Bagian 5

565 38 1
                                    

Setelah melalui tiga hari yang melelahkan, akhirnya tibalah saat terakhir ospek. Pagi ini aku begitu merasa sagat bersemangat mengingat inilah hari terakhir aku menjadi budak para kakak tingkat. Aku dan Ghifari berangkat sejak pukul lima subuh tadi. Anehnya hari ini ia tidak menurunkan ku di tengah jalan seperti tiga hari kebelakang. Ia menyuruhku untuk turun bersamanya di parkiran mobil. Katanya sih ini sebagai bonus di hari akhir.

Ketika turun dari mobilnya, jujur aku jadi malu. Pasalnya banyak sekali panitia ospek yang melihat kami berdua. Apalagi kakak-kakak tingkat yang bertugas sebagai Komdis. Mereka menatapku dengan tatapan so galaknya yang aku benci.

"Hari ini cuma ada sedikit pematerian dan ada penampilan Unit Kegiatan Mahasiswa. So, enjoy your day" kata Ghifari sambil berlalu tanpa melihatku. Cuek, tapi membuat hatiku bergetar.

Pagi ini kembali diawali dengan apel. Seperti biasa, salah seorang kakak tingkat berdiri di depan dan menyampaikan orasinya. Setelah itu kami berkumpul perkelompok untuk megumpulkan tugas kami seperti mengumpulkan buku layak baca, sepatu bekas, dan lain sebagainya untuk disumbangkan kepada orang-orang yang membutuhkan. Lalu kami berjalan kembali secara beriringan menuju gymnasium kampus. Pematerian terasa begitu cepat hari ini. Hanya ada satu saja dan tidak membosankan. Setelah itu ada perkenalan seluruh divisi acara ospek. Aku melihat Ghifari memimpin para komdis yang kali ini terlihat cerah dan senyum bahagia. Agam juga, ia memimpin divisi medis dan memperkenalkan anggotanya yang sangat banyak sekali. Setelah itu dimulailah pengenalan unit kegiatan mahasiswa.

Selama penampilan itu, para panitia diperbolehkan duduk bersama seluruh mahasiswa baru. Untuk berbaur menjadi satu sebagai pertanda bahwa masa ospek sudah selesai dan tidak ada lagi aktivitas yang bersangkutan dengan ospek. Sudah kuduga Agam pasti akan mencariku dan dia berhasil. Ia lalu duduk di sampingku sambil berceloteh banyak hal. Ia menawarkan bola-bola cokelat kepadaku yang kuterima dengan senang hati mengingat aku memang penggemar berat cokelat.

"Gimana? Lo seneng gak selama tiga hari ospek kemarin?" tanya Agam kepadaku.

"Ya gitu deh, ada senengnya ada keselnya juga"

"Keselnya pasti gara-gara Ghifari yang sering ngerjain lo ya?"

"Enggak cuma itu sih, banyak juga hal lainnya yang bikirn Arno kesel kak"

"Ya udah, sekarang nikmati aja tampilan dari UKM sampai akhir nanti. Lo mau ikut UKM apa nih?"

"Gak tau, Arno males ikut begituan" kataku sambil tertawa.

"Huu dasar pemalas" Agam mengacak rambutku.

Orang-orang yang ada di sekeliling aku dan dia beberapa ada yang memperhatikan. Ada juga yang tidak perduli dan jujur aku merasa malu dengan orang-orang yang melihatku tadi. Agam memang berlebihan menunjukkan sifat bromance nya. Tapi aku senang sih, dia tampan. Kami menikmati semua tampilan yang disuguhkan. Aku terhibur sekali dengan semua acara hari ini. Ketika menonton, Agam jadi tidak banyak bicara. Ia seperti mengerti bahwa aku juga ingin menikmatinya tanpa ada gangguan sedikitpun. Setelah acara tampilan UKM selesai, semua mahasiswa baru digiring ke lapangan parkir depan Gymnasium untuk melihat expo UKM. Saat menuruni tangga, aku berdesakan dengan lainnya. Kadang-kadang ada yang mendorong diriku dari belakang. Atau aku yang menginjak kaki mahasiswa lain secara tidak sengaja.

Melihat situasi seperti ini aku jadi teringat jika mengantar ibu belanja di pasar. Berdesak-desakan dengan yang lain. Kadang juga jika suasananya seperti ini, selalu ada orang yang mengambil kesempatan dalam kesempitan. Seperti memegang bagian intim orang lain ataupun mencuri barang yang ada di saku orang lain. Tapi aku berpikir, dalam acara seperti ini tidak mungkin akan terjadi hal seperti itu.

Bunga CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang