Tiga Belas

593 64 0
                                    

Vote and comment juseyoo~

Pemotretan yang tadi siang Yoora lihat berlangsung dengan sangat baik,
para anggota begitu ceria dan saling menggoda ketika ada yang berpose dengan berbagai macam ekspresi,
tak jarang mereka tertawa terlalu banyak hingga dimarahi fotographer.

Konsep yang diangkat untuk pemotretan adalah konsep kuno yang elegan,
tapi konsep tersebut terlihat lebih berwarna karena tingkah anggota wanna one,
di media mereka memang terlihat lebih tenang dan sopan tapi dibelakang mereka hanya anak-anak remaja normal yang masih suka bercanda dan tidak bisa diam.

​Dalam hati, Yoora merasa sedikit kasihan dengan anggota wanna one, sebagian dari mereka hampir seumuran dengannya,
Dae Hwi dan Guan Lin bahkan lebih mudah darinya dua tahun darinya.

Bagaimana mereka bisa bertahan menyembunyikan segala keaktifan mereka, berusaha tetap sopan, tenang, dan tidak berlebihan?

Hal itu terlalu susah, bahkan untuk dirinya di usianya yang menginjak umur 17 tahun.

​Yoora dalam hati berharap pelan sembari memandang mereka yang masih sibuk bercanda didepannya,

semoga pekerjaan mereka tidak menyita kebahagiaan mereka.

Tiba-tiba ia terkesiap dan menolah ke belakang, kearah orang yang barusan menepuk pundaknya.

"Memikirkan apa?"
Daniel tersenyum seperti biasa.

"ani oppa, hanya merasa senang bisa berada diantara kalian."

"kami sangat berisik, bagaimana bisa kamu menikmatinya?"
Daniel mengernyitkan dahinya.

"di rumah sakit sangat sepi. Terlalu sepi hingga aku merasa kesepian, jadi ditengah keramaian ini membawa kebahagiaan bagi diriku."
Yoora tersenyum tipis lalu menatap pada anggota wanna one yang masih bercanda,
tidak menyadari pembicaraan mereka berdua.

"mereka, hampir seumuran denganku, tapi banyak sekali pekerjaan dan kesibukan. Membuatku sedikit um... heran?"
Yoora ragu meneruskan kata-katanya.

"heran? Wae? Itu hal yang normal karena kami idol."

"tapi kalian remaja yang sama denganku,
tidakkah kalian merindukan kebebasan? Tidak dikekang pekerjaan dan hidup sesuai keinginan. Aku yakin kekangan fans dan tuntutan pekerjaan sangat berat bagi kalian yang popular."

"terkadang kelelahan itu selalu datang Yoora-ya, tapi setelah kupikir-pikir, sebenarnya kesibukan itu membuatku merasa lebih hidup."

Yoora mengangguk-angguk mengerti lalu menepatkan kedua tangannya di pipi Daniel.

"Tapi.. jangan terlalu lelah ya? Kang Daniel hwaiting."

***

​Jantung Daniel sempat berhenti ketika ia mendengarkan kata-kata gadis di hadapannya ini.

Kedua tangan mungil di pipinya memberikan kekuatan, kata-kata gadis itu menyegarkan telinganya dan menyalurkan tenaga ke seluruh tubuh memberikan kekuatan,

"ya, jangan bermesraan disini."
Suara Jisung hyung, sang leader, membuyarkan semuanya.

Kim Yoora, gadis di hadapannya itu langsung menarik tangannya dari pipi Daniel membuat Daniel mendesah kecewa.

Ingin rasanya merasakan sentuhan tangan gadis itu lebih lama di pipinya.

​Anggota wanna one lainnya menggoda mereka berdua.

Yoora tersipu di sebelah Daniel.

Daniel hanya tersenyum dan meminta seluruh anggota wanna one untuk tenang sebelum ia merasa lebih malu dari ini.

Bukan, buka malu karena Yoora, tapi karena kelakuan dan kata-kata para anggota yang memalukan baginya.

"mian, mereka benar-benar berisik dan aktif." Daniel menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"gwenchana, bagaimanapun mereka tidak harus selalu bersikap tenang dan sopan seperti di depan kamera, aku senang mereka bisa melepas semua itu." Yoora tersenyum tulus.

Mereka semua naik ke mobil van wanna one untuk mengantar Yoora pulang dan menuju ke asrama.

***

​Di depan rumah Kim Yoora mobil wanna one berhenti.

Yoora turun dituntun Daniel.

"Hati-hati, ibumu di rumah?" tanya Daniel.

"Eomma pergi sejak kemarin, aku sendirian di rumah."

"Oh, um.. mau kutemani?" pertanyaan yang langsung meluncur dari mulut Daniel itu membuat Yoora terdiam,
bingung untuk menjawab,

"ah, lupakan saja. Kunci semua pintu dan jendela sebelum tidur, kalau ada apa-apa telepon aku saja."
Daniel yang malu karena pertanyaan tidak tahu dirinya itu segera beranjak memasukki mobil tapi langkahnya dihentikan oleh Yoora.

"untuk hari ini, gomawo" Satu detik kemudian Yoora sudah memeluk Kang Daniel.

Menenggelamkan wajahnya ke bahu lebar Daniel. Daniel yang sempat terkejut akhirnya sadar dan membalas pelukan Yoora, mengelus lembut kepala gadis itu.

Kebahagiaan mengalir diantara mereka.

Membuat keduanya tidak sadar sebuah lensa kamera mengarah tepat kearah mereka.

Ckrek! Gimana ini, kira-kira hubungan mereka bakal ketahuan ga ya?
Tunggu next chapter ya~

Adore you {Kang Daniel ff}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang