"Kak Lesti!"
Lesti menghentikan langkahnya dan berbalik, dibelakangnya ada seorang mahasiswi baru yang memandangnya canggung.
"Iya, kenapa?" Lesti tersenyum ramah.
"Ngg.. Kakak.. Dipanggil sama kak Putri. Ditunggu di gedung lama katanya."
"Putri?"
"Iya, kak Putri jurusan fashion. Dia sahabat kakak, kan?"
"Iya sih.. Tapi kenapa Putri nyuruh kakak ke gedung lama?"
"Ngg.. Nggak tau juga, kak. Katanya sih penting. Kakak ditunggu secepatnya sama kak Putri. Udah ya kak, aku pergi dulu!"
Belum sempat Lesti bicara, mahasiswi itu sudah berlari lagi meninggalkannya.
Lesti mengernyit heran. Kenapa anak itu? Kenapa pula Putri menyuruh orang lain? Kenapa tidak langsung chat dia saja? Tapi Lesti yang penasaran tetap menuju ke gedung lama sesuai pesan mahasiswi tersebut.
Hawa dingin langsung menyergap Lesti saat dia memasuki area gedung lama.
Gedung lama ini adalah gedung perkuliahan yang sudah jarang dipakai. Sebagian ruangan bahkan sudah dijadikan gudang. Biasanya sih jadi basecamp-nya mahasiswa yang suka cabut kuliah.
Lesti kembali mencoba menghubungi Putri, tapi tak diangkat.
"Tck, Putri serius gak sih?!" omelnya.
Baru saja Lesti akan berbalik pulang, ada seseorang yang memanggilnya dari sebuah ruangan di gedung itu. Lesti mendekat dengan ragu-ragu.
"Mput?"
"Lesti, siniii cepetan!"
Perlahan Lesti memasuki ruangan kecil tak terpakai itu, saat di depan pintu, tiba-tiba ada yang mendorongnya kedalam. Lesti terhuyung, orang yang mendorongnya itu langsung menutup pintu. Kemudian bunyi pintu yang terkunci terdengar dari luar.
Lesti yang terkejut tak sempat menahan orang itu. Dia menepuk-nepuk pintu panik.
"Heh! Kenapa nih?! Bukain pintunya!"
Suara tawa terdengar dari balik pintu. Sepertinya lebih dari satu orang.
"Siapa kalian?!"
"Kita bukan siapa-siapa, sayaangg.."
"Kalian ngapain, sih?! Bukain pintunya!"
Tawa mereka kembali terdengar.
"Ups! Kayanya kuncinya jatoh, nih! Duh, gimana dong?"
"Waahh.. Gak bisa dibuka dong, ya?
"Iya nih, kuncinya ilang.."
"Maaf ya, Lesti sayang.. Lo di dalem aja yah sampe ada yang nolongin. Hahaha.."
"Eh, emang siapa yang bakal nolongin dia?"
"Hmm.. Malaikat maut, mungkin?! Hahahaha.."
Lesti hanya bisa terisak mendengarkan percakapan sinis mereka. Dia terus berusaha membuka pintu itu.
"udah deh, lo gak usah berusaha buka pintunya. Percuma!"
"Udah ah, guys.. Mending kita cabut aja dari sini. Serem tau lama-lama disini."
"Iya, disini serem. Biarin aja tuh anak yang di dalem ditemenin sama penunggu sini! Hahaha.."
Terdengar suara langkah kaki menjauh, orang-orang itu pergi meninggalkan Lesti terkunci di dalam ruangan sempit itu.
Dia mencoba melihat sekeliling, namun sangat gelap dan pengap. Lesti pun semakin panik. Sebenarnya dia phobia pada tempat gelap dan tertutup seperti ini, membuat traumanya di masa lalu kembali muncul.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Story [End] ✔️
FanfictionSejak kematian ibunya, Lesti Hanifa Andriyani harus hidup seorang diri. Beruntung dia punya seorang sahabat, Putri, yang sangat menyayanginya seperti saudara sendiri. Putri pun berniat menjodohkan Lesti dengan Fildan, abangnya. Berhasilkah?