#7

2K 143 4
                                    

"Enggak! Pokoknya Lesti gak mau."

"Ayolah Lesti.." Putri memelas, tapi Lesti tetap kekeuh dengan keputusannya.

"Put, kamu pikir ini acara sembarangan yang kita bisa masuk suka-suka, gitu?"

"Loh, iya kan? Bukannya kita tinggal masuk trus cari ballroom pertemuannya, gabung deh abis itu."

Lesti menepuk jidatnya. "Ya ampun, Mput sayaaangg... Gak liat tadi beberapa orang yang lewat pada bawa undangan? Lagian mereka tuh udah ada dress code-nya."

Putri menggaruk pelipisnya. "Mput gak kepikiran sampe situ sih.."

"Udah deh, mendingan sekarang kita pulang aja. Lagian ngapain sih kamu pake nyusul kak Fildan? Tadi katanya mau nganterin barang kak Fildan yang kelupaan, tapi barangnya malah gak bawa. Sekarang malah ngajakin masuk ke dalam."

Putri hanya nyengir, sementara Lesti mendelik curiga.

"Mput, jangan bilang kalo ini cuma akal-akalan kamu lagi, ya?!"

"Eh, enggak kok.. Tadi beneran ada yang ketinggalan." bohong Putri. "Ya udah deh, kita pulang aja."

Mereka lalu pergi dari pelataran hotel mewah itu. Dalam hati Putri sedikit kecewa karna rencananya gagal.

**********

"Ti, kita makan dulu yuk?" ajak Putri

"Makan? Boleh deh. Mau makan apa?"

"Hmm.. Aku penasaran deh pengen coba nasi goreng yang bikin ribut di grup itu."

"Grup?"

"Iya, grup whatsapp keluarga. Isinya sepupu aku semua." jelas Putri. "Makanya kamu sama kak Fildan aja gih, biar nanti bisa masuk grup sepupu juga." tambahnya usil.

"Hhh.. Mulai lagi deh." cibir Lesti. "Tapi kayaknya kak Fildan sama dokter Andini lagi deket deh."

"Eciee.. Cemburu!"

"Aish, bukan cemburu! Cuma heran aja sama kamunya."

"Loh, kok aku?"

"Iya. Kenapa gak dipasangin aja sama dokter Dini? Kayanya dokter Dini suka sama kak Fildan. Jadi kamu kan gak perlu pusing lagi nyariin jodoh buat kak Fildan."

Putri menghela nafas. "Kan kamu tau kak Fildan gak mau pacaran sama yang satu profesi. Lagian kak Fildan nganggep kak Dini cuma temen, walaupun yaah kita gak tau gimana kedepannya sih." ujarnya sambil menatap lurus ke jalan.

'tapi kalo bisa aku tetep pengennya kamu yang jadi kakak ipar aku.' tambah Putri dalam hati.

"Eh, ini dimana nih penjual nasi gorengnya? Kamu tau tempatnya kan?" tanya Lesti mengalihkan pembicaraan.

"Hmm.. Gak juga sih. Mereka cuma ngasih alamat, tapi tenaangg kan ada GPS!"

Lesti menggeleng, entah kenapa perasaannya tak enak soal ini.

"Kalo gitu kita makan di tempat biasa aja yok, Mput.. Daripada nanti muter-muter gak jelas."

"Bentar, dikit lagi nyampe nih kayanya." Putri melirik GPS-nya.

10 menit kemudian mereka sampai di tempat yang dituju. Putri bersorak girang seusai memarkirkan mobilnya.

"Tuh kan, beneran ketemu tempatnya! Mput mah hebat kalo soal GPS."

Lesti terkekeh. "Ya udah, sekarang kita turun yuk. Aku laper nih."

Keduanya lalu turun dan mendekati warung nasi goreng di pinggir jalan itu. Sembari Putri memesan, Lesti melihat sekelilingnya heran.

Love Story [End] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang