Hello, Past

2.4K 156 31
                                    

Part ini agak serius, yaw!

--------

Fildan sedang bersantai di kamarnya karena hari ini jadwalnya libur di rumah sakit.

Cara bersantai ala Fildan? Menonton video pembedahan sambil membaca beberapa buku referensi.

Handphonenya bergetar menandakan ada telepon masuk, Fildan pun segera mengangkatnya saat melihat nama adiknya tertera di layar.

"Assalamualaikum, dek.."

"Waalaikumsalam, kak. Kak Fildan libur kan hari ini?" tanya Putri langsung.

"Iya, kenapa?"

"Kakak di rumah sekarang? Bisa tolong liatin Lesti gak kak?"

"Heh? Kenapa Lesti? Dia gak di kampus sama kamu?"

"Enggak, kak. Tadi Mput tanya sama temen sekelasnya, katanya hari ini Lesti izin. Tapi Mput telpon gak diangkat sama dia. Kakak bisa tolong liatin dia gak? Cek di rumahnya ada apa enggak? Mput takut kak kalo dia kenapa-napa lagi." cerocos Putri.

"Hm.. Iya deh iya, kakak liat ke rumahnya."

"Oke, kak. Makasih yaa kakakku!"

Fildan hanya balas mencibir lalu menutup telfonnya. Dia menghela nafas, melihat buku-buku yang terbuka tergeletak di sekelilingnya. Sebenarnya dia agak malas, sih. Dia lagi asyik membaca jurnal salah satu dokter bedah favoritnya. Tapi dia ingat saat terakhir mengecek Lesti kemarin, ternyata anak itu sedang demam tinggi.

Akhirnya Fildan mematikan komputernya lalu menyambar jaketnya dan keluar dari kamar.

"Non Lesti-nya lagi keluar, mas.."

Fildan mengernyit mendengar penuturan bi Surki.

"Tapi dia baik-baik aja kan, bi?"

"Iya, mas. Sehat kok non Lesti-nya. Cuma dia memang izin aja hari ini dari kampus."

Fildan mengangguk, lalu berbalik ingin pergi. Tapi sesaat kemudian dia membalikkan badannya lagi, sebelum bi Surki menutup pintu.

"Ehm.. Bi, kalo boleh tau.. Lesti pergi kemana?"

---------

Fildan memelankan mobilnya saat memasuki parkiran sebuah kompleks pemakaman. Dia keluar dari mobil dan melihat sekeliling.

Sepi. Wajar saja, tempat seperti ini hanya ramai diziarahi jika bulan ramadhan atau syawal datang.

"Non Lesti pergi ke tempat ibu sama den Reza, mas. Katanya udah lama dia gak kesana, jadi dia pengen liat mereka hari ini."

Terngiang jawaban bi Surki. Fildan pun melangkahkan kakinya memasuki kompleks pemakaman yang tersusun rapi itu.

Tak perlu waktu lama mencari keberadaan Lesti, karna memang hanya ada dia sendiri ditempat itu. Fildan bergegas menghampirinya, tapi saat sampai di belakang gadis itu, dia berhenti dan hanya menatap Lesti yang sedang terdiam memandangi makam ibu dan abangnya.

---

Fildan bergegas memacu mobilnya mengikuti dua kendaraan yang terlebih dulu melesat pergi. Cuaca yang sedang buruk membuatnya harus menyetir dengan hati-hati sambil tetap berusaha mengejar mereka. Dia berusaha fokus melihat jalanan diantara derasnya hujan sambil merapalkan doa semoga kedua orang itu baik-baik saja.

Terlihat cahaya lampu mobil di kejauhan, Fildan bergegas melajukan mobilnya. Jalanan mulai memasuki area tebing dan laut yang berkelok, tiba-tiba ban mobil Fildan slip, hampir saja dia menabrak tebing. Beruntung Fildan bisa cepat mengerem mobilnya. Dia mengatur nafasnya, hampir saja dia mati konyol disini. Dua mobil yang tadinya sudah dia lihat kini kembali menghilang dari pandangannya. Fildan mengumpat pelan, lalu kembali menjalankan mobilnya.

Love Story [End] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang