Masa Lalu #2

2K 158 19
                                    

Fildan akan membatalkan panggilan itu, tapi berhenti saat dia mendengar sayup suara nada dering Lesti. Dengan cepat dia kembali menelusuri semua ruangan itu lagi.

Dia akhirnya berhenti tepat di depan ruangan tempat Lesti dikurung. Fildan mencoba membuka pintu itu, tapi digembok. Dengan sekuat tenaga Fildan mendobrak pintu itu dengan badannya.

Setelah beberapa kali percobaan, akhirnya pintu itu terbuka. Beruntung pintunya tak mengenai Lesti yang berada di dekat sana. Fildan langsung menghampiri Lesti yang memucat tak sadarkan diri. Dia mencoba membangunkan Lesti, tapi tak ada respon. Dengan cepat Fildan mengangkat Lesti dan membawanya pergi dari sana.

------

Putri berlari cepat di koridor rumah sakit, tak perduli tatapan sinis dari pengunjung lain bahkan teguran dari perawat.

Kak Fildan tadi menghubunginya, mengabari kalau Lesti sudah ketemu dan mereka sekarang ada di rumah sakit.

"Kak Fildan!"

Fildan yang sedang terduduk di depan ruang UGD mendongak, Putri menghampirinya dengan nafas tak beraturan.

"Lesti.. Lestinya mana, kak?!"

"Ada di dalem, lagi di check sama dokter." Fildan menunjuk ruang UGD dengan dagunya.

"Kenapa Lesti kak? Kakak ketemu dia dimana?!" tanya Putri panik.

"Kakak nemuin dia di ruang penyimpanan di gedung belakang. Dia kekurung disana." jelas Fildan.

"Kok bisa, kak?! Kenapa Lesti bisa sampe kesana?"

"Kakak juga gak tau, dek."

"Pasti ada yang niat jahat ke Lesti nih, kak! Ini gak bisa dibiarin, Putri harus laporin ini ke pihak kampus, cari orangnya sampe dapet!" ujar Putri emosi.

"Tenang dulu, Mput.. Kita liat dulu keadaan Lesti gimana, tanya sama dia kejadian sebenernya." Fildan menenangkan.

Seorang dokter keluar dari ruang UGD dan menatap Fildan dan Putri bergantian.

"Mas sama mbak ini saudaranya pasien?"

"Iya, pak. Gimana keadaannya?"

"Pasien cedera minor dan syok, lebihnya tidak ada keadaan yang serius. Cuma harus istirahat lebih banyak."

Keduanya menghembus nafas lega. Dokter itu pun pergi meninggalkan mereka. Putri dan Fildan lalu masuk ke dalam melihat Lesti.

Putri langsung menghambur ke sisi sahabatnya itu. "Lesti.." panggilnya lirih.

Tapi Lesti masih belum sadar, dia masih memakai masker oksigen untuk membantunya bernafas.

Fildan juga ikut menatap Lesti sedih. Siapa yang tega mencelakai gadis sebaik ini?

-----

"Pokoknya Mput harus nemuin pelakunya, kak!"

"Iya, kakak juga maunya gitu. Tapi sabar dulu.. Kita tunggu Lesti sadar dulu, oke?"

"Kak! Ini tuh udah 2 hari tau gak. Lesti masih belum sadar juga, dan pelakunya masih bebas keliaran diluar sana."

Fildan memijit pelipisnya. Memang susah menghadapi seorang Putri Isnari yang sedang emosi.

Love Story [End] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang