Perkenalan?

2.5K 165 27
                                    

[A/N]

Yang di italic berarti flashback yaa, beb! ;)

-
- -
- - -
- - - -
- - - - -

✨✨✨✨✨

Lesti mengerjapkan matanya dan melihat sekeliling. Dia mengernyit melihat kamar yang familiar tapi juga asing baginya.

Sesaat kemudian dia tersadar, dia ada di kamar Putri. Dia lalu duduk bersandar di tempat tidur, kenapa dia bisa tidur di kamar Putri? Lesti mencoba mengingat lagi kejadian semalam.

Ketika mereka saling diam, seorang waitress menghampiri kak Fildan dan menyerahkan kunci mobilnya.

"Kakak minta tolong Billy bawain mobil kakak kesini." jelas Fildan saat melihat ekspresi bingung Lesti.

"Coklat panasnya udah abis kan? Kita pulang yuk? Kamu pasti capek juga." ajak Fildan.

Lesti memang lelah, kejadian barusan rasanya sangat menguras tenaganya. Dia hanya mengangguk dan mengikuti Fildan keluar dari kafe itu.

Setelah itu yang Lesti ingat tak ada pembicaraan apapun di mobil. Fildan fokus menyetir sedangkan dia pun lama-lama tertidur.

Suara ketukan di pintu menyadarkan Lesti, sesaat kemudian kepala kak Fildan muncul dari balik pintu.

"Udah bangun, dek? Maaf yaa.. Kakak terpaksa bawa kamu kesini, tadi malam kayaknya bi Surki udah tidur. Kakak ketok pintu rumah kamu gak dibukain juga."

"Kenapa gak bangunin Lesti, kak? Kan Lesti punya kunci rumah."

"Yah, mana kakak tau.. Lagian kamu semalem tidurnya udah nyenyak banget, kakak gak tega mau bangunin."

"Yaudah, mending sekarang kamu turun, gih. Kakak udah bikin sarapan tuh." Fildan tersenyum lalu menghilang dari balik pintu.

Lesti ikut tersenyum. Bercerita dengan kak Fildan semalam membuat moodnya membaik, rasanya lega sudah menumpahkan semua yang ada dihati. Kak Fildan sungguh pendengar yang baik, dia mendengarkan semua ocehan Lesti tanpa sekalipun memotongnya.

Hmm.. Pasti menyenangkan punya suami seperti itu.

Lesti menggeleng cepat, berusaha mengenyahkan pikiran aneh itu dari kepalanya. Dia beranjak dari tempat tidur dan menyusul kak Fildan di ruang makan.

✨✨✨

Lesti kembali tersenyum saat sampai di ruang makan dan melihat sarapan sudah tertata rapi di meja. Ada nasi goreng, roti tawar, susu, teh, sampai jus jeruk.

"ini semua kakak yang bikin?" tanya Lesti takjub.

"Iya dong, emang siapa lagi?"

"Yaah, siapa tau kan kakak bangunin bi Surki trus suruh kesini pagi-pagi?" goda Lesti.

Fildan hanya memutar matanya. "Kakak gak tau kamu suka yang mana, jadi yah kakak siapin aja yang ada."

"Uuuhh.. Dokter Fildan baik banget, sih!" Keduanya lalu duduk dimeja makan.

Lesti baru sadar kalau dia kelaparan. Semalam memang dia belum makan apapun selain camilan. Dua piring nasi goreng buatan Fildan ludes dimakannya.

Love Story [End] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang