Di tengah bunyi musik yang memekakan telinga, di salah satu bar ternama kota new york,terlihat orang berlomba-lomba mengijak dance floor, bergoyang mengikuti irama musik yang menurut mereka puncak kebahagiaan dan kenikmatan hidup, sehingga sayang untuk disia-siakan, mereka bergoyang seolah memperlihatkan bahwa mereka sangat bahagia, tanpa ada ganguan dan bebas tanpa harus memikirkan apapun, dunia seolah berda dalam kendali mereka namun sebenarya, tanpa disadari itu hanya merupakan wujud dari pelarian akan rasa frustasi dan stres.
Seperti seorang pria yang hanya duduk dengan tampang stres dan frustasi yang secara terang-teranagan di tunjukanya, seolah bunyi bising di sekitarnya tidak dipedulikan malah dia terus mengumpat sambil mendengus, sesekali hembusan nafas kasar terdengar.
Hingga seorang di sekitarnya menyadari hal tersebut,
"Ada apa dengan mu dude, kau tidak terlihat seperti seorang fernandez yang ku kenal ?" Ucap salah satu pria berambut pirang yang sedari tadi duduk dan memperhatikan sahabatnya yang terlihat begitu berbeda hari ini"Aku baik-baik saja" ucap Kalvari sambil mengalihkan perhatianya yang sedari tadi mengarah ke lantai dansa beralih ke arah pria pirang di sampingnya.
Ya pria itu adalah Kalvari William Fernando."Ohh ayolah dude aku sudah mengenalmu sejak dulu dan seorang Fernando yang ku kenal tidak pernah menampakan wajah mengerikan seperti itu. Kalvari yang ku kenal, jika sedang berada di bar dia tidak pernah bisa duduk diam, dan sekarng kau bahkan sudah menolak 3 wanita yang mendekati mu, belum lagi wajah mu, oh damn kau terlihat seperti orang yang baru saja mendapat musibah besar."
Memang dia sedang mendapat bencana besar saat ini, dimana hal yang selama ini sangat dihindari olehnya bahkan tidak pernah terpikirkan olehnya malah saat ini dipaksakan untuk dilakukan dan dia tidak bisa unuk tidak memikirkanya di saat, ibunya lah yang memenangakan perdebatan mereka tadi malam.
Dia tidak habis pikir ibunya kali ini tidak main-main dalam menuntutnya biasanya, ibunya hanya bertanya dan setelah mendapat jawaban darinya hanya diam dan tidak berkomentar tapi entah kenapa akir-akir ini ibunya benar-benar keras kepala dan sangat menuntut dan berakhir dengan ingin menjodohkanya
Shit, damn, fuck brengsek, bangsat. umpatan-umpatan itu tidak pernah berhenti dari mulutnya entah sudah berapakali ia ucapkan.
Sebiknya dia menceritakan ini pada teman-teman nya sebelum ia menjadi gila memikirkan hal mengerikan ini, siapa tahu mereka punya solusi terbaik untuknya."Oke ini terdengar gila,..... Mom mau mejodohkan ku, bahkan kata itu terdengar seperti kutukan di telinga ku, mom benar-benar sudah tidak waras" geramnya dengan rahang yang sudah mengetat menahan luapan emosi dalam dirinya
"Seriously, haa haa haa itu gila man haa haa haa " bukanya memberi tatapan prihatin pada sahabatnya atau sekedar kata-kata hiburan untuknya pria berambut pirang tersebut malah menertawakannya.
Shit umpatnya dalam hati."Bagaimana bisa seorang penjahat kelamin sepertimu berakhir dengan perjodohan, itu terdengar ironis bukan?" ucap seorang yang sedari tadi hanya duduk diam dan mrmperhatikan kedua sahabatnya
"Apa kau menerima perjodohan itu?" Tanya pria pirang itu lagi karna dia yakin jawabanya adalah ya jika ini sudah menyangkut ibunya.
Mendengar pertanyaan itu membuat nya ingin berteriak sekarang, dan memaki dirinya sendiri yang dengan pasrah mengiyakan keinginan ibunya
"Kau gila, tentu saja aku menolak, tapi tidak semudah itu menolak permintaan ibuku, disaat dia malah menampakan wajah menyebalkan adalanya, yang berujung dengan acaman dad, yang akan menimbulkan masalah lainya yang lebih besar dalam hidup ku, jadi dengan sangat terpaksa aku menerima perjodohan ini, tapi dengan syarat, jika aku cocok denganya aku terima, jika tidak aku tolak, semua tergantung pada ku, dan semoga saja wanita itu mau bekerja sama membuat perjodohan ini dibatalkan" terangnya panjang lebar
KAMU SEDANG MEMBACA
Dark Shadows
RomanceMiquela gadis yang selama hidupnya hanya dianggap bayangan oleh keluarganya. Gadis dingin yang tak memiliki emosi, prasaan,dan cinta. Dia bukan trauma karna sesuatu yang menimpanya shingga dia tak mengenal hal yang menurut kebanyakan orang wujud...