biar bunda gak puyeng lagi."
Fildan terkekeh. "Iya deh.. Maaf kalo Fildan jadi bikin bunda pusing. Lagian bunda sih, kok cakep banget? Jadi nular kan ke Fildan." godanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Story [End] ✔️
FanfictionSejak kematian ibunya, Lesti Hanifa Andriyani harus hidup seorang diri. Beruntung dia punya seorang sahabat, Putri, yang sangat menyayanginya seperti saudara sendiri. Putri pun berniat menjodohkan Lesti dengan Fildan, abangnya. Berhasilkah?