Seperti kejamnya dunia, waktu juga tidak bisa berbaik hati untuk berhenti.
Ia harus terus berjalan, tidak mempedulikan para pemohon yang memintanya berhenti atau berbalik dan berjalan kembali.
Itulah hukumnya, kita tidak bisa mengubahnya dan hanya bisa berbuat yang terbaik pada waktu yang tersedia.
Begitupun Daniel yang saat ini sedang memandangi kalender dindingnya.Hari ini adalah hari terakhir dari hari hiastusnya dari dunia hiburan, besok ia harus kembali pada kesibukannya.
Bagaimana dengan Yoora?
Bagaimana kalau nanti gadis itu kesepian?Daniel termenung dalam diam.
Besok ia harus hadir di konser pertama mereka jadi tidak mungkin ia meminta ijin lagi, fans nya akan kecewa karena berita Daniel kembali sudah disebarkan ke media.
Tiket konser mereka habis dalam waktu 1 menit padahal ada 10.000 kursi, Daniel tidak bisa membayangkan kekecewaan 10.000 orang karena ia tidak hadir.
Daniel pun memutuskan untuk mengemasi pakaiannya, ia berniat menginap di tempat Yoora untuk yang terakhir kalinya.Tidak, semoga bukan yang untuk terakhir kalinya
gumam Daniel dalam hati, ia masih ingin berpegang pada harapannya bahwa Yoora akan sembuh atau setidaknya hidup lebih lama.
Keadaan Yoora tidak bisa dikatakan baik,
selama Daniel menemaninya Yoora sudah beberapa kali muntah dan pingsan.Pernah sekali saat mereka berjalan-jalan di taman rumah sakit, Yoora dengan kursi rodanya dan Daniel yang mendorong,
Yoora tertawa terlalu keras hingga ia pusing dan pingsan,
membuat jantung Daniel hampir lepas dari tempatnya, beruntung ada dokter yang lewat lalu segera membantu Yoora untuk kembali dan diperiksa.Sudah tidak terhitung berapa kali Daniel menemani ibu Yoora yang menangis diluar ruangan karena tidak tega melihat keadaan putrinya.
Anggota wanna one juga sering datang untuk menghibur Kim Yoora, membawakan hadiah, atau sekedar menonton dan mengobrol bersama.
Daniel bersyukur untuk mereka setidaknya Yoora memiliki lebih banyak teman, bahkan manager wanna one juga sangat akrab dengan Yoora, gadis itu ceria dan ramah sehingga setiap orang menyukainya.
Daniel tersenyum bodoh membayangkan semuanya,
dia gadis yang luar biasa.
***
Yoora bangun dengan badan yang sakit, matanya mengerjap menikmati cahaya matahari pagi dan dalam hati ia mengucapkan syukur karena ia masih bisa bangun dari tidurnya.
"eomma" bisiknya pelan.
Suara itu tentu terdengar oleh ibunya yang ada disebelahnya, menyiapkan pakaian Yoora.
"hmm? Sudah bangun? Bagaimana perasaanmu?" ibunya menoleh dan tersenyum hangat kepadanya.
"baik, Niel oppa belum datang?"
"Belum, ini masih pukul 7,
biasanya ia datang pukul 8."Yoora tersenyum melihat pintu ruangannya terbuka ketika ibunya menyelesaikan kalimatnya.
Disana ada Daniel tersenyum manis, hoodie merah dan celana hitam terlihat serasi di tubuh besarnya.Tapi hari ini rambutnya bukan honey brown melainkan ash gray.
"oppa mewarnai rambut lagi?"
"ne,cocok tidak? Model ini untuk persiapan comeback dan konser besok."
Yoora terdiam, ia baru ingat besok wanna one akan mengadakan konser sekaligus menyambut kembalinya Kang Daniel.
"Yoora-ya? Gwenchana?" pertanyaan Daniel membuyarkan lamunan Yoora.
"gwencahana, rambut itu cocok untukmu oppa, kamu terlihat makin tampan."
Daniel tersenyum puas dan duduk di kursi dekat perbaringan Yoora.
Kim Yoora tidak bisa lagi bangun, jangankan berjalan untuk duduk saja susah.Seharian hanya berbaring dengan kabel ditubuh yang menghubungkannya dengan alat penyokong hidupnya, diberi infus dan obat, diperiksa dokter walaupun hasilnya tidak ada perkembangan malah bisa dikatakan sebagai kemunduran.
Tubuhnya makin kurus, wajahnya tidak lagi seperti dulu yang mulus dengan rona merah yang manis, wajahnya pucat dihiasi dengan bibir kering dan kantung mata.
Rambutnya habis karena kemotherapy yang tidak membuahkan hasil, siapapun yang melihat keadaan Yoora ini pasti tahu bahwa Kim Yoora, gadis malang ini sudah di ujung hidupnya dan tinggal menunggu waktu.
Ibunya bahkan sudah berserah dan sudah rela bila anaknya diambil sewaktu-waktu karena ia tidak tega lagi melihat anaknya yang menderita.Yoora sebagai seorang gadis yang kuat sudah pasrah dengan hidupnya, ia hanya bisa terus menjalani pengobatannya dan tidak menyerah dengan penyakitnya.
Yoora yang bertemu Daniel sudah banyak berubah, yang dulunya penakut dan sering menangis sekarang bisa lebih kuat dan tegar, ibunya bersyukur untuk kehadiran Daniel dan teman-temannya yang sepertinya membawa warna baru bagi hidup Yoora.
Yoora tersenyum pada Daniel yang mengelus-ngelus pipinya. Begitu lembut dan nyaman."oppa hari ini terakhir ya?"
Daniel terdiam, sesak rasanya untuk menjawab pertanyaan itu jadi Daniel hanya mengangguk.
"besok oppa akan konser kan? Hwaiting!"
Daniel lagi-lagi tersenyum.
"aku bahkan tidak bersemangat untuk konser karena ingin bersamamu saja."
"tidak bisa, oppa sudah terlalu lama hiatus dari dunia hiburan, aku sebagai fans oppa akan sedih kalau oppa tidak kembali besok."
Daniel terkekeh, bisa-bisanya gadis ini mengomelinya disaat seperti ini.
"tenang saja aku pasti ada saat konser besok."
Yoora tersenyum puas.
***
Bermain seharian membuat Daniel melupakan kesedihannya.
Malam itu Yoora sudah mengantuk dan hendak tidur.
"oppa tidak pulang?"
tanyanya sambil menoleh kearah Daniel yang sekarang duduk di samping ranjangnya."Aku akan menginap malam ini dan menemanimu, besok pagi aku akan pergi."
Yoora tersenyum.
Daniel ikut tersenyum lalu meraih tangan kurus Yoora, mengelusnya pelan dan menggegamnya.
Perlahan dengan hati-hati karena ia takut tangan rapuh itu bisa hancur kapan saja oleh tangan besarnya.
Yoora memejamkan matanya, menimati sentuhan Daniel.
Ia pun mulai terbuai dan segera memasuki alam mimpi.
Mesin disebelah Yoora berbunyi konstan menandakan detak jantungnya yang tenang.
Pip..pip..pip
"Aku mencintaimu Kim Yoora "
bisik Daniel pelan
Pip..pip...pip
Diciumnya tangan Yoora dengan lembut
Pip..pip..pip
Daniel memejamkan matanya dan meluncur masuk kealam mimpi dengan tangan Yoora masih digenggamannya.
Its near the end!
Happy sunday for you all~
KAMU SEDANG MEMBACA
Adore you {Kang Daniel ff}
FanficKetika seorang Kang Daniel bertemu dengan gadis sakit-sakitan, gadis itu tidak punya apa-apa tapi hanya dengan senyuman dan kehangatannya ia dapat memikat lelaki nomer 1 di Korea Hanya takdir dan waktu yang akan menjawab arah hubungan mereka. a Kang...