20

1.3K 73 6
                                    

Hal pertama yang dilihat Miquela saat membuka mata adalah sebuah lengan kekar yang memeluknya erat, sampai membuatnya sesak, shit apa yang terjadi?
Maka kembali sudah kejadian kemarin malam dalam ingatannya, Kalvari yang membuatkanya makanan, dia yang kembali mengingat kenangan manis dan berujung pada mengikuti keinginan gila Kalvari untuk menemaninya tidur. Hanya tidur tanpa melakukan apapun, dan dengan bodohnya dia mengiakan keinginan Kalvari.

Berhasil melepaskan pelukan itu, Miquela tanpa mau repot-tepot menatap wajah Kalvari, dan pria ini pun sepertinya tidak terusik dengan gerakanya, turun dari tempat tidur, keluar dari kamar terkutuk itu berjalan menuju kamarnya dengan tatapan kosong.

Tidak, apa yang sudah terjadi, jangan, bodoh apa sudah kau lakuakan, tidak, jangan, bodoh
Kata-kata itu berputar bagai mantra dalam kepalanya sampai masuk kedalam kamar mandi pun kata-kata itu masih berputar. Menatap wajahnya di cermin
"Apa yang sudah kau lakukan brengsek, tidak tahu malu sekali dirumu" ujarnya dengan suara rendah sambil menujuk wajahnya di cermin
"Cih berani-beraninya kau merasakan perasaan hina itu, siapa yang mengajarkan mu sialan?!" masih dengan tatapan menusuk ke pantulan wajahnya pada cermin.

"Kau pikir perlakuannya pada mu itu menandakan bahwa kau diterima disini?"

"Haaaa, haaaa, hhaaaa,.....hiks...hiks" tertawa dengan suara rendah, lalu tetisak dengan pilu, orang yang mendengarnya pasti merinding

"Hey jalang kau hanya mainan untuknya, apa kau lupa, kau hanya budak untuk nya, lalu apa tadi nyaman sekaliya kau tidur disampingnya!..."

"Jawab aku sialan!" kali ini dia berteriak

"Hentikan itu atau aku akan benar-benar melenyapkan mu, tidak....tidak kau harus diberi pelajaran"

Menarik napas panjang dan hal selanjutnya yang dia lakukan adalah menampar dirinya sendiri, seperti orang kesetanan manampar pipinya sendiri dengan keras terus menampar pipi kiri dan kanan sampai sudut bibirnya mengeluarkan darah. Rasakan itu sialan
kemarahan, frustasi, dan takut jelas terpancar dari wajahnya seperti melepas sesak dalam dadanya, mencoba menolak semua perasaan ini, prasaan asing yang belum pernah dirasakannya, dia baru sadar kemarin adalah hari dimana dia merasakan hal aneh dalam dirinya, dengan tidak tahu malunya dia bisa tersenyum saat Lyla berkata mendukungnya, berani tidur dengan nyamannya saat pria brengsek itu memeluknya, dan membiarkan orang lain melayaninya, mengikuti keinginannya,bahkan sampai tertidur disamping pria itu dengan begitu nyaman. Shit bahkan kata itu begitu asing baginya

"Jangan coba-coba lagi mengulangi hal itu karena berani sekali saja kau merasa hal bodoh itu kau akan terjerat selamanya disana dan disaat kau ditendeng atau tidak di terima lagi maka kau akan benar-benar hancur, bahkan aku sendiri pun sudah tidak mau lagi membangkitkan mu, perlu kau tahu aku juga sudah sekarat  saat ini, itu kenapa aku keras pada mu, jadi ingatlah ini baik-baik"
Miquela membangun benteng pertahanan dirinya, kembali memasang topeng di wajahnya lalu keluar dari kamar mandi. Memulai hal baru, dengan berperan layaknya bayangan.

Drrrt....ddrrrrt
HP Miquela berdering tepat ketika keluar dari kamar mandi
Nama Navas tertera dilayar kacanya,
"Hmm"

"Miquela, maaf menelpon mu pagi-pagi"

"Ada apa katakan?"

"Ini mengenai bengkel, semua suku cadang habis, bengkel sudah tidak beroperasi seminggu ini, kau tahu sendiri peralatan bengkel juga hilang kan, para pelanggan pulang dengan kecewa, bagaimana ini apa yang harus kita lakukan?"

"Kenapa kau baru menghubungiku sekarang?"

"Kau baru saja celaka dan kami tidak mau membebanimu, tapi melihat bagaimana tampang para pelanggan kami tidak bisa tinggal diam"

Dark ShadowsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang