Dua Puluh Dua

503 64 1
                                    

Daniel terdiam di kamar dormnya, hari ini ia pulang larut setelah menjaga Yoora di rumah sakit.

Wajahnya lesu, tidak ada kebahagiaan dan senyuman khasnya.

Membuat para anggota wanna one berlomba-lomba menghiburnya.

Tapi jawaban Daniel tetap sama.

"gwenchana, aku hanya lelah."
Dengan senyum yang terkesan dipaksakan.

​Ong Seungwoo sebagai sahabatnya tentu saja mengerti keadaan pemuda Kang itu.

Ia pun membuat 2 cangkir kopi susu panas di dapur dan membawanya ke kamar tidur mereka.

Yoon Jisung, teman sekamar mereka masih diluar kamar untuk membicarakan jadwal mereka besok dengan manager, leader memang sibuk.

​Ong Seungwo pelan-pelan masuk dan melihat Daniel yang bergelung di bawah selimutnya.

"Niel-a? kamu sudah tidur?"

Daniel tidak menjawab.

Seungwo mengehela nafas dan meletakkan kedua cangkir itu di lantai disusul dengan ia duduk di lantai dekat kasur Daniel.

"Ada apa? cerita dengan hyung mau?"
ia menepuk-nepuk punggung lebar Daniel.

Merasakan lembutnya Seungwo,
Daniel yang tadinya enggan menoleh sekarang membalikkan badannya dan duduk di kasurnya.

Seungwo memberikan satu cangkir kopi kepada Daniel.

"Bagaimana keadaan Yoora?"

"Dia baik-baik saja... tapi penyakitnya semakin parah."

Seungwo diam, memberikan kesempatan sahabatnya untuk bicara.

"Dia setiap hari tetap tersenyum, berusaha kuat dan terlihat baik-baik saja, tapi aku tahu dalam dirinya ia tidak baik-baik saja.
Mual dan pusing setiap saat, ia bahkan tidak bisa makan dan tidur nyenyak. Aku.. aku.."
Daniel terdiam sejenak untuk menenangkan gemuruh di dadanya, ia memandang kelangit-langit untuk menahan air matanya.

"seberapa banyakpun aku berharap untuk waktu berhenti agar ia tidak pergi dari sisiku, tetap saja tidak bisa, aku tidak tega melihatnya menderita. Dunia ini begitu kejam dan tidak adil."

Ditariknya nafas dalam-dalam sebelum melanjutkan kata-katanya.

"Aku merasa tidak berguna karena tidak bisa berbuat apa-apa untuknya, bahkan saat ia sakit aku hanya bisa memandanginya.
Padahal dia berbuat banyak untukku, ia berbohong padaku waktu itu karena ia... mengkhawatirkan aku, ia ingin melindungi senyumku, tapi sekarang apa yang bisa kulakukan untuk melindungi senyumnya itu." 

Daniel menyerah, ia merunduk untuk menyembunyikan air matanya yang sudah jatuh.

"Aku.. aku.. hanya pemuda bodoh yang mencintainya tapi tidak bisa berbuat apapun untuknya." 

Seungwo langsung berdiri dan mengambil cangkir Daniel yang mungkin sudah asin karena air mata Daniel yang menetes ke situ.

Ia menarik Daniel, memeluk bahu yang bergetar hebat itu dan membiarkan pemuda itu menangis.

Ia bisa merasakan kaosnya basah.

"ssstt Jangan menangis terus Niel-a, menangis tidak menyelesaikan semuanya."
Seungwo berbisik pelan, berusaha menenangkan sahabatnya itu.

"sudah ya menangisnya? Kita cari solusinya bersama-sama."
Seungwo melepas pelukannya dan mengambil tissue untuk Daniel yang masih berusaha sesenggukan, berusaha menghentikan tangisannya.

​Setelah sedikit tenang, Seungwo mulai bertanya.

"apa dia sudah tahu tentang perasaanmu?"

"Belum. Aku tidak berani menyatakannya,
aku merasa kalau aku ditolak nanti kami akan canggung dan aku tidak bisa datang padanya lagi."

"siapa yang akan menolak pria nomor satu di Korea ini? Bodoh, ia pasti menerimamu."

"Tapi ia sudah tahu semuanya, dari yang jelek sampai bagus. Aku bahkan menangis didepannya, bagaimana kalau ia tidak menerimaku?"

"baguslah kalau ia sudah tahu semua, ia bisa mencintaimu apa adanya."

Daniel terdiam, benar juga kata-kata Seungwo.

"Niel-a jangan terlambat, kamu tidak ingin menyesal kan nantinya? Nyatakanlah perasaanmu, semuanya."

"tapi hyung, bagaimana caranya? Aku tidak berpengalaman dalam hal begini."

"untuk hal itu, kita bicarakan dengan anggota lain bagaimana? Kurasa akan banyak ide menarik dari mereka."
Sebenarnya, Seungwo juga tidak berpengalaman dalam hal begini, terakhir kali ia menyatakan perasaannya adalah waktu SD itu pun ia hanya memberikan bunga yang ia ambil sembarangan, untuk menutupi semuanya itu ia memberikan ide yang sebenarnya konyol mengingat anggota
wanna one lain sama bodohnya.

Min Hyun yang tampan tapi terlalu polos karena tidak pernah punya pacar, Jae Hwan yang terlalu sibuk bernyanyi sehingga tidak memikirkan tentang pacaran, Jisung terlalu tua dan Seungwo takut idenya akan sangat kuno, tidak berbeda dengan Sungwoon yang hanya beda 3 tahun dengan Jisung. Guanlin, Daehwi, Jinyoung masih dibawah umur, Jihoon dan Woojin juga sepertinya tidak bisa diandalkan, mereka hanya duo sosis pink yang terlalu brutal.

Seungwo menyesali idenya barusan setelah ia berpikir lebih jauh.

Tapi reaksi Daniel diluar dugaannya, Daniel tersenyum dan mengangguk-angguk lalu melompat turun dari kasurnya dan mendatangi satu persatu kamar yang ada untuk mengajak semuanya berkumpul.

Benar-benar Kang Choding batin Seungwo

Entah ide macam apa yang mereka susun bersama.

Tapi Daniel tersenyum bahagia malam itu, merasakan dukungan teman-temannya dan merasa gugup tentang pernyataan cintanya.

Ada ide untuk rencana Daniel? Aku juga sama polos nya dengan Minyon jadi ga punya ide romantis:(

Adore you {Kang Daniel ff}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang