Dua Puluh Enam

576 61 1
                                    

Keadaan Kim Soon Hee tidaklah lebih baik dari Daniel sehingga Yoon Jisung bingung harus memberi tanggapan bagaimana.

Hari itu ia ada didalam ruangan Taepyeonim dan sedang membicarakan skandal itu.

"bagaimana ini taepyeonim? Daniel dan Ibu Yoora sangat terpukul, bahkan Daniel belum tahu tentang skandal ini."
Jisung bertanya kepada CEO nya yang diam.

"Kita tidak bisa mengeluarkan konfirmasi secara sembarangan karena tidak tahu cerita nyata nya. Kita tidak tahu apakah Daniel sudah berpacaran atau hanya mencintai secara sepihak terhadap Yoora-ssi." CEO itu memijat keningnya yang terasa pening.

Jisung dan Jung Pyo,CEO YMC entertainment sama-sama terdiam, memikirkan solusi terbaik untuk menanggapi skandal besar itu.

Bagaimanapun Kang Daniel adalah artis pria nomor satu Korea Selatan, popularitasnya tidak main-main, setiap barang yang di iklankannya akan laris dan habis, penggemar nya ada dimana-mana, bahkan beberapa artis dan idol lain mengidolakan dan menyukai pria tampan itu, skandal ini bisa merusak semuanya.

​Tiba-tiba Daniel menerobos masuk ke ruangan CEO nya itu, membuat Yoon Jisung dan CEO nya terkejut melihat kedatangannya.

"Niel-a bagaimana bisa kamu kesini?" tanya Jisung.

"Aku sudah tahu semuanya, skandal itu... aku akan mengadakan konfrensi pers setelah pemakaman Kim Yoora selesai. Untuk pernyataan yang akan aku sampaikan di konfrensi pers akan aku berikan kepada taepyeonim sesegara mungkin, aku ingin berdiskusi dengan ibu Kim Yoora terlebih dahulu."

"bagaimana kamu bisa tahu? Kamu tidak apa-apa ketika mendengar skandal ini? Jangan memaksakan dirimu"
Jisung terlihat khawatir.

" aku sudah mendengar semuanya dari Seungwo hyung, aku akan bertanggung jawab, maafkan atas kelalainku taepeyonim." 
Daniel membungkuk dalam kepada CEO nya.

"Gwenchana Niel-a, jangan merasa bersalah, setidaknya kamu telah memberikan kebahagiaan kepada gadis itu."
Jung Pyo tersenyum pada Daniel.

​Setelah mengucapkan terima kasih, Daniel pamit keluar bersama Jisung.

Ada rasa lega karena CEO nya yang begitu bijaksana tidak marah sama sekali.

Sekarang aku yang harus kuat untukmu, Yoora-ya

katanya dalam hati dan segera menelepon Kim Soon Hee untuk bertemu dan  berdiskusi masalah ini.

***

​Daniel sedang pergi bersama managernya menuju ke cafe untuk bertemu Kim Soon Hee.

Siapa bilang ia tidak hancur ketika mengetahui skandal itu, dirinya hanya berniat keluar kamar untuk minum air tetapi netranya menangkap sebuah koran dengan judul yang menyebut namanya dan Kim Yoora.

Artikelnya membahas seputar rumor hubungan mereka dan meninggalnya Kim Yoora yang membuat Daniel menangis di atas panggung.

Hal itu belum terlalu parah bila dibandingkan dengan artikel-artikel di forum online.

Banyak yang sudah mengetahu identitas gadis bernama Kim Yoora tersebut sebagai gadis pengidap kanker yang mendapatkan kunjungan dari wanna one, banyak yang berpendapat bahwa pertemuan mereka saat itulah yang membuat mereka menjalin hubungan.

Komentar-komentar pedas tidak berperasaan mulai bermunculan, ada yang memaki Yoora, ada yang memaki Daniel, bahkan ada yang begitu kejamnya memaki keluarga dari Kim Yoora.

Daniel hanya berharap Kim Soon Hee belum membaca semuanya atau wanita itu akan makin hancur dan Daniel tidak menginginkan itu.

Wanita itu terlalu baik untuk disakiti.

​Daniel tidak meneruskan membaca artikel-artikel beserta komentar yang makin lama makin tidak masuk akal.

Agensinya belum memberi pernyataan apa-apa, hanya mengumumkan bahwa konfrensi pers akan dilakukan oleh Daniel seminggu lagi.

Daniel harus bisa menata perasaannya dan pikirannya yang kacau selama seminggu ini.

***

​Kim Soon Hee baik-baik saja, ia setuju dengan keputusan Daniel untuk melakukan konfrensi pers dan ia berjanji akan ikut membantu Daniel untuk menyusun poin-poin yang harus disampaikan dalam konfrensi pers seminggu lagi.

Kim Soon Hee tidak akan membuka internet selama seminggu ini sesuai dengan saran dari Daniel,
ia tidak cukup kuat untuk menyakiti dirinya sendiri dengan membaca komentar-komentar tidak berdasar itu.

"Gamsahamnida eommonim, maafkan saya yang harus datang dengan penampilan seperti ini."

Daniel datang dengan pakaian serba hitam dan topi serta masker yang menutupi wajahnya.

Mereka bahkan bertemu di ruang VIP cafe itu, lebih tertutup dan aman.

"gwencahna Daniel-a, kamu sudah bekerja keras. Kalau perlu apa-apa segera telepon saya. Saya pamit dulu."

Kim Soon Hee tersenyum lalu berdiri meninggalkan Daniel yang masih diam.

"Daniel tidak pulang juga? Ini sudah malam, pulanglah dan istirahatlah, matamu bahkan masih bengkak." tanya Soon Hee yang heran melihat Daniel yang masih mematung di kursinya.

"silahkan pulang dulu eomonim, saya masih menunggu manager saya."
Daniel tersenyum, senyum yang dipaksakan.

Kim Soon Hee tersenyum dan pamit pulang sekali lagi lalu meninggalkan Daniel sendiri.

​Daniel terdiam, senyum Kim Soon Hee tadi mengingatkannya dengan Kim Yoora.

Senyum yang ia rindukan hingga membuatnya tertegun untuk beberapa saat.

Air mata lagi-lagi turun membasahi wajah tampan Daniel.

"Kim Yoora, kumohon beri aku kekuatan. Aku tidak ingin seperti ini, terus-terusan menangis ketika mengingatmu."
Ia terisak-isak hingga bahunya terguncang.

Daniel berusaha menutup mulutnya agar isakannya tidak terdengar sampai diluar.

"bogoshipda."

Bisiknya, suaranya gemetar seperti hatinya yang sudah tidak kuat menahan rasa rindu itu.

Kenyataan bahwa obat kerinduannya itu sudah tidak ada membuat Daniel lebih tersakiti, dadanya sesak menampung semuanya.

Ia butuh kelegaan tetapi kelegaan itu tidak didapatkannya apalagi mengingat bahwa perasaannya pada Yoora tidak terjawab atau istilahnya 'tergantung'.

​Daniel menyesali keputusannya untuk hadir di konser hari itu, ia menyesal atas keputusannya membuat kejutan itu, ia bahkan tidak ada ketika Yoora menghembuskan nafas terakhirnya.

Harusnya ia ada disamping Yoora, mendampinginya sampai akhir sebelum melepas gadisnya itu.

Daniel tertunduk, matanya sudah memerah karena air mata terus mengalir keluar.

Tiba-tiba ada sebuah tangan yang memeluknya.

"Niel-a ulchima, kamu harus kuat ya?"
suara itu bergetar.

***

Ong Seungwo merasa khawatir dengan Daniel, ia berencana mengajak Daniel jalan-jalan dan makan malam sehingga ia ikut manager mereka untuk menjeput Daniel, tapi apa yang ia lihat ketika masuk ke ruangan itu membuat hatinya sakit.

Sahabatnya menangis sendirian, tertunduk, dan terlihat begitu hancur.

"hyung, ini tidak adil, Yoora tidak boleh mati hyung, ia belum memberiku jawaban."

Daniel terisak

"KIM YOORA HARUS KEMBALI HYUNG, KUMOHON BAWA DIA KEMBALI!"

Daniel menjadi histeris dan terus menangis di pundak Seungwo.

Dipeluknya badan kurus Seungwo dengan erat dan menumpahkan kesedihannya disana, untuk kesekian kalinya.

​Seungwo tidak kuat lagi, ia ikut menangis.

Dipeluknya tubuh besar Daniel dan diletakannya kepala Daniel di pundaknya.

Jaketnya basah tapi itu tidak masalah untuk Seungwo, asalkan sahabatnya itu bisa sedikit lepas dari kesedihannya.

Disini CEO YMC nya bijak, iyakan ff bukan dunia nyata🙃🙃

Adore you {Kang Daniel ff}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang